Kini Makin Banyak Obat Kanker Produksi Dalam Negeri yang Beredar di Pasaran

Senin, 15 Juli 2019 | 05:24 WIB
Kini Makin Banyak Obat Kanker Produksi Dalam Negeri yang Beredar di Pasaran
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mencegah meningkatnya penderita kanker di dalam negeri, produsen farmasi mulai mencuil peluang bisnis penjualan produk obat onkologi atau anti kanker. Para produsen obat bahkan mengerek produksi di sejumlah pabrik.

Misalnya, PT CKD OTTO Pharmaceutical (CKD OTTO Pharma), yang baru saja merampungkan pembangunan fasilitas baru untuk memproduksi obat onkologi pada tahun ini. Perusahaan hasil joint venture antara CKD Pharma asal Korea Selatan dan OTTO Pharmaceutical, yang merupakan anak usaha Mensa Group itu membangun pabrik onkologi dengan nilai investasi mencapai US$ 30 juta.

Baik In Hyun, Presiden Direktur PT CKD OTTO mengatakan, mereka akan fokus menggarap pasar lokal, sembari mengupayakan penjualan ekspor ke beberapa negara. Manajemen CKD OTTO mengharapkan porsi lokal dan ekspor seimbang atau masing-masing sebesar 50% dari total penjualan. "Kami terus memperkuat jaringan ekspor di market yang sudah familiar seperti Jepang, Timur Tengah dan Eropa," terang dia ke KONTAN belum lama ini.

Kelak, CKD OTTO akan memproduksi 10 jenis produk obat onkologi. Tiga jenis obat di antaranya telah mereka produksi dan pasarkan. Lima jenis obat lainnya masih menunggu perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dijadwalkan akhir Juli ini sudah selesai.

Sedangkan dua jenis obat lainnya akan mereka produksi pada tahun depan. "Cita-cita kami dalam lima tahun ke depan bisa menguasai market share onkologi Indonesia sebesar 30%," ungkap Hyun.

Margin tinggi

Sementara itu Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), Vidjongtius mengemukakan, pabrik milik mereka di Pulogadung sudah memproduksi lebih dari 10 varian produk onkologi. Memang, sejauh ini produk onkologi masih didominasi oleh impor. Oleh karena itu, "Produsen lokal harus terus meningkatkan produksinya, sehingga dalam jangka panjang market share lokal akan bertambah," ujar dia kepada KONTAN, kemarin.

Namun Vidjongtius tidak menerangkan lebih rinci soal permintaan produk onkologi dan porsi pasar lokal. Satu hal yang pasti, saat ini produk onkologi Kalbe Farma dapat memaksimalkan market share di tingkat lokal 15%-20%.

Produk onkologi Kalbe juga mengisi e-catalogue Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Setelah diproduksi secara lokal, harga produk onkologi diharapkan lebih ringan ketimbang memakai produk impor.

Kalbe Farma juga mengekspor produk onkologi dengan porsi penjualan di kisaran 5% dari total segmen onkologi. Mereka menyasar pasar ekspor negara-negara di kawasan ASEAN.

Selain CKD OTTO dan Kalbe Farma, kabarnya PT Indofarma Tbk (INAF) siap memasarkan dan memproduksi produk onkologi. Direktur Keuangan INAF, Herry Triyatno, pada Mei lalu mengatakan mereka tengah mengupayakan agar dapat meningkatkan bisnis di segmen produk dengan margin tinggi, salah satunya produk onkologi.

Oleh karena itu, INAF berencana membentuk joint operation (JO) untuk produk onkologi. Mengacu jadwal internal, produk itu bisa komersial pada September 2021. Di tahap awal, Indofarma akan menggunakan beberapa fasilitas produksi yang sebelumnya digunakan untuk produk betalaktam dan steril.

Bagikan

Berita Terbaru

Menilik Proyek Pasir Besi di Papua Rp 19 Triliun yang Diajukan ESDM ke Danantara
| Selasa, 29 Juli 2025 | 16:36 WIB

Menilik Proyek Pasir Besi di Papua Rp 19 Triliun yang Diajukan ESDM ke Danantara

Kementerian ESDM usulkan proyek pasir besi yang berlokasi di Kabupaten Sarmi Papua mendapatkan kucuran dana dari BPI Danantara.

Geber Ekspansi Produksi, Kinerja ISSP Diprediksi Tumbuh Positif di Sepanjang 2025
| Selasa, 29 Juli 2025 | 16:32 WIB

Geber Ekspansi Produksi, Kinerja ISSP Diprediksi Tumbuh Positif di Sepanjang 2025

Sepanjang 2025 nilai penjualan ISSP)ditargetkan naik 17,6% YoY menjadi Rp 7,2 triliun dan laba bersih naik 15% YoY.

Terkuak! Nama Adrian Gunadi yang Jadi Buron, Tidak ada di Daftar Red Notice Interpol
| Selasa, 29 Juli 2025 | 13:02 WIB

Terkuak! Nama Adrian Gunadi yang Jadi Buron, Tidak ada di Daftar Red Notice Interpol

Meski berstatus buron. Adrian kini didaulat menjadi Chief Executive Officer (CEO) JTA Investree Doha Consultancy.

Profit 24,96%  Setahun, Cek Lagi Harga Emas Antam Hari Ini (29 Juli 2025)
| Selasa, 29 Juli 2025 | 09:15 WIB

Profit 24,96% Setahun, Cek Lagi Harga Emas Antam Hari Ini (29 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 29 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.906.000 per gram, harga buyback Rp 1.752.000 per gram.

Investor Asing Borong Rp 3,22 Triliun Saham BREN di Pasar Nego, Market Cap Salip BBCA
| Selasa, 29 Juli 2025 | 09:15 WIB

Investor Asing Borong Rp 3,22 Triliun Saham BREN di Pasar Nego, Market Cap Salip BBCA

Pada 21 Juli 2025 Prajogo Pangestu membeli 3 juta saham BREN dengan rata-rata harga Rp 7.944 per saham.

Antara Deal Tarif Donald Trump Sampai Fenomena Rojali dan Rohana
| Selasa, 29 Juli 2025 | 09:02 WIB

Antara Deal Tarif Donald Trump Sampai Fenomena Rojali dan Rohana

Beberapa tahun terakhir ekonomi Indonesia menghadapi gelombang PHK akibat kalahnya industri dalam negeri bersaing menghadapi barang impor. 

Harga Bahan Baku Melandai, Mayora (MYOR) Disebut Siap Tancap Gas di Paruh Kedua 2025
| Selasa, 29 Juli 2025 | 09:00 WIB

Harga Bahan Baku Melandai, Mayora (MYOR) Disebut Siap Tancap Gas di Paruh Kedua 2025

Strategi forward contract dan momentum pemulihan konsumsi masyarakat berpendapatan rendah menopang proyeksi kinerja MYOR.​

Tak Ada Angin Tiada Hujan, Saham Emiten Grup Sinarmas (SMMA) Tiba-Tiba Menggeliat
| Selasa, 29 Juli 2025 | 08:40 WIB

Tak Ada Angin Tiada Hujan, Saham Emiten Grup Sinarmas (SMMA) Tiba-Tiba Menggeliat

Prioritas SMMA di 2025 ialah sinergi berupa bundling layanan perbankan dengan asuransi, serta efisiensi bersama dalam operasional.​

Harga Saham MMLP Malah Terkoreksi Usai Astra Rilis Rencana Akuisisi, Ini Penyebabnya
| Selasa, 29 Juli 2025 | 08:03 WIB

Harga Saham MMLP Malah Terkoreksi Usai Astra Rilis Rencana Akuisisi, Ini Penyebabnya

PT Mega Manunggal Property Tbk saat ini mengelola portofolio 13 gudang di sekitar Jakarta dan Jawa Timur.

 Bijak Sikapi Kasus Royalti  Mie Gacoan
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:55 WIB

Bijak Sikapi Kasus Royalti Mie Gacoan

Jalur dialog lebih baik ketimbang masuk ranah hukum untuk menyelesaikan masalah royalti musik di Mie Gacoan

INDEKS BERITA

Terpopuler