Ketidakpastian dari AS

Kamis, 24 Oktober 2024 | 06:33 WIB
Ketidakpastian dari AS
[ILUSTRASI. TAJUK - Khomarul Hidayat]
Khomarul Hidayat | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua pekan lagi, tepatnya pada 5 November 2024, pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) akan digelar. Hasil pemilu presiden AS ini dinanti-nanti dunia karena siapapun yang terpilih akan menentukan arah kebijakan ekonomi, perdagangan dan juga politik AS yang sudah pasti akan berdampak secara global.

Dua kandidat, Kamala Harris yang diusung Partai Demokrat dan Donald Trump yang dijagokan Partai Republik, bersaing sangat ketat. Hasil poling terakhir, Trump menipiskan ketertinggalan. Harris hanya unggul 1 poin persentase yakni 49% versus Trump 48%.

Bahkan, dalam perkiraan terbaru model statistik pemilihan presiden Amerika Serikat versi The Economist, menunjukkan untuk pertama kalinya sejak Agustus 2024, Donald Trump telah menyalip Kamala Harris. Trump memiliki peluang 54% untuk kembali ke Gedung Putih, naik enam poin persentase selama seminggu terakhir. Sementara Harris peluangnya cuma 45%.

Pasar juga mulai memperkirakan kemenangan Trump. Itu sebabnya, Indeks Dollar AS belakangan terus menguat yang membuat kurs rupiah tertekan. The Fed juga diekspektasikan akan mengurangi rencana pemotongan bunga karena kebijakan Trump yang berencana mengenakan tarif impor tinggi, sebuah tindakan yang dapat menaikkan inflasi dan suku bunga.

Dana Moneter Internasional (IMF) dalam outlook terbarunya yang dirilis, Selasa (22/10), meski tidak secara eksplisit menyebutkan efek pemilu AS, menyebutkan, ada risiko peningkatan proteksionisme, kebijakan proteksionis dan gangguan perdagangan yang dapat memengaruhi aktivitas global.

Janji Donald Trump yang akan mengenakan tarif 60% pada produk impor dari China dan bea masuk 10% atas barang impor dari seluruh dunia, kemungkinan akan mengerek inflasi lagi dan memaksa The Fed menaikkan suku bunga.

Dalam outlook terbaru, IMF memperkirakan, tarif dan ketidakpastian perdagangan di berbagai negara berisiko mengurangi tingkat output ekonomi global sekitar 0,5% pada tahun 2026.

Berbagai ramalan ketidakpastian global itu tentu akan menyulitkan juga bagi Indonesia. Terutama dalam upaya mendorong ekonomi bisa tumbuh lebih cepat dan keluar dari jebakan 5%. 

Pekerjaan rumah pemerintahan baru untuk mencari celah dan peluang sekaligus menyiapkan mitigasi risiko dari ketidakpastian global yang makin tinggi ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham UNTR Tengah Rebound, namun Potensi Kenaikan Lanjutannya Relatif Terbatas
| Jumat, 11 Juli 2025 | 07:38 WIB

Harga Saham UNTR Tengah Rebound, namun Potensi Kenaikan Lanjutannya Relatif Terbatas

Kinerja PT Pamapersada Nusantara serta pelemahan harga batubara global membatasi prospek PT United Tractors Tbk (UNTR).

Harga Saham JPFA Mendaki Kala Ramai Rekomendasi Beli, Institusi Juga Rajin Akumulasi
| Jumat, 11 Juli 2025 | 07:10 WIB

Harga Saham JPFA Mendaki Kala Ramai Rekomendasi Beli, Institusi Juga Rajin Akumulasi

Target harga rata-rata 12 bulan berdasar rekomendasi analis menunjukkan ada upside potential lebih dari 50%.

Anomali Saham IOTF, Naik Hampir 70% Usai Calon Pengendali Jual Sebagian Kepemilikan
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:48 WIB

Anomali Saham IOTF, Naik Hampir 70% Usai Calon Pengendali Jual Sebagian Kepemilikan

Ketika PT Gaia Artha Dinamic melakukan akumulasi, harga saham PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) justru melorot. 

Pertimbangkan Diversifikasi Investasi ke Instrumen Rendah Risiko
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:30 WIB

Pertimbangkan Diversifikasi Investasi ke Instrumen Rendah Risiko

 Memasuki separuh kedua 2025, kinerja aset-aset investasi masih diselimuti oleh volatilitas pasar yang tinggi. 

Erajaya Swasembada (ERAA) Memacu Penjualan di Pameran Jakarta Fair
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:15 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Memacu Penjualan di Pameran Jakarta Fair

Walau tak mengumbar angka pasti, Erajaya optimistis penjualan selama pameran akan mencatat hasil yang manis.

Mimpi Dapat Kerja
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:14 WIB

Mimpi Dapat Kerja

Sang Wapres, Gibran Rakabuming Raka, yang pernah gembar-gembor menciptakan 19 juta lapangan kerja, tetap tak mengubah pola kerja.

Perbaikan Produksi Menjadi Kunci Pertumbuhan Kinerja PT Timah Tbk (TINS)
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:00 WIB

Perbaikan Produksi Menjadi Kunci Pertumbuhan Kinerja PT Timah Tbk (TINS)

PT Timah Tbk (TINS) akan diuntungkan volume produksi dan proyeksi harga jual yang lebih tinggi di semester II-2025

Rupiah Berpotensi Tertekan di Akhir Pekan
| Jumat, 11 Juli 2025 | 05:30 WIB

Rupiah Berpotensi Tertekan di Akhir Pekan

 Melansir data Bloomberg, rupiah menguat 0,21% secara harian ke  Rp 16.224 per dolar AS pada Kamis (10/7).

Jaya Trishindo (HELI) Memperluas Jangkauan Operasional
| Jumat, 11 Juli 2025 | 05:20 WIB

Jaya Trishindo (HELI) Memperluas Jangkauan Operasional

Selain wilayah Sumatra dan Kalimantan, manajemen HELI juga sedang mengkaji peluang ekspansi layanan ke kawasan Indonesia Timur.

Masih Ada Euforia di Saham-Saham Prajogo Pangestu
| Jumat, 11 Juli 2025 | 05:00 WIB

Masih Ada Euforia di Saham-Saham Prajogo Pangestu

Di tengah antrean panjang pembelian saham CDIA di harga ARA, saham emiten Prajogo Pangestu lainnya pun semakin menarik perhatian.

INDEKS BERITA

Terpopuler