Kepemilikan Asing di SBN Cuma Naik Rp 8,6 Triliun di Awal Tahun

Jumat, 25 Januari 2019 | 08:02 WIB
Kepemilikan Asing di SBN Cuma Naik Rp 8,6 Triliun di Awal Tahun
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus dana asing yang masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) masih minim. Para analis memperkirakan, penguatan nilai tukar rupiah yang masih didominasi faktor eksternal membuat investor asing menahan diri.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Rabu (23/1), kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 901,91 triliun. Nilai ini bertambah Rp 8,66 triliun sejak akhir tahun lalu, yang sebesar Rp 893,25 triliun.

Tetapi pertumbuhan ini masih jauh jika dibandingkan dengan dana asing yang masuk pada periode yang sama di 2018. Pada periode tersebut, kepemilikan asing tumbuh Rp 44,05 triliun.

"Angka Rp 8 triliun relatif kecil dibandingkan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Di mana rata-rata sudah di atas Rp 10 triliun," kata Ifan Mohamad Ihsan, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Kamis (24/1).

Arus dana asing yang masuk di awal tahun ini juga kecil ketimbang penerbitan surat utang negara (SUN) di awal tahun yang mencapai Rp 73,30 triliun. Ifan pun mencatat, pertumbuhan harian kepemilikan asing di SBN terdapat net sell di pasar sekunder.

Faktor utama yang menghambat pertumbuhan kepemilikan asing adalah risiko ekonomi global. Ini semakin terlihat setelah International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun ini menjadi 3,5%.

Dollar loyoSelain itu, perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang masih berlangsung menghantui investor global. Polemik government shutdown di AS, Brexit dan pertumbuhan ekonomi China, juga membuat investor asing wait and see untuk masuk ke pasar emerging market.

I Made Adi Saputra, analis Fixed Income MNC Sekuritas, menambahkan, arus asing memang lebih banyak masuk ke pasar saham. Sementara di pasar obligasi masih mini.

Penyebab lain juga datang dari penguatan nilai tukar rupiah yang dominan dipengaruhi oleh pelemahan dollar AS. "Saat ini rupiah otomatis menguat karena kondisi di AS melemah, artinya rupiah masih rentan, karena jika dollar AS menguat, rupiah terkena dampaknya," ujar Made.

Memang dari dalam negeri belum ada sentimen yang cukup signifikan untuk menarik asing masuk. Lihat saja, neraca dagang 2018 mencatat defisit US$ 8,57 miliar.

Nilai tersebut merupakan defisit terbesar sejak tahun 2013. "Kalau rupiah melemah akan berdampak pula pada aktivitas investor asing dalam menempatkan dana di SBN," terang Made.​

Bagikan

Berita Terbaru

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)
| Senin, 08 Desember 2025 | 09:32 WIB

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)

Di luar harga komoditas, faktor struktural lain bakal memengaruhi prospek PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS).

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:57 WIB

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026

Strategi rejuvenasi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) meliputi revamp flagship store dan gerai Neka.

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:30 WIB

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar

Mayoritas analis berdasarkan konsensus Bloomberg masih memandang bullish saham PT Telkom Indonesia Tbk.

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:07 WIB

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar mencermati rilis sejumlah data ekonomi domestik pekan ini. Mulai  penjualan sepeda motor, IKK serta data penjualan ritel bulan Oktober. 

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:45 WIB

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026

Kenaikan kinerja seiring permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat dan pertumbuhan kuat dari segmen pasien pribadi.

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed

Rupiah pada awal pekan ini akan dipengaruhi sentimen pasar yang mulai fokus ke keputusan FOMC pada 9-10 Desember 2025. 

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:25 WIB

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berpotensi di bawah 5%                                 

Tata Kelola BPD Dipertanyakan
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Tata Kelola BPD Dipertanyakan

Terbaru, terjadi kasus tindak pidana perbankan di Bank kaltimtara yang melibatkan pimpinan kantor cabang dan kantor wilayah bank ​

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang

Kinerja pembiayaan bank-bank kecil di jajaran kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 semakin melempem.​

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:15 WIB

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed

Belakangan ini, harga logam mulia bergerak variatif, Harga emas terkoreksi tipis, sementara perak justru mencatat penguatan cukup tinggi. 

INDEKS BERITA

Terpopuler