Berita Bisnis

Kinerja Membaik, Telekomunikasi Indonesia (TLKM) Memacu Ekspansi

Jumat, 03 Mei 2019 | 06:47 WIB
Kinerja Membaik, Telekomunikasi Indonesia (TLKM) Memacu Ekspansi

Reporter: Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi plat merah, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih sepanjang kuartal I-2019. Rapor keuangan ini menjadi bekal bisnis yang signifikan bagi TLKM sepanjang tahun 2019.

Per akhir Maret 2019, TLKM mencatat pendapatan sekitar Rp 34,84 triliun, tumbuh 7,7% dibanding periode yang sama tahun 2018. Emiten ini membukukan laba bersih Rp 6,22 triliun, naik 8,4% dibanding periode sama tahun lalu.

Kenaikan kinerja keuangan itu berkaitan erat dengan pertumbuhan bisnis anak usahanya. Bisnis PT Telkomsel, misalnya, tumbuh 1,3%–1,4% sepanjang kuartal I-2019. Bisnis non-mobile yang dilakoni Indi Home bahkan tumbuh di atas 60%. Sedangkan lini mobile, yang tahun lalu turun 4,3%, kini membaik lagi.

Direktur Keuangan TLKM, Harry M Zein menjelaskan, tahun lalu perusahaan ini menghadapi sejumlah kendala, termasuk persaingan bisnis yang kian sengit serta efek kewajiban registrasi kartu SIM. Tahun ini, sejumlah kendala itu mulai teratasi. "Dari sisi tarif dan harga sudah lebih baik dibanding tahun 2018," kata dia, Kamis (2/5).

Tahun ini, Telkom masih berfokus pada empat lini bisnis besar, yaitu mobile, konsumer, enterprise, dan wholesale. "Target kami secara tahunan tumbuh mid to high single digit. Pertumbuhan kuartal pertama 7,7%, sudah on track," ujar Harry. Sebagai perbandingan, tahun lalu bisnis TLKM tumbuh sekitar 5%.

Untuk memacu pertumbuhan, Telkom menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) 2019 di atas belanja modal tahun lalu yang senilai Rp 33 triliun. Alokasi belanja modal TLKM juga mengacu pada pendapatan. "Jika tahun lalu rasio capex to revenue kami 25%, tahun ini naik jadi 26%," kata Harry.

Mayoritas sumber pendanaan belanja modal dipenuhi dari kas internal. Kekurangannya dipenuhi dari pinjaman perbankan. "Kami belum berencana menerbitkan obligasi," tandas Harry.

Belanja modal terbesar untuk membiayai ekspansi jaringan atau masuk kelompok bisnis mobile. Sektor ini menerima alokasi anggaran sekitar 40%–50% dari total belanja modal. Sisanya digunakan untuk lini bisnis non-mobile.

 
Terbaru