Laba Bersih di Semester I Anjlok, Ini Strategi Catur Sentosa (CSAP) Memoles Kinerja

Senin, 05 Agustus 2019 | 05:47 WIB
Laba Bersih di Semester I Anjlok, Ini Strategi Catur Sentosa (CSAP) Memoles Kinerja
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) berniat lebih banyak memacu penjualan produk impor dalam segmen bisnis distribusi maupun ritel.

Alasannya, produk impor mendatangkan gross profit margin atawa margin laba kotor yang tinggi bagi Catur Sentosa Adiprana (CSAP) ketimbang produk lokal.

Pada semester I-2019, kontribusi penjualan produk impor di Catur Sentosa Adiprana (CSAP) tercatat 17% atau naik ketimbang periode yang sama tahun lalu yaitu 15% untuk segmen distribusi.

"Memang kami dorong distribusi building material impor harus memberikan kontribusi lebih banyak sehingga mendorong gross profit margin," kata Idrus H. Widjajakusuma, Sekretaris Perusahaan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk ke KONTAN, Jumat (2/8).

Sementara pada segmen ritel, penjualan produk impor berkontribusi sebesar 20%-21% selama Januari-Juni 2019.

Informasi saja, Catur Sentosa menjalankan bisnis ritel melalui gerai Mitra10.

Baca Juga: Catur Sentosa (CSAP) buka gerai Mitra10 ke 31 di Yogyakarta

Berpegang pada strategi tersebut, Catur Sentosa masih optimistis mampu memenuhi target laba bersih yang sudah ditetapkan, yakni Rp 90 miliar.

Sebagai perbandingan, tahun lalu laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersih mereka sebesar Rp 77,83 miliar.

Optimisme Catur Sentosa tak berubah meskipun capaian kinerja semester I-2019 justru menunjukkan hasil lain.

Laba bersih perusahaan berkode saham CSAP di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut turun 41,80% year on year (yoy) menjadi Rp 17,64 miliar.

Padahal penjualannya masih tumbuh 10,89% yoy menjadi Rp 5,6 triliun.

Manajemen Catur Sentosa menjelaskan, penurunan kinerja bottom line pada paruh pertama tahun ini merupakan efek dari ekspansi gerai.

Pasalnya, sebagian besar biaya ekspansi gerai berasal dari pinjaman.

Faktor penyebab lain adalah momentum Lebaran dan pemilihan umum (pemilu).

Selama masa itu, sejumlah pelanggan toko tradisional enggan menyetok barang karena aktivitas pembangunan proyek berkurang.

Aktivitas tersebut kemudian berdampak pada kinerja laba bersih Catur Sentosa.

Baca Juga: Catur Sentosa (CSAP) akan membagikan dividen, simak jadwalnya

Namun secara umum, Catur Sentosa juga melihat pola perolehan kinerja selama ini.

"Tren di semester II jauh lebih baik dibandingkan dengan semester I," kata Idrus.

Serapan capex

Asal tahu selama semester I-2019, Catur Sentosa sudah menggunakan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 124 miliar untuk ekspansi gerai Mitra10.

Sejauh ini, mereka sudah merealisasikan pembukaan dua gerai Mitra10 di Cirebon, Jawa Barat, dan Yogyakarta.

Menurut rencana, Catur Sentosa ingin menambah lima gerai Mitra10 baru sepanjang 2019.

Selanjutnya secara berturut-turut akan menyusul operasional gerai Mitra10 baru pada Oktober di Surabaya (Jawa Timur), November di Solo (Jawa Tengah), dan Desember di Makassar (Sulawesi Selatan).

Biaya pembukaan satu gerai Mitra10 sekitar Rp 50 miliar. Asumsinya, biaya sewa tanah dan bangun kurang lebih sebesar Rp 40 miliarRp 50 miliar.

Dana tersebut juga sudah termasuk working capital atau modal kerja

Mengintip catatan KONTAN, sepanjang tahun ini Catur Sentosa menyediakan capex sebesar Rp 580 miliar. Segmen distribusi kebagian Rp 80 miliar.

Selebihnya mereka alokasikan untuk bisnis ekspansi gerai.

Catur Sentosa tak hanya mengalokasikan capex untuk ekspansi gerai tahun ini.

"Jadi kami juga mempersiapkan untuk rencana 2020 karena tiap pembangunan butuh waktu hingga sembilan bulan," kata Idrus.

Baca Juga: Catur Sentosa Adiprana (CSAP) Bidik 50 Gerai Mitra 10

Bagikan

Berita Terbaru

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi
| Jumat, 21 November 2025 | 08:52 WIB

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi

Anak usaha SGRO, BSM, menargetkan pasar benih sawit dengan DxP Sriwijaya. Antisipasi kenaikan permintaan, jaga kualitas & pasokan. 

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:35 WIB

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan

PT Timah Tbk (TINS) optimistis dapat memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya sampai akhir 2025. 

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa
| Jumat, 21 November 2025 | 08:30 WIB

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa

Langkah Grup Sampoerna melepas PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), meninggalkan catatan sejarah dalam dunia pasar modal di dalam negeri. ​

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI
| Jumat, 21 November 2025 | 08:29 WIB

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI

NPI kuartal III-2025 mengalami defisit US$ 6,4 miliar, sedikit di bawah kuartal sebelumnya yang defisit sebesar US$ 6,7 miliar

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:23 WIB

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan

Kemkeu telah menerima surat dari Menteri PANRB terkait pertimbangan kenaikan gaji ASN di 2026       

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit
| Jumat, 21 November 2025 | 08:09 WIB

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit

Tambahan penempatan dana ini lanjutan dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun akhir Oktober lalu​

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah
| Jumat, 21 November 2025 | 07:56 WIB

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442. 

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:54 WIB

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun

Dalam dua bulan, pemerintah harus mengumpulkan penerimaan pajak Rp 730,27 triliun lagi untuk mencapai target dalam APBN

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:47 WIB

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun

Grup Sampoerna melepas seluruh kepemilikannya di PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 1,19 juta saham atau setara 65,72% kepada Posco International.​

Mengelola Bencana
| Jumat, 21 November 2025 | 07:45 WIB

Mengelola Bencana

Bencana alam kerap mengintai. Setidaknya tiga bencana alam terjadi dalam sepekan terakhir, salah satunya erupsi Gunung Semeru..

INDEKS BERITA

Terpopuler