Kisah Nico Po, Miliader Baru Indonesia Karena Lonjakan Harga Saham

Rabu, 16 Oktober 2019 | 15:43 WIB
Kisah Nico Po, Miliader Baru Indonesia Karena Lonjakan Harga Saham
[Nico Po, CEO PT Pollux Properti Indonesia Tbk]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Pollux Properti Indonesia masih jadi perbincangan hangat para pelaku pasar. Saham perusahaan properti ini melonjak ratusan persen hanya dalam waktu singkat. 

Lonjakan harga saham itu membuat Nico Purnomo Po, chief operating officer dan pemegang saham pengendali Pollux menjadi miliader baru Indonesia di usianya yang baru 37 tahun. 

Mengutip Bloomberg, di atas kertas Nico Po memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 3,6 miliar atau setara Rp 50,81 triliun. Nico merupakan pemegang saham pengendali Pollux dengan kepemilikan saham mencapai 85% yang diperoleh dari ayahnya, Po Sun Kok melalui dua perusahaan holding

Baca Juga: Nico Po sukses membawa Pollux Properti tumbuh pesat

Nico juga memiliki 90% saham dalam bisnis properti keluarga, Pollux Properties Ltd, yang diperdagangkan secara publik di bursa Singapura.

Kekayaan Nico melonjak drastis sejak harga saham Pollux melesat tinggi. Sejak pertengahan Juli lalu, saham Pollux sudah mendaki hampir 500%. Bahkan perusahaan ini menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di antara emiten properti lainnya. 

Saat ini, kapitalisasi pasar Pollux sebesar Rp 58,44 triliun dan mengalahkan kapitalisasi emiten yang sudah lama bercokol di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebut saja PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Lippo Karawaci Tbk (LKPR). Padahal, Pollux adalah emiten yang baru mencatatkan saham perdana pada 11 Juli 2018.

Kenaikan harga saham tersebut sejauh ini menjadi yang tertinggi di antara 4.700 saham di Bloomberg World Index. Dus, valuasi Pollux pun meningkat menjadi 34 kali aset bersih, atau 10 kali lebih tinggi dari rata-rata industri di Indonesia. 

“Ada kekhawatiran sebelumnya apakah kami dapat melaksanakan apa yang telah kami janjikan kepada pelanggan, tetapi kami telah membuktikannya,” ujar Nico seperti dilansir Bloomberg, Selasa (15/10). 

Baca Juga: Saham Kelas Dua Menjadi Incaran

Catatan KONTAN, Pollux saat ini tengah menyelesaikan pembangunan proyek mega superblok Meisterstadt Batam yang berkolaborasi dengan keluarga besar BJ Habibie  melalui PT Pollux Barelang Megasuperblok.

Proyek di lahan seluas 9 hektare ini akan merangkum 11 gedung pencakar langit yang terdiri atas 8 menara apartemen sebanyak 6500 unit, 1 hotel, 1 rumah sakit bertaraf internasional, mal, pertokoan serta 1 perkantoran dengan rencana ketinggian 100 lantai. Investasi yang disiapkan untuk membangun proyek ini mencapai Rp 11 triliun.

Selain itu, POLL juga membangun superblok di kawasan Cikarang lewat  PT Pollux Aditama Kencana yakni berkongsi dengan Virginia Properti Group.

Baca Juga: Pollux (POLL) optimistis target marketing salesnya tercapai, ini alasannya

Proyek ini mengusung konsep 6 in 1 integrated development, yang akan merangkum hotel bintang 4+ sebanyak 178 kamar, apartemen, food & beverage, SOHO dengan total 144 unit, Chadstone Mall Cikarang serta rumah sakit.

Nico Po juga memimpin Pollux mengembangkan proyek properti multi fungsi bertajuk Gangnam District di Bekasi. Proyek ini dikembangkan dengan nilai investasi Rp 2 triliun.

Dibangun di lahan seluas 2,5 hektare, proyek ini merangkum 8 menara apartemen yang akan dilengkapi dengan beragam fasilitas eksklusif.

Atas keberhasilnya memimpin Pollux Properti Indonesia tumbuh semakin besar, Nico Po meraih penghargaan sebagai CEO of The Year 2019 dalam ajang Indonesia Property&Bank Award (IPBA) 2019 ke XIV. 

Kemajuan ini sudah jauh melampaui awal mula berdirinya perusahaan keluarga tersebut. Nenek Nico sebelumnya hanya menjual kemeja yang ia jahit sendiri ke teman-teman di Semarang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Lampaui target, Puradelta catat marketing sales Rp 1,6 triliun hingga kuartal III

Bisnis tekstil itu masih eksis melalui PT Golden Flower Tbk (POLU). Perusahaan itu kini memasok merek-merek besar seperti Calvin Klein, Zara dan Muji. Saham Golden Flower juga sudah melesat ratusan persen sejak listing di bulan Juni. 

Nico, yang menolak mengomentari kekayaan keluarganya, lahir di Semarang dan datang ke Singapura untuk menempuh pendidikan komputer di National University of Singapore. Dia memulai karirnya di bidang real estat di negara itu dan kembali berbisnis di Indonesia saat kebutuhan perumahan dan infrastruktur telah meningkat. 

"Saya mempelopori ekspansi ke properti, saya melihat peluang bagus dan merasa ini menjadi saat yang tepat untuk masuk," kata Nico tentang transisi bisnisnya tersebut. 

Mencerminkan fundamental?

Meski harganya naik pesat, banyak analis yang meragukan kenaikan saham Pollux mencerminkan fundamentalnya. BEI pun sempat mempertanyakan kenaikan saham ini pada bulan Agustus lalu. Manajemen Pollux pun mengklaim kenaikan harga saham itu sejalan dengan kinerja keuangannya. 

Di bulan September, bursa menghentikan sementara perdagangan saham Pollux karena terus melonjak tak wajar. 

Baca Juga: Harga Saham Pollux Properti (POLL) Sudah Naik Tinggi, Ini Rekomendasi Analis

Nico mengatakan, kenaikan harga Pollux Properti mencerminkan fundamental properti investasi perusahaan, yang menghasilkan pendapatan berulang. 

Pada semester I-2019, Pollux mencetak pendapatan Rp 403,51 miliar atau naik 197,29% dibanding setahun sebelumnya. Dus, laba bersih ikut terkerek 200,5% menjadi Rp 35,85 miliar. Kenaikan tersebut disumbang hasil penjualan properti mencapai 93,34% dari total pendapatan perusahaan.

Namun, beberapa analis menilai, melesatnya harga saham Pollux belum tentu karena fundamentalnya. Pasalnya, saham ini memiliki likuiditas yang kecil. Jumlah kepemilikan publik hanya 15% 

"Saham ini memiliki likuiditas yang sangat kecil, sehingga harga mungkin saja tidak mencerminkan fundamental perusahaan," kata John Teja, Direktur PT Ciptadana Sekuritas. 

Dalam wawancara KONTAN sebelumnya, analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas juga menilai, karena saham POLL yang tersebar masih 15%, akan sangat mudah untuk menaikkan harga saham ini.

Baca Juga: Saham Pollux Properti (POLL) terus menguat, begini saran analis

Meski begitu, menurut Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony, segmen bisnis Pollux di apartemen memang menarik dalam jangka panjang. Terutama pada daerah-daerah yang sudah padat penduduk.

Baca Juga: Saham Pollux Properti (POLL) terus menguat, begini saran analis

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:19 WIB

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%

Pertumbuhan laba bersih SMRA itu didongkrak melejitnya pendapatan di periode Januari-September 2024.

Pendapatan dan Laba Harita Nickel (NCKL) Melesat di Kuartal III-2024
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:11 WIB

Pendapatan dan Laba Harita Nickel (NCKL) Melesat di Kuartal III-2024

Pendapatan dan laba bersih PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) alias Harita Nickel kompak naik di sembilan bulan 2024. 

Menguat Dalam Sepekan, IHSG Ditopang Optimisme Pasar
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:01 WIB

Menguat Dalam Sepekan, IHSG Ditopang Optimisme Pasar

Dalam sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi penguatan 0,48%. Jumat (22/11), IHSG ditutup naik 0,77% ke level 7.195,56 

Insentif Pajak Lanjutan, Harapan Emiten Kendaraan Listrik
| Sabtu, 23 November 2024 | 06:54 WIB

Insentif Pajak Lanjutan, Harapan Emiten Kendaraan Listrik

Menakar efek insentif pajak lanjutan PPnBM DTP dan PPN DTP terhadap prospek kinerja emiten kendaraan listrik​.

Timah (TINS) Memacu Produksi Bijih Timah
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:45 WIB

Timah (TINS) Memacu Produksi Bijih Timah

TINS berhasil memproduksi bijih timah sebesar 15.189 ton hingga kuartal III-2024 atau naik 36% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:40 WIB

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru

TOTL menerima nilai kontrak baru senilai Rp4,4 triliun per Oktober 2024. Perolehan ini melampaui target awal TOTL sebesar Rp 3,5 triliun.

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:30 WIB

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun

Keberadaan pameran otomotif diharapkan mampu mendorong penjualan mobil baru menjelang akhir tahun ini.

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:25 WIB

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia

Menurut INACA, Lion Air Group menguasai 62% pasar penerbangan domestik di Indonesia, khususunya segmen LCC.

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:20 WIB

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat

Masalah likuiditas membuat produk terstruktur kurang diminati. Berdasarkan data KSEI, AUM ETF sebesar Rp 14,46 triliun hingga Oktober 2024.

Mempertahankan dan Perebutan Kekuasaan
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:15 WIB

Mempertahankan dan Perebutan Kekuasaan

Rakyat harus cerdas dan kritis dalam membaca peta pertarungan politik di ajang pilkada pada saat ini.

INDEKS BERITA

Terpopuler