Kredit Macet Naik, Biaya Cadangan Bank Ditambah

Rabu, 05 Maret 2025 | 03:05 WIB
Kredit Macet Naik, Biaya Cadangan Bank Ditambah
[ILUSTRASI. Warga menunjukan uang pecahan baru saat layanan penukaran uang dari mobil kas keliling Bank Indonesia di Masjid Al Azhar, Jakarta, Selasa (4/3/2025). Bank Indonesia bekerja sama dengan perbankan menyediakan layanan penukaran pecahan uang rupiah baru di seluruh Indonesia dengan uang layak edar (ULE) sebesar Rp 180,9 triliun dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/agr]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru awal tahun, beberapa bank menaikkan biaya pencadangan. Ini artinya, ada situasi yang membuat bank perlu membuat bantalan demi menjaga pemburukan kualitas kredit masa depan.

Menilik data OJK, rasio kredit bermasalah terlihat naik. Non performing loan (NPL) gross perbankan per Januari 2025 ada di 2,18%. Angka ini naik dari bulan sebelumnya di level 2,08%. Ini artinya ada sekitar Rp 169,65 triliun kredit gagal bayar. Di saat sama, rasio loan at risk (LAR) naik dari Desember 2024 di 9,28% jadi 9,72% di Januari 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyadari memang ada pemburukan rasio kualitas kredit perbankan. Namun, Dian melihat perbankan memiliki bantalan yang kuat, di tengah kondisi ketidakpastian perekonomian. Ini mengacu pada tingkat permodalan perbankan yang cukup. 

Salah satu bank yang tercatat menaikkan beban pencadangan tinggi adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Per Januari 2025, beban pencadangan bank swasta terbesar Tanah Air ini naik 205% secara tahunan jadi Rp 568 miliar. 

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut, kenaikan tingkat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) kredit yang memadai ini untuk mengantisipasi penurunan kualitas aset. 

Kondisi tersebut juga tercermin dalam NPL coverage yang dimiliki BCA. Sepanjang 2024, BCA menjaga NPL coverage 208,5% dan LAR coverage mencapai 76,9%. "Biaya pencadangan akan senantiasa kami tinjau, sejalan perkembangan kualitas aset dan kondisi ekonomi," ujar Hera.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga telah meningkatkan pencadangan tinggi. Tak main-main, pencadangan BRI naik 188,5% secara tahunan menjadi Rp 5,63 triliun per Januari 2025. 

Belum lama ini, Direktur Utama BRI Sunarso bilang, pihaknya lebih fokus pada pengelolaan risiko jangka panjang, salah satunya dengan menyediakan cadangan yang cukup. "BRI memandang ke depan masih ada ketidakpastian, maka kami sudah cadangkan. Kami menyediakan cadangan bantalan," ujar Sunarso.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga meningkatkan pembentukan pencadangan untuk mengantisipasi tekanan global. Per Januari 2025, bank ini menaikkan pencadangan 27,56% secara tahunan jadi Rp 325,54 miliar. 

Di periode sama, outstanding kredit BTN naik 7,1% secara tahunan jadi Rp 356,99 triliun. Direktur Utama Bank BTN Nixon L.P Napitupulu menjelaskan, pertumbuhan kredit ini memperlihatkan permintaan KPR tidak pernah lesu. Penambahan cadangan ini akan menjaga kinerja di tengah tantangan ekonomi. 
 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Tangkap Peluang Investasi, Dua Perusahaan Adaro Group Lakukan Transaksi Afiliasi
| Kamis, 03 Juli 2025 | 17:45 WIB

Tangkap Peluang Investasi, Dua Perusahaan Adaro Group Lakukan Transaksi Afiliasi

Dua perusahaan di bawah Adaro Group kompak melakukan transaksi afiliasi. Tujuannya sama, yaitu menangkap peluang investasi dan pengembangan usaha.

Profit 28,57% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Teriris Tipis (3 Juli 2025)
| Kamis, 03 Juli 2025 | 09:35 WIB

Profit 28,57% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Teriris Tipis (3 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (3 Juli 2025) Rp 1.911.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,57% jika menjual hari ini.

ExxonMobil Berkomitmen Investasi US$ 10 Miliar
| Kamis, 03 Juli 2025 | 09:11 WIB

ExxonMobil Berkomitmen Investasi US$ 10 Miliar

Invesatsi ExxonMobil senilai US$ 10 miliar ini nantinya akan difokuskan pada rencana pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi

Ricky Gantikan Doni Primanto di BI
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:57 WIB

Ricky Gantikan Doni Primanto di BI

Terpilihnya Ricky untuk mengisi jabatan Deputi Gubernur BI pasca dilakukannya musyawarah bersama seluruh anggota Komisi XI DPR

Dua Anak Usaha Medco Energi (MEDC) Raih Pinjaman Rp 8,1 Triliun
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:44 WIB

Dua Anak Usaha Medco Energi (MEDC) Raih Pinjaman Rp 8,1 Triliun

Nilai pinjaman yang akan diterima dua anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) maksimal US$ 500 juta atau setara Rp 8,1 triliun. ​

Duh, Shortfall Penerimaan Terjadi di Semua Jenis Pajak
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:34 WIB

Duh, Shortfall Penerimaan Terjadi di Semua Jenis Pajak

Kementerian Keuangan (Kemkeu) memperkirakan shortfall penerimaan pajak pada tahun ini Rp 112,4 triliun

Menadah Dividen Saham-Saham Lapis Dua
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:27 WIB

Menadah Dividen Saham-Saham Lapis Dua

Beberapa emiten ini menawarkan dividen dengan imbal hasil atau yield di atas 5%. Namun, investor sebaiknya tetap memperhitungkan likuiditasnya.

Ramai Hajatan IPO Pekan Depan, Ada Afiliasi Prajogo, Hermanto Tanoko Hingga Kripto
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:08 WIB

Ramai Hajatan IPO Pekan Depan, Ada Afiliasi Prajogo, Hermanto Tanoko Hingga Kripto

Investor berhati-hati terhadap saham-saham IPO. Sudah menjadi fenomena tersendiri, saham IPO rawan spekulasi.

Investor Asing Terus Net Sell Jumbo, IHSG Berpotensi Melemah Hari Ini, Kamis (3/7)
| Kamis, 03 Juli 2025 | 07:59 WIB

Investor Asing Terus Net Sell Jumbo, IHSG Berpotensi Melemah Hari Ini, Kamis (3/7)

Ketidakpastian pasar yang masih tinggi bagi investor asing. Terlihat dari adanya capital outflow yang terjadi di seluruh perdagangan.

Menadah Dividen Saham Lapis Dua, Perhatikan Juga Faktor Likuiditas
| Kamis, 03 Juli 2025 | 07:49 WIB

Menadah Dividen Saham Lapis Dua, Perhatikan Juga Faktor Likuiditas

Fundamental perusahaan juga sangat layak untuk diperhatikan, agar ketika harganya mengalami penurunan ketika ex-date.

INDEKS BERITA

Terpopuler