Kinerja Sehat Berkat Segmen Olahraga, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham MAPI

Rabu, 07 Agustus 2019 | 08:24 WIB
Kinerja Sehat Berkat Segmen Olahraga, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham MAPI
[]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) telah merilis laporan keuangan semester satu tahun ini. MAPI berhasil membukukan kenaikan pendapatan 15,27% jadi Rp 9,1 triliun.

Kenaikan pendapatan tersebut berdampak pada bottom line perusahaan ini. Laba operasi dan laba bersih MAPI masing-masing meningkat 38,37% dan 180,48%.

Analis Maybank Kim Eng Janni Asman dalam riset yang ditulis 1 Agustus 2019 menilai, realisasi kinerja MAPI di atas harapan. Pendapatan di segmen brand speciality meningkat 10% dan segmen food and beverages naik 21%.

Baca Juga: Ini Target Para Peritel dari Penyelenggaraan Indonesia Great Sale 2019 

Merek yang menjadi pendongkrak kinerja adalah Starbucks dan Sport Station. Janni menyebut, tren olahraga saat ini menyebabkan brand olahraga saat ini banyak diburu konsumen.

Ini nampak dari penjualan anak usaha MAPI, PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA). Penjualan banyak dikontribusi dari barang tidak didiskon. "Ini mencerminkan ada peningkatan permintaan untuk pakaian olahraga di kalangan menengah ke atas," tulis Janni.

Apalagi sepanjang tahun ini, MAPI gencar ekspansi dengan memperluas area penjualan. Strategi ini berkontribusi 11% pada kenaikan penjualan. Rerata pertumbuhan penjualan per gerai alias same store sales growth (SSSG) mencapai 3%.

Baca Juga: Kinerja Keuangan Emiten LQ45 Melambat, Ini Pilihan Saham Yang Layak Dicermati 

Analis Deutsche Bank Hadi Soegiarto dalam risetnya menambahkan, brand olahraga mengangkat keseluruhan EBIT dari MAPI. Ini membuat MAPI menjadi brand dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Selain itu, MAPI berhasil meningkatkan manajemen persediaan, sehingga margin laba kotor perusahaan ini ikut terkerek.

Jika brand olahraga cukup mentereng, Janni menilai, merek F&B milik MAPI, yakni Starbucks, mengalami tantangan besar. Starbucks kini harus bersaing dengan startup gerai kopi, seperti Kopi Kenangan dan Fore Coffe.

Dua gerai kopi ini berencana membangun 250 outlet gabungan. Produk-produk kafe baru ini dinilai menawarkan harga murah yang dapat menutup margin food and beverages MAPI ke depannya.

Beban biaya

Meski begitu, Analis RHB Sekuritas Michael Wilson melihat Starbucks memiliki keunggulan, karena bukan sekadar menjual minuman, tapi juga gaya hidup. Starbucks juga mengeluarkan produk dengan harga lebih murah, Rp 29.000. Harga ini hampir menyamai produk coffee shop lainnya yang sedang marak.

Di bidang department store, kinerja MAPI juga terus melambat sejak 2016. Menurut Michael, perlambatan tidak hanya terjadi di Indonesia. Dia mengatakan, ini karena dampak dari adanya e-commerce.

Michael menyebut, bisnis departement store dapat merugi karena menanggung biaya besar untuk berbagai macam kebutuhan, seperti sewa tempat dan gaji karyawan. MAPI juga semakin tertekan dengan adanya perusahaan ritel lain yang sedang populer, sepeti H&M dan Uniqlo.

Baca Juga: Perlambatan kinerja ekspor diproyeksikan hambat pertumbuhan ekonomi 

Untungnya, saat ini MAPI sudah menggunakan strategi yang cukup baik dalam hal pengadaan barang. Strategi tersebut membuat MAPI lebih sering mengganti barang. Alhasil, ini membuat margin MAPI lebih meningkat.

Karena itu, Michael tetap merekomendasikan buy saham MAPI dengan target harga Rp 1.300. Hadi juga merekomendasikan buy untuk saham MAPI dengan target harga Rp 1.180 per saham.

Sementara Janni masih menyarankan hold saham MAPI dengan target harga Rp 1.000 per saham. Sebab, peningkatan kinerja MAPI di semester satu sudah priced in pada harga saham saat ini.

Janni menilai, peningkatan persaingan di Indonesia pada kategori kafe menimbulkan risiko pertumbuhan jangka panjang. Hingga akhir tahun dia memperkirakan, pendapatan emiten ini bisa mencapai Rp 21,86 triliun. Selasa (6/8), harga saham MAPI ditutup naik 0,53% ke Rp 950.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA

Terpopuler