KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Angka pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) industri fintech peer to peer (P2P) lending terus membaik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per September 2023, NPF pembiayaan fintech lending yang tercermin pada tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) hanya 2,82%.
TWP90 tersebut turun dibanding periode yang sama di 2022, yakni 3,07%. Secara bulanan, TWP90 juga turun dari Agustus lalu di 2,88%. Melendainya angka TWP90 ini diikuti membaiknya penyaluran pembiayaan fintech lending. Pada kuartal III-2023, pembiayaan fintech lending mencapai Rp 55,70 triliun, naik 14,28% secara tahunan.
Kuseryansyah, Ketua Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menuturkan, penurunan TWP90 fintech lending dipicu sejumlah faktor. "Salah satunya efek perbaikan yang dilakukan anggota, mulai penagihan hingga cover asuransi," jelas Kuseryansyah, Selasa (31/10).
Baca Juga: Penyaluran Pinjaman Fintech P2P Lending ke Segmen UMKM Terus Meningkat
Pendapat Kuseryansyah diamini Ivan Nikolas, CEO Group PT Akselerasi Usaha Indonesia (Akseleran). Dia bilang, untuk memperbaiki TWP90, Akseleran menerapkan penaksiran kredit secara hati-hati. Misal dengan menganalisa cash flow nasabah berdasarkan profil keuangan, dengan menggunakan mesin learning tools.
Selain itu, Akseleran melakukan validasi atas underlying pinjaman (invoice) secara detail. Ini termasuk mengontrol tagihan pembayaran atas invoice yang dijadikan underlying pinjaman. Selanjutnya, memeriksa riwayat kredit peminjam. "Kami juga memastikan borrower punya kapasitas untuk membayar kewajiban," ujar Ivan.
Rekam jejak
Dengan sejumlah strategi tersebut, Ivan mengklaim, angka TWP90 Akseleran berada di level 0,63%, stabil dibandingkan bulan lalu. Ivan optimistis, hingga akhir tahun ini, TWP90 Akseleran masih stabil di bawah 1%. Ivan juga mematok target pembiayaan Akseleran di akhir tahun ini bisa mencapai Rp 3,5 triliun.
Per September 2023, penyaluran pinjaman Akseleran telah mencapai Rp 2,13 triliun. Sekitar 98% penyaluran Akseleran mengalir ke UMKM.
Untuk mencapai target tahun ini, Akseleran akan mengantisipasi sejumlah faktor yang bisa memengaruhi tingkat kredit macet di akhir tahun ini. Salah satunya, perubahan makroekonomi, khususnya di tengah kenaikan suku bunga Bank Indonesia.
Baca Juga: Hingga Oktober 2023, OJK Menghentikan 1.484 Entitas Keuangan Ilegal
Langkah serupa akan ditempuh PT Astra Welab Digital Arta (Maucash). Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan bilang, libur panjang di akhir tahun perlu diantisipasi agar angka kredit macet tak melonjak.
Pasalnya, dana pinjaman bisa jadi dialokasikan untuk kebutuhan libur akhir tahun hingga acara keluarga. "Jadi kami akan memilah borrower dan menyasar segmen sesuai target," kata dia.
Indra menambahkan, saat ini penyaluran pinjaman terbaru Maucash mencapai Rp 4,6 triliun, dengan TWP90 di bawah 5%. Indra berharap penyaluran kredit terus tumbuh ke depannya. Ini seiring produktivitas yang akan dihasilkan dari dana pinjaman.