Koneksi Data Pribadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akses internet sudah jadi kebutuhan masyarakat, bukan lagi kemewahan. Lagi-lagi, kalau kita menengok ke belakang, pandemi Covid19 menjadi pengubah status akses internet, serta kebutuhan konektivitas. Sekolah jarak jauh, misalnya, jadi jamak. Begitu pun dengan rapat online maupun konferensi pers hybrid telah biasa digelar. Digitalisasi, termasuk transaksi digital pun bak wajib bagi pengusaha UMKM, jika ingin memperluas pasar. Tentu saja, semua itu membutuhkan koneksi internet. .
Selasa (18/10), Internet Rakyat mulai ditawarkan. Koneksi yang digawangi oleh Surge ini, menggunakan jalur kereta KAI untuk membangun backbone fiber optik, sehingga harga internet mereka relatif lebih murah ketimbang penyedia internet fixed wireless acces lain, seperti Biznet atau Indihome.
Hingga saat ini, pelanggan fixed broadband rumah (FTTH) di Indonesia, berkisar 15 juta. Itu jauh lebih kecil, ketimbang jumlah pengguna internet Indonesia, yang menurut APJII, berjumlah 221 juta orang pada 2024 lalu. Hampir semua pengguna internet, atau sekitar 98%, mengakses lewat telepon pintar.
Nah, lantaran mayoritas pengguna mengakses lewat ponsel, maka akses data murahlah yang paling diperlukan. Terutama, pengguna di kawasan tier 2 dan 3, atau desa-desa yang sulit dijangkau penyedia internet broadband. Menurut rencana, dari fiber optik yang menumpang jaringan rel kereta api, Surge akan mendistribusikan koneksi melalui wifi komunitas, lewat koperasi, BUMdes, dan sebagainya.
Hal ini diharapkan menjawab kebutuhan internet murah bagi lebih banyak orang. Dengan begitu, siswa bisa belajar online dan orangtuanya tak perlu dipusingkan dengan belanja kuota untuk data, pengusaha UMKM di desa-desa pun bisa lebih cepat mengadopsi sistem pembayaran digital serta memungkinkan digitalisasi data di kantor-kantor pemerintahan desa.
Untuk solusi penyediaan internet murah (Rp 29 ribu/minggu) dalam jangka pendek, ini merupakan langkah yang baik. Namun, di masa datang, jika korporasi ini menjadi satu-satunya penyedia internet sejenis, maka dikhawatirkan ada isu monopoli. Buntutnya, dapat berdampak pada pelayanan pelanggan, karena ketergantungan ke satu penyedia jasa saja.
Selain itu, karena memanfaatkan wifi komunitas, sebaiknya penggunaan koneksi internet murah ini juga dibarengi dengan edukasi soal perlindungan data pribadi untuk para penggunanya.
