Kepala BP Taskin: Pengentasan Kemiskinan Dibangun di Atas Dua Agenda

Minggu, 03 Agustus 2025 | 03:15 WIB
Kepala BP Taskin: Pengentasan Kemiskinan Dibangun di Atas Dua Agenda
[ILUSTRASI. Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko memimpin rapat koordinasi di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (6/12/2024).]
Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Saat angka kemiskinan nasional terus turun menjadi 8,47%, angka kemiskinan perkotaan justru sebaliknya, mengalami kenaikan.

Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko mengatakan, penurunan angka kemiskinan menunjukkan hasil kerja dari semua pihak.

Penurunan ini juga disebabkan kondisi ekonomi yang membaik, penyaluran bantuan sosial yang tepat sasaran, dan transformasi perlindungan sosial.

Lalu, seperti apa upaya pemerintah mengatasi angka kemiskinan ke depan? Budiman membeberkannya kepada Jurnalis KONTAN Lidya Yuniartha Panjaitan, Kamis (31/7).

Berikut nukilannya:

KONTAN: Selama ini, apa upaya pemerintah untuk menekan angka kemiskinan?

BUDIMAN: Upaya pemerintah untuk menekan angka kemiskinan mencakup berbagai pendekatan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi. Mulai dari bantuan langsung, pemberdayaan ekonomi, pembangunan infrastruktur dasar, hingga reformasi kebijakan sosial.

Ke depan, program-program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis, pemeriksaan kesehatan gratis, sekolah rakyat, dan Koperasi Desa Merah Putih juga berpotensi menjadi game changer di dalam agenda pengentasan kemiskinan, yang diharapkan bisa lebih progresif dan berkelanjutan.

Baca Juga: Angka Kemiskinan Aktual Bisa Jauh Lebih Besar

KONTAN: Lalu, apa rencana pemerintah menurunkan angka kemiskinan ke depan?

BUDIMAN: Ini mengacu pada Rencana Induk Pengentasan Kemiskinan BP Taskin tahun 2025-2029. Rencana induk ini sudah merumuskan pendekatan strategis bagi pengentasan kemiskinan yang dibangun di atas dua agenda utama, yaitu pengurangan beban pengeluaran rumah tangga miskin dan peningkatan pendapatan melalui ekosistem industri inklusif.

Kedua agenda ini melengkapi dalam mendorong transformasi struktural yang menyeluruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat miskin.

Pertama, tujuan pengurangan beban pengeluaran rumahtangga miskin adalah mengurangi tekanan ekonomi yang dihadapi rumahtangga miskin lewat program jaminan dan perlindungan sosial tepat sasaran, tepat waktu, dan terintegrasi.

Kedua, meningkatkan pendapatan melalui ekosistem industri inklusif, dengan tujuan utama mendorong keterlibatan masyarakat miskin secara aktif dalam kegiatan ekonomi produktif melalui pembentukan ekosistem industrialisasi yang inklusif.

Sektor prioritas industrialisasi inklusif yang akan dibangun ekosistemnya, yakni sektor pangan, energi baru dan terbarukan, industri kreatif, digital, kesehatan, pendidikan, transportasi, industri pengolahan, serta perumahan.

Kami akan melakukan pendekatan rantai pasok setengah terbuka, di mana BP Taskin menerapkan pendekatan rantai pasok ini melalui sistem produksi dan distribusi yang melibatkan orang miskin di setiap mata rantai pasok tersebut.

Baca Juga: Si Miskin Berkurang, Tapi Kualitas Hidup Tak Naik

KONTAN: Adakah target penurunan angka kemiskinan yang disasar BP Taskin?

BUDIMAN: Kami memiliki mandat untuk menyelaraskan dan mempercepat pencapaian target-target RPJMN, terutama menurunkan angka kemiskinan dari 9,03% di Maret 2024 hingga ke angka 4,5%–5% pada 2029.

Penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2026, serta implementasi program perlindungan sosial yang adaptif dan inklusif dan melakukan pemberdayaan masyarakat miskin, agar naik kelas secara ekonomi.

Dengan struktur kebijakan dan monitoring lintas kementerian serta data yang ada, BP Taskin memposisikan diri sebagai instrumen yang bertugas memastikan target RPJMN tadi bisa tercapai sesuai dengan target waktu yang telah dirancang pemerintah pusat.

KONTAN: Berapa anggaran pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan?

BUDIMAN: Pemerintah sudah menetapkan alokasi Rp 504,7 triliun untuk perlindungan sosial di RAPBN 2025, di mana ini meningkat sekitar 1,6% dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, pagu anggaran ini berada pada rentang Rp 496,9 triliun hingga Rp 513 triliun.

Dari total itu, Rp 78 triliun dialokasikan khusus Kementerian Sosial untuk program perlindungan sosial dan dukungan manajemen langsung untuk pelaksanaan berbagai bansos.

Baca Juga: Batas Kemiskinan Global Seret Jumlah Warga Miskin

KONTAN: Apa, sih, tantangan terbesar dalam menurunkan angka kemiskinan?

BUDIMAN: Bagi kami, tantangan terbesar dalam menurunkan angka kemiskinan di Indonesia adalah bersifat multidimensi. Mencakup aspek struktural, aspek teknis, dan aspek sosial budaya.

Beberapa faktor penyebabnya, pertama, adanya kesenjangan akses dan ketimpangan wilayah. Kedua, data penerima manfaat yang belum akurat. Ketiga, pertumbuhan ekonomi kita belum inklusif.

Keempat, adanya produktivitas dan keterampilan tenaga kerja yang rendah. Kelima, ada kesenjangan transformasi digital. Lalu, terjadi ketergantungan pada bantuan sosial.

Selanjutnya, belum ada dukungan kuat untuk melakukan graduasi secara mandiri seperti pelatihan kerja, kewirausahaan produktif, atau pemberdayaan ekonomi jangka panjang. Dan kita juga masih menghadapi ketidakpastian global dan krisis.

Tantangan yang lain adalah sinergi antar kementerian lembaga dan pemda masih menjadi pekerjaan rumah besar. 

Selanjutnya: Ada Rojali dan Rohana di Balik Kemiskinan Perkotaan

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Bisnis Studio Estetik Beromzet Fantastik
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 05:35 WIB

Bisnis Studio Estetik Beromzet Fantastik

Kebutuhan promosi konten di sosial media makin berkembang. Usaha studio pun jadi peluang menjanjikan. Seperti apa bisnisnya?

 
Nasib LCGC Saat Mobil Listrik Murah Makin Bergairah
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 05:10 WIB

Nasib LCGC Saat Mobil Listrik Murah Makin Bergairah

Kehadiran BYD Atto 1 bukan hanya menggoyang pasar mobil listrik, tetapi juga mengancam eksistensi pasar mobil low cost green car (LCGC).

 
Ada Unsur Spekulasi, BEI Suspensi Dua Emiten Ini
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 04:50 WIB

Ada Unsur Spekulasi, BEI Suspensi Dua Emiten Ini

Pergerakan harga BUVA seperti tengah mengejar ketertinggalan kenaikan, dengan memanfaatkan sentimen dari aksi beli Hapsoro.

Daya Beli Masyarakat Lesu dan Ekonomi Buruk Bikin Sido Muncul (SIDO) Masuk Angin
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 04:45 WIB

Daya Beli Masyarakat Lesu dan Ekonomi Buruk Bikin Sido Muncul (SIDO) Masuk Angin

Penurunan tersebut dikarenakan pelemahan konsumsi rumah tangga serta kondisi makroekonomi yang kurang baik selama semester pertama 2025,

Siap-Siap, BEI Akan Buka Kode Domisili Investor Bulan Depan
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 04:41 WIB

Siap-Siap, BEI Akan Buka Kode Domisili Investor Bulan Depan

Pembukaan kode domisili investor merupakan bagian dari peningkatan likuiditas pasar. Kode domisili investor akan dilakukan secara tidak real time

Kinerja Emiten Mengecewakan dan Duit Asing Hengkang Bikin IHSG Jeblok
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 04:19 WIB

Kinerja Emiten Mengecewakan dan Duit Asing Hengkang Bikin IHSG Jeblok

Rilis kinerja keuangan semester I-2025 dari sejumlah emiten, khususnya sektor keuangan dan saham-saham bluechip, juga turut memengaruhi pasar

HM Sampoerna (HMSP) Pacu Kinerja Tetap Mengepul
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 04:15 WIB

HM Sampoerna (HMSP) Pacu Kinerja Tetap Mengepul

Volume penjualan HMSP turun sebesar 1,5% menjadi 39,3 miliar batang. Ini merupakan cerminan dari tren downtrading.

Steel Pipe Industry (ISSP) Siapkan Strategi Dongkrak Kinerja
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 04:00 WIB

Steel Pipe Industry (ISSP) Siapkan Strategi Dongkrak Kinerja

ISSP bisa terus menjaga profitabilitas melalui efisiensi biaya dan pengelolaan product mix yang efektif.

Bos INTP Memilih Instrumen Berisiko Rendah dalam Berinvestasi
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 03:45 WIB

Bos INTP Memilih Instrumen Berisiko Rendah dalam Berinvestasi

Bagi Christian Kartawijaya, berinvestasi adalah cara lain bagi dirinya untuk menabung dalam mempersiapkan diri di masa mendatang.

Sistem Pembayaran Era Baru Stablecoin
| Minggu, 03 Agustus 2025 | 03:30 WIB

Sistem Pembayaran Era Baru Stablecoin

Walau diregulasi baik, stablecoin tetap membawa potensi disrupsi terhadap sistem keuangan tradisional.

INDEKS BERITA

Terpopuler