Kisah Parker Conrad Berbisnis Layanan Pengelolaan Sumber Daya Manusia (4)

Sabtu, 27 Januari 2024 | 09:00 WIB
Kisah Parker Conrad Berbisnis Layanan Pengelolaan Sumber Daya Manusia (4)
[ILUSTRASI. Parker Conrad, CEO & CO-Founder Rippling]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - Bisnis aplikasi yang terkait sumber daya manusia sejatinya bukan bisnis yang seksi. Maklum, kebayakan perusahaan memilih membangun sistem sendiri untuk mengurus semua hal yang berkaitan dengan SDM. Ini terkait dengan kerahasiaan data karyawan, yang dijaga ketat oleh banyak bisnis..

Toh, Conrad berani membangun bisnis di sektor yang sama untuk kedua kalinya, setelah perusahaan pertamanya, Zenefits, gagal. Ia memahami kebutuhan perusahaan untuk mengamankan data karyawannya. Karena itu, Conrad memilih pasar yang tersegmentasi.

Ia memilih membuat layanan yang menyasar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Conrad menawarkan aplikasi administrasi SDM yang bisa menghemat waktu bagi pemilik usaha.

Conrad pun membangun bisnis barunya, Rippling, dengan inovasi mengarah pada one stop solution. Layanan yang ditawarkan ini membuat para pengusaha UMKM yang diincar bisa juga menghemat beban biaya yang dikeluarkan.

Rippling dibangun sebagai sebuah software yang memudahkan berbagai tugas administrator perusahaan, misal dalam mengurus penggajian (payroll). Aplikasi Rippling juga bisa diintegrasikan dengan aplikasi pihak ketiga yang kerap digunakan perusahaan.

Baca Juga: Kisah Parker Conrad yang Nyaris Jadi Mahasiswa Abadi, Tapi Lalu Jadi Miliarder (2)

Conrad pun sangat intens mengeksplorasi fitur-fitur di Rippling. Bersama direksi lainnya, dia menggunakan data Gartner dan menemukan total pasar human resources (HR) dan peranti lunak payroll, plus software yang ditawarkan, termasuk identity management, nilainya tidak kecil, mencapai sekitar US$ 35 miliar secara global.

Conrad juga didukung oleh pemodal-pemodal yang masih percaya padanya meski namanya sempat tercoreng di Zenefits. Ia mampu meyakinkan para investor tersebut bahwa dirinya tak akan mengulangi kegagalan tersebut.

Akhirnya, sejumlah venture capital berkomitmen membantu. Conrad mengantongi US$ 145 juta dari investor, termasuk dari Initialized Capital dan Kleiner Perkins.

Untuk menghindari kesalahan sebelumnya, Conrad merekrut eksekutif top seperti Vanessa Wu dari LiveRamp. Ia juga merekrut Adil Syed dari Snap untuk menjadi CFO Rippling. Conrad percaya dua orang tersebut mampu menjadi penasihat yang baik untuk menemani merintis Rippling.

Inovasi Conrad dalam mengembangkan Rippling mendapat respons baik dari pasar. Satu demi satu perusahaan jatuh dalam pelukan Rippling dan karyawan pun bertambah.

Di 2017, Rippling hanya memiliki 14 karyawan. Lima tahun berlalu, karyawan perusahaan rintisan ini sudah mencapai sekitar 250 orang dan hampir setengahnya berada di Bangalore, India.

Salah satu pelanggan Rippling, Compass Coffee, bercerita, aplikasi ini sangat membantu dalam efisiensi waktu. Startup warung kopi di Washington tersebut kini bisa mengelola payroll bagi stafnya yang berjumlah 190 orang hanya cukup 45 menit. “Sebelumnya, kami butuh 20 jam per minggu untuk mengelolanya,”  salah satu pendirinya, Michael Haft.

Compass Coffee hanyalah satu dari lebih dari 2.500 perusahaan yang kini membayar fee bulanan untuk berlanggganan Rippling, mulai dari US$ 8 per pengguna per bulan. Tahun lalu, pendapatan berulang tahunan Rippling berada di atas US$ 100 juta. Sementara di 2020 baru US$ 13 juta.

Kesuksesan Rippling membawa Conrad kembali masuk dalam daftar Next Billion-Dollar Startups. Conrad menjadi satu-satunya pebisnis starup yang masuk daftar tersebut lewat dua perusahaan berbeda, Zenefits di 2015, dan Rippling di 2020. “Saya telah mencapai beberapa kesuksesan besar dan beberapa kegagalan yang mendalam,,” ujar Conrad. 

(Selesai)

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP
| Minggu, 28 Desember 2025 | 13:00 WIB

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP

Indonesia mengalami ketergantungan akut pada China di saat minat Negeri Tirai Bambu terhadap baterai nikel justru memudar.

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 11:15 WIB

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026

Restrukturisasi finansial saja tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan pasar secara total terhadap GIAA.​

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:27 WIB

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali

Perkiraan dana pembelian kembali menggunakan harga saham perusahaan pada penutupan perdagangan 23 Desember 2025, yaitu Rp 710 per saham.

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:12 WIB

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026

Tahun depan, PALM siap berinvetasi di sektor-sektor baru. Kami juga terbuka terhadap peluang investasi pada perusahaan tertutup.

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:03 WIB

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas

HCM,  kontraktor kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi pada Wilayah Kerja Selat Madura berdasarkan production sharing contract dengan SKK Migas.

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:00 WIB

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering

Penyesuaian pola belanja pemerintah pasca-efisiensi di tahun 2025 bisa membuat bisnis hotel lebih stabil.

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:00 WIB

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026

Faktor cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah memaksa wisatawan domestik memilih destinasi yang dekat.​

INDEKS BERITA