KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi melemah pada Senin (20/2). Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat menegaskan potensi The Fed melanjutkan rencana kenaikan suku bunga.
Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, dollar AS bakal kembali menguat berkat rentetan data ekonomi AS yang kuat. Pejabat bank sentral AS The Fed juga mengeluarkan pernyataan hawkish. "Investor mengantisipasi risalah pertemuan FOMC untuk tahu lebih jauh pernyataan The Fed," kata dia, kemarin.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo melihat, selain komentar hawkish pejabat The Fed, kenaikan indeks harga produsen dan penurunan klaim pengangguran mingguan AS akan menguatkan dollar AS.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah pada Senin (20/2), Nada Hawkish The Fed Masih Menghantui
Sementara Bank Indonesia (BI) pada Kamis (16/2) mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%, sesuai ekspektasi. "BI mengalihkan fokusnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi menjelang pemilihan umum 2024," ucap Sutopo.
Untuk membantu mengurangi dampak kenaikan bunga AS, BI menjual surat utang jangka pendek dan membeli surat utang jangka panjang di pasar sekunder.
Sutopo memprediksi, rupiah hari ini akan bergerak di area Rp 15.150-Rp 15.250. Lukman memperkirakan, rupiah melemah dan bergerak antara Rp 15.150-Rp 15.300 per dollar AS.
Jumat (17/2), kurs spot rupiah melemah 0,34% ke Rp 15.210. Sedangkan kurs Jisdor BI melemah 0,15% jadi Rp 15.199 per dollar AS.
Baca Juga: Terus Turun, Rupiah Spot Melemah ke Rp 15.199 Per Dolar AS di Tengah Hari Ini (17/2)