Kinerja Turun, Analis Sarankan Hold Saham Bank Danamon (BDMN)

Selasa, 14 Mei 2019 | 07:07 WIB
Kinerja Turun, Analis Sarankan Hold Saham Bank Danamon (BDMN)
[]
Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal tahun ini, PT Bank Danamon Tbk sudah menghadapi banyak tantangan. Berdasarkan laporan keuangan di BEI, laba bersih emiten berkode saham BDMN ini turun 11% dibandingkan periode sama di 2018 menjadi Rp 933 miliar.

Analis MNC Sekuritas, Nurulita Harwaningrum mengatakan, penurunan laba bersih Bank Danamon utamanya karena net interest margin (NIM) yang menurun dibanding tahun sebelumnya. Pada kuartal I tahun ini, NIM BDMN menurun dari tahun sebelumnya di 8,4%. Pada kuartal satu tahun lalu NIM bank ini sempat mencapai 9%.

Nurulita menambahkan, penurunan NIM terjadi karena likuiditas BDMN ketat. Dia menilai, hal ini wajar karena saat ini industri perbankan masih tertekan. "Jadi ke depan masih akan ada tekanan untuk NIM," kata dia.

Dari sisi kredit, pertumbuhan kredit BDMN yang bersumber dari kredit pemilikan rumah (KPR) sejatinya naik 27% yoy menjadi Rp 8,3 triliun. Sedangkan, kredit korporasi, komersial dan institusi keuangan cuma naik 7% yoy menjadi Rp 39,5 triliun. Kredit segmen UKM tumbuh 6% yoy menjadi Rp 31,1 triliun.

Meski begitu, pendapatan bunga BDMN di kuartal I-2019 menyusut 2% secara tahunan menjadi Rp 3,54 triliun. Selain itu, pendapatan operasional Bank Danamon juga ikut menyusut tipis 1% secara year on year (yoy) menjadi Rp 4,33 triliun di kuartal I-2019. Alhasil, laba operasional melorot 8% secara tahunan menjadi Rp 1,37 triliun.

Permasalahan lain yang dihadapi BDMN adalah meningkatnya cost to income ratio (CIR) akibat beban operasional yang naik. Padahal, BDMN berhasil menekan rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) gross di 2,8%, menurun dari periode sama 2018 sebesar 3,2%.

Likuiditas saham

Para analis juga melihat prospek saham BDMN kurang menarik. Pasalnya bobot free float saham Bank Danamon rendah, yakni 6%. Padahal regulator pasar modal mensyaratkan minimal free float 7,5%. Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menilai, ini akibat penggabungan (merger) Bank Danamon dengan PT Bank Nusantara Parahyangan (BNP).

Setelah merger, pemilik saham BNP, yakni The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG), berhak atas saham BDMN. Akibatnya, kepemilikan saham MUFG di BDMN menjadi 94,1% dari sebelumnya 40%. Sementara porsi saham publik menjadi 6%.

"Valuasi juga kurang menarik, perlu mencapai dua tahun untuk memenuhi pelepasan saham publik. Saat ini, likuiditas saham BDMN kurang bagus," kata Suria, Senin (13/5). Apalagi, untuk mengerek kinerja, sulit bagi BDMN untuk menaikkan suku bunga.

Nurulita juga berpendapat, setelah diakuisisi MUFG, BDMN sedang memasuki proses rekonstruksi. Dengan demikian, dalam jangka panjang, masih ada kemungkinan bisnis emiten ini berkembang.

Terlebih, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) BDMN masih cukup tebal, di level 22%. Dia menilai, bank ini pun masih memiliki ruang menggenjot pertumbuhan sampai dengan akhir 2019.

Perusahaan ini juga memiliki target mendorong kredit pada kuartal dua sampai akhir tahun. BDMN yakin permintaan kredit akan meningkat, terutama dalam periode libur hari raya di kuartal II-2019. Manajemen BDMN memperkirakan pertumbuhan kredit bisa mencapai 8%-10% di akhir tahun ini.

Karena itu, Analis Indopremier Sekuritas Stephan Hasjim, dalam risetnya, memprediksi laba bersih BDMN tahun ini bisa mencapai Rp 3,56 triliun. Angka ini lebih kecil dibandingkan pencapaian di akhir tahun lalu, yakni sebesar Rp 3,92 triliun. Sedangkan pendapatan tumbuh 2,48% menjadi Rp 18,94 triliun.

Oleh karena itu, Stephan merekomendasikan hold BDMN dengan target harga Rp 7.350. Harga tersebut dikerek dari Rp 6.000, dengan memperhitungkan merger dengan BNP.

Suria juga merekomendasikan hold dengan target harga Rp 5.325 sampai dengan akhir tahun. Sementara, Analis RHB Sekuritas Alvin Baramuli menyarankan neutral dengan target harga Rp 8.500. Kemarin, saham BDMN turun 5,19% di Rp 5.025 per saham.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks
| Senin, 29 Desember 2025 | 13:14 WIB

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks

Prospek minyak sawit 2026 tetap atraktif dengan harga US$1.050-1.150/ton didukung biodiesel B50 & permintaan global, meski regulasi kompleks.

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 10:19 WIB

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026

Saham grup Happy Hapsoro reli agresif 2025 didorong politik & korporasi. Prospek 2026 atraktif tapi rawan koreksi spekulasi.

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:30 WIB

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi

Nilai outstanding kredit UMKM perbankan masih terus menurun, sementara tingkat kredit bermasalah juga masih naik

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:16 WIB

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau

Permintaan aset safe have terus mendaki di sepanjang tahun 2025. Dalam sebulan terakhir, mayoritas harga saham emiten emas melonjak tinggi.

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:09 WIB

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar

Penyetoran modal ini berasal dari hasil Penawaran Umum Terbatas IV dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PUT IV HMETD).​

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:05 WIB

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi

 Pada tahun 2030, emiten pengelola jaringan restoran KFC Indonesia itu menargetkan bisa memiliki 1.000 gerai. ​

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri
| Senin, 29 Desember 2025 | 08:57 WIB

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri

Konsumsi domestik Indonesia berpeluang pulih bertahap pada tahun depan, setelah sempat melemah dalam beberapa kuartal terakhir. 

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:20 WIB

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF

Industri pembiayaan mengantisipasi tradisi kenaikan kredit macet yang biasanya terjadi pada momen liburan akhir tahun.

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:16 WIB

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak

Volume lalu lintas tercatat mencapai 2.033.534 kendaraan, tumbuh 7,42% dibandingkan kondisi normal yang berada pada angka 1.893.017 kendaraan.

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:13 WIB

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih

Melalui konsolidasi kebijakan, data dan program lintas kementerian, Kemenkop berharap koperasi kembali menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan

INDEKS BERITA

Terpopuler