Kendati Siapkan Investasi, Toyota Masih Skeptis terhadap Pasar Mobil Listrik

Selasa, 14 Desember 2021 | 19:16 WIB
Kendati Siapkan Investasi, Toyota Masih Skeptis terhadap Pasar Mobil Listrik
[ILUSTRASI. Logo Toyota terpajang pada 89th Geneva International Motor Show di Jenewa, Swiss, 5 Maret 2019. REUTERS/Pierre Albouy]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Toyota Motor Corp pada Selasa (14/12) mengumumkan komitmen pengucuran dana hingga 8 triliun yen, atau lebih dari Rp 1.008 triliun, untuk mengembangkan mobil listrik hingga tahun 2030. Separuh dari investasi itu dialokasikan untuk mengembangkan sekelompok model battery electric vehicle (BEV).

Komitmen ini menandakan keinginan Toyota untuk masuk ke segmen pasar otomotif bebas emisi yang berkembang pesat belakangan ini. Sebagai produsen mobil terbesar di dunia, Toyota memang relatif terlambat mengantisipasi pasar mobil yang sepenuhnya digerakan tenaga listrik.

Pada saat mengumumkan komitmen tersebut, Toyota memperkirakan penjualan BEV produksinya bergerak di kisaran 3,5 juta unit pada akhir dekade ini. Angka itu sekitar sepertiga dari total penjualan mobil Toyota di dunia saat ini.

Prediksi itu lebih kecil daripada proyeksi yang dibuat pesaingnya, yaitu Volkswagen. Produsen otomotif terbesar di Eropa itu memperkirakan bahwa setengah dari penjualan kendaraan globalnya akan menjadi mobil bertenaga baterai pada tanggal tersebut.

Baca Juga: Ada wacana insentif PPnBM 100% permanen di 2022, ini kata Gaikindo  

Produsen otomotif tradisional, seperti Toyota dan Volkswagen, mulai tancap gas mengejar Tesla Inc. Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) itu telah menjadi pembuat mobil paling berharga tahun ini. Nilai kapitalisasi pasar Tesla melampaui US$ 1 triliun pada bulan Oktober, melampaui market cap gabungan dari Toyota, VW, Daimler AG, Ford Motor dan General Motors Co.

Berbicara pada konferensi pers di Tokyo yang menampilkan lebih dari selusin model BEV yang direncanakan, CEO Toyota Akio Toyoda mengatakan perusahaannya masih menggulirkan strategi pengurangan di berbagai lini, seperti mobil hibrida dan kendaraan bertenaga hidrogen.

“Kami ingin memberikan pilihan kepada semua orang, daripada menentukan di mana atau apa yang akan menjadi fokus kami. Kami akan menunggu sedikit lebih lama sampai kami benar-benar memahami ke mana pasar bergerak,” kata Toyoda.

Dalam rencana terbarunya, Toyota meningkatkan jumlah BEV yang direncanakan diperkenalkan hingga tahun 2030 menjadi 30 model, dari semula 15 model pada tahun 2025.

Produsen mobil Jepang itu pada Selasa juga mengumumkan rencana untuk menginvestasikan 2 triliun yen (Rp 252,11 triliun) dalam produksi baterai pada tahun 2030. naik dari rencana yang diumumkan sebelumnya, yaitu 1,5 triliun yen (Rp 189,08 triliun).

Investasi itu termasuk US$ 1,29 miliar (Rp 18,4 triliun lebih) untuk pabrik baterai baru di North Carolina yang akan mulai berproduksi pada 2025.

Saat ini, kontribusi segmen EV terhadap total pasar otomotif dunia memang masih mini. Namun angka pertumbuhan penjualan EV sangat tinggi, yang terlihat dari jumlah registrasi mobil listrik baru yang naik 41% pada tahun 2020. Padahal di periode itu, total pasar otomotif dunia mengalami kontraksi hingga seperenam.

 Baca Juga: Ford targetkan produksi mustang listrik berlipat ganda di 2023

Pada bulan November, Toyota menolak untuk bergabung dengan enam produsen otomotif dunia, seperti GM dan Ford, yang berkomitmen untuk menghapus mobil bahan bakar fosil pada tahun 2040. Toyota menyatakan bahwa tidak semua pasar di dunia akan siap untuk beralih ke mobil bebas emisi pada saat itu.

Selain mobil listrik, Toyota juga mengembangkan mesin pembakaran internal yang menggunakan bahan bakar hidrogen. Toyoda mengatakan teknologi itu dapat membantu menyelamatkan sebagian dari 5,5 juta pekerjaan di sektor otomotif Jepang, karena memungkinkan produsen mobil mempertahankan rantai pasokannya. Situasi yang berbeda terjadi jika produsen otomotif langsung beralih total ke mobil listrik.

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025
| Minggu, 14 Desember 2025 | 17:29 WIB

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025

Analis menyebut bahwa KLBF turut memiliki peluang rebound sebab sisi kinerja keuangan, pertumbuhan operating income dan net income masih positif.

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

INDEKS BERITA

Terpopuler