Berita Perdagangan dan Jasa

Krisis dan Kritisnya Lahan Produktif

Minggu, 14 April 2024 | 06:35 WIB
Krisis dan Kritisnya Lahan Produktif

ILUSTRASI. Kini, keterbatasan lahan dapat diatasi dengan berbagai teknik bercocok tanam. Pemilik HSC Urban Farm, Fajar Wiryono mengatakan, saat ini bertani di kota dan di desa sebenarnya sama saja. 'Yang berbeda hanya lahan dan orangnya. Di desa lahannya luas, jadi orientasinya hasil produksi.?Karena lahan bertani di perkotaan sangat terbatas, model yang paling cocok adalah bertani vertikal atau bertingkat. Ada beberapa model bertani yang bisa dikembangkan, yakni hidroponik, akuaponik, pot, dan vertikultur.

Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Asnil Amri

Permakultur sudah diperkenalkan sejak tahun 1980-an. Ilmu itu hadir dilatarbelakangi adanya urgensi permasalahan dalam industri pangan. Pada era 1970-1980-an, bisnis agro booming. Hingga membuat pelaku industri pangan lalai dan meremehkan ekosistem lingkungan.

"Kala itu industri pangan hanya mengejar keuntungan, meremehkan bahkan justru merusak ekosistem," terang Iqbal, perancang tata kebun dari Ketumbar Workshop.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru