Laba bersih BUMI melorot karena Dairi Prima

Jumat, 02 November 2018 | 17:36 WIB
Laba bersih BUMI melorot karena Dairi Prima
[ILUSTRASI. Perusahaan Pertambangan Batubara PT Bumi Resources Tbk]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun di kuartal III 2018. Perusahaan milik Grup Bakrie ini mencatatkan laba bersih US$ 205,3 juta, lebih rendah 22,18% ketimbang kuartal III 2017.

Selain karena beban usaha yang masih tinggi, penyebab turunnya laba bersih ini lantaran ada rugi neto atas penjualan entitas anak sebesar US$ 84,61 juta.

Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI mengatakan, penjualan saham PT Dairi Prima MIneral yang dilakukan anak usaha BUMI, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berdampak pada laporan laba rugi BUMI.

Dia bilang, kepemilikan saham BUMI di BRMS sebesar 36%. Dampak penjualan Dairi Prima ke BUMI sekitar US$ 32 juta. "Dengan kata lain, laba inti BUMI, tanpa adanya perhitungan penjualan Dairi Prima yakni US$ 237 juta, masih naik dari kuartal III tahun lalu," ujar Dileep kepada Kontan.co.id, Selasa (2/11).

Selain itu, Dileep berkilah laba bersih perusahaan di kuartal ini tidak representatif jika dibandingkan dengan kuartal III 2017 lantaran di periode itu BUMI dapat untung besar dari partisipasi amnesti pajak.

Seperti diketahui, BRMS menjual 51% saham perusahaan tambang timah dan seng Dairi Prima ke China Nonferrous Metal Industry's Foreign Engineering & Construction Co Ltd (NFC). Nilai transaksinya sebesar US$ 198 juta. Sebesar US$ 107 juta dari nilai itu langsung digunakan untuk melunasi utang.

Adapun pendapatan BUMI mencapai US$ 824,86 juta. Angka ini melonjak 47 kali lipat jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar US$ 17.36 juta. Ini karena sejak 31 Desember 2017, PT Arutmin Indonesia yang sebelumnya tercatat sebagai ventura bersama, kini dicatatkan sebagai entitas anak dengan penambahan kepemilikan 20%.

Secara volume, penjualan batubara BUMI dari tambang Arutmin dan Kaltim Prima Coal masih turun 4,2% year on year (yoy). Volume penjualan batubara konsolidasi ini mencapai 60 juta ton, turun dibandingkan kuartal III 2017 sebesar 62,6 juta ton.

Dileep mengatakan, adanya aturan DMO batubara berdampak pada pendapatan perusahaan. Sementara itu, musim hujan yang terjadi di kuartal III 2018 turut mempengaruhi produksi dan penjualan batubara. "Tapi sejak 18 September, output kembali normal dan kemungkinan akan mencapai 100 juta ton per tahun pada kuartal IV 2018," tandasnya.

Hingga 15 Oktober 2018 BUMI juga telah membayar kreditur sebesar US$ 167,5 juta dalam bentuk tunai terhadap pokok dan kupon untuk fasilitas Tranche A . Pembayaran berikutnya akan dilakukan pada 9 Januari 2019 mendatang.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler