Kerugian Akibat Archegos Cemari Pertumbuhan Kinerja Morgan Stanley

Sabtu, 17 April 2021 | 17:57 WIB
Kerugian Akibat Archegos Cemari Pertumbuhan Kinerja Morgan Stanley
[ILUSTRASI. Logo Morgan Stanley terpampang di papan perdagangan bursa efek New York (NYSE) New York, AS, 19 April 2017. REUTERS/Brendan McDermid]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Morgan Stanley kehilangan hampir US$ 1 miliar, akibat kejatuhan pengelola dana Archegos Capital Management. Kerugian itu mencemari pertumbuhan laba kuartal pertamanya yang mencapai 150%. Dalam pernyataan tertulis pada Jumat (16/4), bank itu menyatakan pertumbuhan laba disebabkan oleh maraknya perdagangan dan kesepakatan yang terjadi di bursa saham.

Morgan Stanley termasuk di antara bank yang memiliki eksposur ke Archegos, yang gagal membayar margin call, akhir bulan lalu. Kegagalan itu berujung ke serangkaian aksi jual saham di Wall Street.

Morgan Stanley menderita kerugian hingga US$ 644 juta akibat penjualan saham yang terkait dengan posisi Archegos. Kerugian itu bertambah US$ 267 juta yang berasal dari upaya Morgan Stanley untuk mengurangi posisi mereka.

"Saya menganggap keputusan itu perlu dan uang dibelanjakan dengan baik," kata Kepala Eksekutif Morgan Stanley James Gorman dalam pembicaraan melalui telepon dengan para analis. Bank tidak langsung mengungkapkan kerugian akibat Archegos dengan alasan kerugian itu tidak material dalam konteks kinerja secara keseluruhan, tambah Gorman.

Baca Juga: Merugi lebih dari US$ 1 miliar, Credit Suisse rombak jajaran eksekutif perusahaan

Morgan Stanley tidak sendirian menanggung kerugian akibat menjadi pialang bagi Archegos, pengelola dana berstatus family office itu. Credit Suisse Group AG dari Swiss dan Nomura Holdings Inc asal Jepang menanggung kerugian lebih besar, masing-masing kehilangan US$ 4,7 miliar dan US$ 2 miliar.

Goldman Sachs Group Inc., Deutsche Bank dan Wells Fargo & Co. juga menangani posisi Archegos. Namun mereka disebut-sebut Reuters dan outlet media lain mampu menutup posisi, tanpa menderita kerugian.

Morgan Stanley tidak menyadari Archegos memiliki posisi yang sama dan terkonsentrasi di beberapa bank di Wall Street, tutur Chief Financial Officer Jonathan Pruzan kepada Reuters. Jadi, Morgan Stanley hanya mengenakan persyaratan agunan yang mencerminkan risiko khusus Archegos di Morgan Stanley, bukan risiko di seluruh portofolio family office itu.

Agar tidak terpeleset di masalah serupa, Morgan Stanley telah meninjau bisnis pialang utamanya. Namun tidak ada ancaman serupa, kata Pruzan. Bank melihat secara lebih luas metodenya untuk pengujian stres, dan akan mengkalibrasi ulang posisi dengan klien jika diperlukan.

"Kami tidak pernah senang saat kami mengalami kerugian," katanya. "Tapi itu sudah terjadi, dan kami akan belajar dari pengalaman itu."

Kejatuhan Archegos diperkirakan akan memiliki imbas ke regulasi. Pihak regulator maupun anggota senat di komisi perbankan menggelar penyelidikan untuk mengetahui mengapa beberapa bank begitu terpapar pada satu klien.

Dalam pertemuan virtual dengan analis, Gorman kadang-kadang memperlihatkan ekspresi jengkel saat menghadapi pertanyaan berulang dari analis tentang Archegos. Kerugian akibat Archegos seakan menutup keberhasilan Morgan Stanley mencetak lonjakan laba di kuartal pertama tahun ini. Bahkan, lebih tinggi daripada ekspektasi pasar.

Lonjakan perdagangan ekuitas, yang mayoritas didorong oleh hiruk pikuk perdagangan saham "meme" seperti GameStop Corp., mengangkat pendapatan Morgan Stanley di bisnis sekuritas institusional hingga 66%.

Tidak seperti pesaing mereka, yaitu JPMorgan Chase & Co dan Bank of America, Morgan Stanley, seperti halnya Goldman Sachs, tidak memiliki bisnis kredit konsumen yang besar. Di masa pandemi, kondisi itu justru menguntungkan Morgan Stanley karena bank itu bisa lebih  fokus ke investasi. perbankan dan perdagangan.

Baca Juga: Lima Tren Ini yang Menjadi Fokus Investor Wall Street di Kuartal Kedua

Pendapatan bersih di kuartal pertama tahun ini melonjak 61% menjadi US$ 15,72 miliar. Laba Morgan Stanley naik menjadi US$ 3,98 miliar, atau US$ 2,19 per saham, pada kuartal yang berakhir pada 31 Maret, dari US$ 1,59 miliar, atau US$ 1,01 per saham, setahun yang lalu. Mengutip data Refinitiv, konsesus proyeksi laba per saham versi analis adalah US$ 1,70 per saham.

Seperti saingan yang lebih besar, Goldman Sachs, Morgan Stanley diuntungkan dari ledakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari maraknya kesepakatan yang dilakukan oleh perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC).

Biaya perbankan investasi global mencapai rekor sepanjang masa sebesar US$ 39,4 miliar selama kuartal pertama, menurut data dari Refinitiv.

Morgan Stanley juga mengantongi bayaran yang lumayan dari jasanya dalam serangkaian merger dan pencatatan saham perdana perusahaan-perusahaan terkenal, termasuk Affirm Holdings dan AppLovin Corp. Pendapatan bank investasinya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US$ 2,6 miliar.

Selanjutnya: BI: Instrumen Repo jadi solusi efektif dukung pendalaman pasar uang

 

Bagikan

Berita Terbaru

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:20 WIB

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF

Industri pembiayaan mengantisipasi tradisi kenaikan kredit macet yang biasanya terjadi pada momen liburan akhir tahun.

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:16 WIB

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak

Volume lalu lintas tercatat mencapai 2.033.534 kendaraan, tumbuh 7,42% dibandingkan kondisi normal yang berada pada angka 1.893.017 kendaraan.

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:13 WIB

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih

Melalui konsolidasi kebijakan, data dan program lintas kementerian, Kemenkop berharap koperasi kembali menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan

Dana Bencana Tak Ganggu Bujet MBG
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:10 WIB

Dana Bencana Tak Ganggu Bujet MBG

Tidak ada relokasi anggaran, termasuk memindahkan anggaran program makan bergizi gratis (MBG) untuk penanggulangan bencana.

UMP Naik, Upah Riil Pekerja Masih Tergerus
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:07 WIB

UMP Naik, Upah Riil Pekerja Masih Tergerus

Kontraksi upah riil menunjukkan fondasi perekonomian di dalam negeri masih rentan, sehingga daya beli buruh masih rendah

Beratnya Penugasan di Masa Jokowi Membayangi Arah Emiten BUMN di Tahun 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beratnya Penugasan di Masa Jokowi Membayangi Arah Emiten BUMN di Tahun 2026

Pasar masih trauma dengan beratnya penugasan emiten BUMN di masa Joko Widodo. Seperti proyek infrastruktur dan penugasan lain. 

ASDP Catat Pemanfaatan Kuota Ferry Masih Longgar
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:02 WIB

ASDP Catat Pemanfaatan Kuota Ferry Masih Longgar

Tingkat pemanfaatan kuota tiket lintasan Jawa–Sumatra dan Jawa–Bali hingga Hari Natal tercatat baru mencapai sekitar 31,83%

Pelita Air Mendatangkan Lagi Airbus A320
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:58 WIB

Pelita Air Mendatangkan Lagi Airbus A320

Kspansi armada ini sejalan dengan misi perusahaan untuk memperluas akses bagi masyarakat dalam menikmati pengalaman terbang yang aman,

APBN jadi Tumpuan yang Efektivitasnya Dipersoalkan
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:54 WIB

APBN jadi Tumpuan yang Efektivitasnya Dipersoalkan

Pengelolaan fiskal masih akan menghadapi ujian berat sehingga efektivitas APBN dalam menopang ekonomi kembali dipertanyakan

Phapros (PEHA) Garap Produk Terapi Khusus Pria Dewasa
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:52 WIB

Phapros (PEHA) Garap Produk Terapi Khusus Pria Dewasa

Berbeda dengan produk lain, PEHA meluncurkan sediaan dalam bentuk oral dissolving film (ODF) atau selaput tipis yang larut di mulut tanpa air.

INDEKS BERITA

Terpopuler