Kinerja Mengkilap, Produk ETF Dilirik Investor

Kamis, 13 Desember 2018 | 09:53 WIB
Kinerja Mengkilap, Produk ETF Dilirik Investor
[ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk reksadana berjenis indeks dan exchange traded fund (ETF) mulai populer di industri keuangan dalam negeri. Alhasil, di sepanjang tahun ini penerbitan reksadana indeks dan ETF baru capai rekor jumlah terbanyak.

Data Infovesta Utama mencatat, ada 22 produk reksadana berjenis indeks dan ETF baru yang dirilis para manajer investasi (MI). Sebagai perbandingan, jumlah produk baru yang diluncurkan tahun 2017 hanya 12 produk baru.
 
Selain kenaikan jumlah produk, ternyata jumlah manajer investasi yang ikut berkontribusi pun bertambah. Di tahun ini, terdapat 16 manajer investasi yang merilis produk reksadana indeks dan ETF. Padahal tahun lalu hanya ada delapan MI yang berkontribusi dalam menerbitkan reksadana indeks dan ETF.
 
Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, alasan para MI ikut menerbitkan reksadana indeks dan ETF karena ada permintaan dari investor.
 
Semakin populernya reksadana indeks dan ETF juga bisa terlihat dari jumlah dana kelolaan. Indra M. Firmansyah, Director & Head of Investment Pinnacle Investment mencatat, dana kelolaan reksadana ETF saham dan ETF indeks di Indonesia mencapai Rp 5,7 triliun atau naik 96% dibanding tahun lalu. Sedangkan, dana kelolaan reksadana indeks capai Rp 5,2 triliun atau naik 30% dibanding tahun lalu.
 
Menurut Indra, selain karena transaksi reksadana ETF lebih mudah dan transparan, kedua jenis reksadana tersebut cenderung memberikan imbal hasil yang jauh lebih konsisten dibanding jenis reksadana dengan pengelolaan aktif.
 
Contohnya, tahun 2017 mayoritas dari 240 produk reksadana saham di Indonesia berkinerja di bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kurang lebih 30 produk reksadana berbasis saham yang bisa mengalahkan IHSG.
 
Jika dilihat dari 30 produk tersebut hampir semua merupakan produk ETF dan reksadana indeks yang berhasil memberikan return di atas IHSG. "Untuk mendapatkan alpha di pasar itu semakin susah dan terbukti kinerja reksadana berbasis saham mayoritas berada di bawah kinerja IHSG di beberapa tahun terakhir," kata Indra.
 
Oleh sebab itu, investor mulai sadar dan gerah pada kinerja reksadana saham yang kurang dan beralih ke produk pasif yang lebih dapat memberi return yang pasti mirip dengan indeks acuan.
 
Faktor ekonomi tumbuh
 
Bagi, Direktur Utama PT Ayers Asia Asset Management Dastin Mirjaya Mudijana reksadana indeks dan ETF memang menarik. Apalagi produk ini cocok bagi investor jangka panjang. Dia optimis, seiring dengan ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh, kinerja reksadana indeks dan ETF akan mengikuti dalam mencetak return ganda.
 
Senada, Edbert bilang, pertumbuhan ekonomi domestik selalu terbuka. Apalagi kini kondisi pasar modal lebih positif setelah ada prospek kenaikan suku bunga di tahun depan tidak akan seagresif seperti di tahun ini.
 
Terlebih, saat ini valuasi IHSG sedang murah. "Jangka pendek memang masih banyak sentimen yang tidak pasti, tetapi kalau jangka panjang potensi pertumbuhan bagus," tegas Edbert.
 
Untuk tahun depan, dia memproyeksikan kinerja reksadana yang berbasis saham tumbuh 8%–9%. Nah, bagi investor yang percaya dalam jangka panjang IHSG masih tumbuh dan tidak mau pusing investasi di di reksadana indeks bisa jadi pilihan.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Transformasi TOBA & Ambisi Jadi Perusahaan Pengelolaan Limbah Skala Regional
| Rabu, 27 November 2024 | 09:46 WIB

Membedah Transformasi TOBA & Ambisi Jadi Perusahaan Pengelolaan Limbah Skala Regional

Bisnis hijau, termasuk pengelolaan limbah diproyeksikan bakal menyumbang hingga sepertiga dari pendapatan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).

LRT Jakarta Bakal Merilis Aplikasi Khusus Penumpang
| Rabu, 27 November 2024 | 08:45 WIB

LRT Jakarta Bakal Merilis Aplikasi Khusus Penumpang

PT LRT Jakarta akan meluncurkan LRTJ Apps-LarataPay pada 1 Desember 2024 mendatang untuk kemudahan penumpang membeli tiket.

Menilik Potensi Pasar Bank Bullion di Indonesia
| Rabu, 27 November 2024 | 08:41 WIB

Menilik Potensi Pasar Bank Bullion di Indonesia

Bank Bullion atau bank emas akan segera hadir di Indonesia menyusul dengan terbitnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024

Pertumbuhan Simpanan Kelas Menengah Bawah di Bank Meningkat
| Rabu, 27 November 2024 | 08:32 WIB

Pertumbuhan Simpanan Kelas Menengah Bawah di Bank Meningkat

Nominal simpanan di bawah Rp 100 juta tumbuh 5,9% secara tahunan per Oktober 2024, meningkat dari September yang tumbuh 5,3%

Mark Dynamics Indonesia (MARK) Menggenjot Ekspor ke Malaysia
| Rabu, 27 November 2024 | 08:30 WIB

Mark Dynamics Indonesia (MARK) Menggenjot Ekspor ke Malaysia

MARK Optimistis dengan prospek kinerja hingga akhir tahun 20244 karena permintaan cetakan sarung tangan di pasar global, terutama di Malaysia.

Kualitas Aset Perbankan Syariah Terjaga Baik
| Rabu, 27 November 2024 | 08:25 WIB

Kualitas Aset Perbankan Syariah Terjaga Baik

Rasio pembiayaan bermasalah atau  non performing financing (NPF) Bank Umum Syariah (BUS) per September 2024 ada di level 2,14%

Tenggak Waktu Pemenuhan Modal Inti Minimum BPR Tinggal Sebulan
| Rabu, 27 November 2024 | 08:19 WIB

Tenggak Waktu Pemenuhan Modal Inti Minimum BPR Tinggal Sebulan

Per September 2024, jumlah BPR di Indonesia masih cukup banyak menurut data OJK. Totalnya mencapai 1.377 bank

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Memacu Penjualan Batubara
| Rabu, 27 November 2024 | 08:05 WIB

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Memacu Penjualan Batubara

ITMG menargetkan volume penjualan batubara tahun ini bisa mencapai 24,5 juta ton atau atau meningkat dibandingkan tahun lalu 20,9 juta ton.

Orang Dalam Ramai Memborong Saham
| Rabu, 27 November 2024 | 07:55 WIB

Orang Dalam Ramai Memborong Saham

Tekanan di pasar modal belakangan ini jadi momentum bagi manajemen perusahaan untuk mengakumulasi saham emiten

Simak Prospek UNVR Usai Jual Bisnis Es Krim
| Rabu, 27 November 2024 | 07:50 WIB

Simak Prospek UNVR Usai Jual Bisnis Es Krim

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan rencana pelepasan bisnis es krim, bagian dari rencana induk UNVR, Unilever Plc 

INDEKS BERITA

Terpopuler