Ketidakpastian Ekonomi Mengkhawatirkan, Pilih Investasi atau Pegang Cash?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian ekonomi semakin mengkhawatirkan seiring kasus Covid-19 yang terus mencetak rekor. Perencana keuangan menyarankan masyarakat untuk menambah dana darurat atawa kas. Sementara, manajer investasi menyarankan diversifikasi investasi.
Gelombang kedua Covid-19 menimbulkan ketidakpastian pada arah ekonomi semakin nyata. Perencana Keuangan sekaligus Founder Finansia Consulting Eko Endarto menyarankan, di tengah kondisi yang serba tidak pasti ini, masyarakat harus memperbanyak dana darurat. "Dana kas itu penting, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, dan kebutuhan bisa berubah," kata Eko, Rabu (23/6).
Uang tunai yang disiapkan masyarakat idealnya bisa memenuhi minimal tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan. Jika dana darurat sudah dipenuhi, Eko menyarankan masyarakat melunasi lebih cepat utang konsumtif. Tentunya, agar beban keuangan ke depan akan lebih ringan.
Jika dana kas dan utang sudah dialokasikan, Eko melanjutkan, masyarakat bisa tetap berinvestasi. Namun, di tengah krisis ekonomi saat ini, baiknya masyarakat memilih instrumen investasi yang stabil, seperti emas, obligasi ritel, maupun reksadana pendapatan tetap yang berbasis obligasi pemerintah.
Sebaliknya, Eko menyarankan agar masyarakat mengurangi investasi di aset yang berisiko tinggi. Misalnya investasi saham dan aset kripto, serta properti yang memiliki likuiditas rendah.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, dalam kondisi yang masih mengkhawatirkan, ia menyarankan untuk tetap diversifikasi portofolio investasi. "Tak semua investor memiliki kemampuan baik dalam membaca arah pasar dan melakukan market timing, sehingga diversifikasi investasi penting," kata Rudiyanto.
Ia menyarankan untuk membagi porsinya di reksadana pasar uang, campuran, pendapatan tetap, dan saham. Dengan melakukan diversifikasi, walaupun asetnya mengalami penurunan, tetapi porsi menurunnya akan menjadi lebih sedikit.
Meski lonjakan kasus Covid-19 masih terjadi, Rudiyanto memproyeksikan pasar keuangan dalam negeri akan kembali bangkit. Katalis positif datang dari percepatan distribusi vaksin. "Semoga vaksinasi dapat meredakan kasus dalam beberapa waktu kedepan, melihat di India, walaupun kasus di sana cukup parah, tetapi dapat mereda dalam jangka waktu 2-3 bulan," kata Rudiyanto.
Rudiyanto memproyeksikan IHSG di akhir tahun berada di level 6.700-6.800. Sementara, return reksadana pasar uang diproyeksikan tumbuh 3%-3,5%. Sedangkan, kinerja reksadana reksadana pendapatan tetap diproyeksikan tumbuh 5%-7%, dan reksadana campuran tumbuh 5% hingga 10%.