Kontroversi Kenaikan PPN dan Tax Amnesty Jilid III dan Blunder Penurunan PPh Badan

Kamis, 28 November 2024 | 12:34 WIB
Kontroversi Kenaikan PPN dan Tax Amnesty Jilid III dan Blunder Penurunan PPh Badan
[ILUSTRASI. Suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (18/11/2024). Rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada tahun 2025 menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan pengusaha, khususnya di sektor ritel dan pusat perbelanjaan. /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/11/2024.]
Budi Frensidy | Staf Pengajar Departement Akuntansi UI

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Penolakan terhadap kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan tax amnesty jilid III menghiasi headline, tajuk, dan editorial sejumlah harian nasional pekan lalu. Di antaranya adalah Buruh Ancam Mogok Massal Menentang Kenaikan PPN, Kelas Menengah Kian Terjepit, Tax Amnesty Muncul Lagi Demi Target Prabowo, Menakar Urgensi Tax Amnesty, Pengemplang Pajak Bakal Diampuni Lagi, dan Tax Amnesty Jadi Bibit Kecemburuan.

Kecuali pemerintah dan sebagian anggota DPR, saya tidak membaca ada pihak lain yang mendukung. Tarif PPN 12% adalah amanat UU No. 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang diputuskan pemerintah dan DPR di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pendapatan Naik 26,78% di 2024, Kinerja Map Aktif (MAPA) Masih di Bawah Ekspektasi
| Jumat, 28 Maret 2025 | 06:00 WIB

Pendapatan Naik 26,78% di 2024, Kinerja Map Aktif (MAPA) Masih di Bawah Ekspektasi

Laba bersih PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) tertekan, terutama di kuartal IV 2024 akibat penurunan margin laba kotor.

Berkat Lahan Sitaan, Agrinas Menjelma Jadi Perusahaan Sawit Terbesar di Indonesia
| Jumat, 28 Maret 2025 | 05:00 WIB

Berkat Lahan Sitaan, Agrinas Menjelma Jadi Perusahaan Sawit Terbesar di Indonesia

Saat ini PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) sudah memiliki lahan seluas total 438.866,17 hektare (ha). 

IHSG Menutup Kuartal I-2025 di Level 6.510
| Jumat, 28 Maret 2025 | 04:00 WIB

IHSG Menutup Kuartal I-2025 di Level 6.510

Kamis (27/3), IHSG menguat 0,59% atau 38,26 poin ke 6.510,62 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ini Pandangan Investor Singapura Atas Saham Bank Dalam Negeri
| Kamis, 27 Maret 2025 | 14:57 WIB

Ini Pandangan Investor Singapura Atas Saham Bank Dalam Negeri

Tidak sekedar melihat prospek saham bank tapi investor juga melihat sentimen yang muncul dari negara

Tidak Jadi Bangun Smelter RKEF di Morowali, INCO Bersama GEM Bangun HPAL Sambalagi
| Kamis, 27 Maret 2025 | 12:00 WIB

Tidak Jadi Bangun Smelter RKEF di Morowali, INCO Bersama GEM Bangun HPAL Sambalagi

INCO dan GEM sepakat mengembangkan sumber daya nikel dan membangun smelter HPAL berkapasitas tahunan 66.000 ton di Sulawesi Tengah.​

Bidik Pertumbuhan Kinerja, PGEO Menggenjot Produksi Listrik
| Kamis, 27 Maret 2025 | 10:29 WIB

Bidik Pertumbuhan Kinerja, PGEO Menggenjot Produksi Listrik

Proyeksi pertumbuhan kinerja PGEO di tahun ini akan didukung produktivitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang diproyeksi meningkat. 

Jatah Dividen Puluhan Triliun Buat Danantara dan Beban Penugasan Untuk Bank BUMN
| Kamis, 27 Maret 2025 | 10:05 WIB

Jatah Dividen Puluhan Triliun Buat Danantara dan Beban Penugasan Untuk Bank BUMN

Pemerintah perlu memastikan keseimbangan antara kepentingan sosial dan kelangsungan bisnis bank BUMN tetap terjaga.

Kebijakan Pemerintah Berpotensi Memicu Rupiah Jadi Melemah
| Kamis, 27 Maret 2025 | 09:21 WIB

Kebijakan Pemerintah Berpotensi Memicu Rupiah Jadi Melemah

Perkembangan domestik belakangan ini sedikit banyak membebani rupiah. Kebijakan fiskal domestik masih membatasi keunggulan rupiah.

Kinerja 2024 ENRG Positif, Prospek 2025 bisa Terjaga Berkat Tambahan Aset Baru
| Kamis, 27 Maret 2025 | 09:05 WIB

Kinerja 2024 ENRG Positif, Prospek 2025 bisa Terjaga Berkat Tambahan Aset Baru

Saham ENRG masih sangat dipengaruhi oleh outlook harga minyak dan sentimen investor terhadap risiko geopolitik serta nilai tukar.

Hari Terakhir Perdagangan Sebelum Lebaran, Investor Cermati Kebijakan Pemerintah
| Kamis, 27 Maret 2025 | 08:59 WIB

Hari Terakhir Perdagangan Sebelum Lebaran, Investor Cermati Kebijakan Pemerintah

Investor saat ini lebih banyak mencermati faktor domestik, termasuk perkembangan program Danantara dan kebijakan pemerintahan baru.

INDEKS BERITA

Terpopuler