Kredit Korporasi Jadi Penopang Laba Bank Negara Indonesia (BBNI)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil mengerek laba bersih 76% year on year (yoy) menjadi Rp 8,8 triliun di semester I tahun ini. Realisasi kinerja BBNI tersebut dinilai telah memenuhi proyeksi para analis.
Analis FAC Sekuritas Indonesia Patrick Jorghy Manek mengatakan, laba bersih BBNI setara 54% dari prediksi FAC Sekuritas Indonesia. Sampai akhir tahun 2022, laba bersih BBNI diperkirakan mencapai Rp 16,23 triliun.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Erni Marsella Siahaan dalam riset 1 Agustus 2022 juga menyebut jika realisasi laba bersih BBNI pada paruh pertama 2022 memenuhi 54% dari proyeksi laba bersih sepanjang 2022. Erni memperkirakan laba bersih BBNI di tahun ini Rp 16,37 triliun.
Baca Juga: BNI Sediakan Pembiayaan KUR untuk Taksi Alat dan Mesin Pertanian
Menurut Patrick, BBNI mencatatkan pertumbuhan laba bersih terbesar kedua di antara bank BUMN. "Pertumbuhan laba bersih BBNI ditopang penyaluran kredit yang naik 8,9% yoy dengan pendorong realisasi kredit dari program BNI Xpora dan mempertegas fungsi BBNI sebagai intermediator," kata dia.
Ke depannya, Patrick bilang, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 5%, maka prospek BBNI bakal kian cerah. Apalagi jumlah orang unbanked di Indonesiamasih sebanyak 91,3 juta. Ini jadi sumber pertumbuhan.
Ia juga yakin penyaluran kredit BBNI bertumbuh. "FAC Sekuritas Indonesia memprediksi pertumbuhan kredit mencapai 8% dan biaya kredit tetap di 230 bps," ucap Patrick, Senin (22/8). Ia menambahkan, BBNI memiliki keunggulan kompetitif di segmen kredit korporasi.
Kredit korporasi
Dalam lima tahun terakhir (2017-2021), porsi kredit segmen korporasi rata-rata sebesar 47,6% dari total kredit BBNI dan menjadi penyumbang kredit terbesar. Selain itu, pertumbuhan kredit konsumer BBNI, khususnya payroll juga tertinggi dibandingkan peers. Pertumbuhan di 2021 mencapai 18,3% yoy.
Baca Juga: Restrukturisasi Covid-19 BNI Rp 62,9 Triliun Per Juni, Ini Sektor yang Sulit Pulih
BBNI juga memiliki jaringan tersebar dan terbaik dibandingkan dengan peers di beberapa negara. Menurut Patrick, hal ini akan membuat BBNI menjadi bank internasional asal Indonesia dengan ekspansi bisnis global.
BBNI dinilai bisa menjalankan mandat menjadi bank global dengan baik. Ini dimaksudkan untuk mendorong pelaku usaha dalam negeri untuk meningkatkan penetrasi pasar di luar negeri.
Erni mengatakan, dari segi pertumbuhan kredit, segmen korporasi dinilai berisiko lebih rendah dan masih menjadi mesin pertumbuhan kredit BBNI. Ini sejalan dengan penetrasi yang dilakukan BBNI ke segmen ini. Pada semester I-2022, kontribusi kredit corporate private masih menjadi yang terbesar dengan pertumbuhan 15% yoy.
Kontributor pertumbuhan selanjutnya adalah segmen large commercial, KUR, dan payroll loan. Masing-masing segmen ini mencatatkan pertumbuhan kredit 31% yoy, 27% yoy, dan 20% yoy.
Analis DBS Group Research Rui Wen Lim menuliskan dalam risetnya, strategi BBNI beralih ke segmen berisiko lebih rendah, seperti menyasar pelaku industri, memberi pinjaman mikro bersubsidi, dan pinjaman payroll, akan mendukung pertumbuhan berkelanjutan bagi BBNI.
Rui menyarankan buy BBNI dengan target Rp 11.200. Target ini mengimplikasikan PBV 2023 sebesar 1,4 kali. Erni dan Patrick merekomendasikan beli BBNI dengan target harga masing-masing di Rp 10.475 dan Rp 10.300 per saham.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Semakin Kencang, Penempatan Dana Perbankan di SBN Tumhuh Melambat
Senin (22/8), harga BBNI terkoreksi 2,35% ke Rp 8.300 per saham.