Makin Banyak Saham Masuk Ranah Gocap

Sabtu, 19 Februari 2022 | 05:00 WIB
Makin Banyak Saham Masuk Ranah Gocap
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah saham kembali jatuh ke level gocap di awal 2022 ini. Rotasi portofolio yang dilakukan investor serta sentimen kekhawatiran terhadap penyebaran pandemi mempengaruhi pergerakan saham tersebut.

Salah satu saham yang harganya merosot ke level Rp 50 adalah PT DMS Propertindo Tbk (KOTA). Dalam setahun terakhir, harga saham perusahaan properti ini turun tajam.

Sebagai gambaran, 18 Februari 2021 silam, saham KOTA masih dihargai Rp 760 per saham. Harga saham KOTA pertama kali jatuh di level gocap pada 4 Februari lalu, dan masih bertahan di level tersebut pada penutupan perdagangan kemarin.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji memaparkan, pandemi Covid-19 memang adi tantangan bagi berbagai perusahaan. Adanya pengetatan mobililtas berpengaruh pada kinerja, yang berujung pada hilangnya kepercayaan investor terhadap sejumlah saham.

Apalagi ada saham emiten yang dianggap tidak konsisten menerapkan good corporate governance (GCG). "Ini menimbulkan ketidakpercayaan investor. Jadi harga sahamnya mengalami penurunan hingga menyentuh level Rp 50," jelasnya, Jumat (18/2).

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan kondisi ekonomi memang menjadi angin segar bagi pasar saham. Sebab, investor kembali percaya diri untuk berinvestasi. Tapi, hal ini tidak serta merta mengerek harga saham gocap.

Nafan berpendapat, saham-saham gocap akan terapresiasi dan mengalami kenaikan harga apabila emiten mampu mengembalikan keyakinan investor terhadap sahamnya.Perusahaan memang perlu berkomitmen memperbaiki kinerja fundamental dan serius menerapkan GCG. Selain itu, aksi korporasi signifikan dan menarik juga bisa mengangkat harga sahamnya.

Bagi investor yang sudah terlanjur memiliki saham-saham Rp 50, bisa menunggu hingga saham tersebut naik. Alternatif lain, investor terpaksa menjual rugi. Investor bisa menutup kerugian dari saham gocap dengan meningkatkan keuntungan di saham-saham lain yang potensial.

Tapi, melepas saham gocap di pasar reguler akan sulit karena sahamnya tidak likuid. Saham gocap bisa dilepas di pasar negosiasi dengan risiko harganya melorot lebih dalam lagi, di bawah level Rp 50.

Agar tidak terjebak saham-saham gocap, Nafan menyarankan investor selektif  dan memilih saham berfundamental solid serta likuid.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Ekspor China ke ASEAN Bulan Mei Cetak Rekor! Impor Indonesia Melonjak 21%
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 13:11 WIB

Ekspor China ke ASEAN Bulan Mei Cetak Rekor! Impor Indonesia Melonjak 21%

Pada bulan Mei 2025, ekspor China ke Indonesia berjumlah US$ 6,8 miliar, melonjak 21,43% dari setahun lalu.

Profit 35,33% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (14 Juni 2025)
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 09:06 WIB

Profit 35,33% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (14 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (14 Juni 2025) 1.960.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,33% jika menjual hari ini.

Menakar Risiko dan Peluang Investasi Aset Alternatif Uang Koin Kuno
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:21 WIB

Menakar Risiko dan Peluang Investasi Aset Alternatif Uang Koin Kuno

Uang dan koin kuno bisa dihargai lebih mahal, saat sudah mendapat skor dari lembaga penilaian resmi.

Direktur KISI Sekuritas Seok Mo Yang: Selalu Bersikap Cermat Saat Investasi
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:10 WIB

Direktur KISI Sekuritas Seok Mo Yang: Selalu Bersikap Cermat Saat Investasi

Melihat pilihan investasi Seok Mo Yang, Online Equity Associate Director Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI)

Mitrabada Adiperdana (MBAP) Mencicipi Peluang Diversifikasi
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:07 WIB

Mitrabada Adiperdana (MBAP) Mencicipi Peluang Diversifikasi

Melihat profil bisnis PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) yang tengah fokus melakukan diversifikasi bisnis non-batubara

Ekonomi Rumah Tangga Tertekan, Kredit Bermasalah pun Meningkat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Rumah Tangga Tertekan, Kredit Bermasalah pun Meningkat

Kondisi ekonomi masyarakat bawah tampak semakin tertekan. Itu tercermin dari rata-rata simpanan per rekening di bank yang Susut

Daulat Kelapa Bulat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:30 WIB

Daulat Kelapa Bulat

Indonesia adalah produsen kelapa terbesar kedua dunia. Lebih dari 5,6 juta petani mengelola 3,34 juta hektar kebun.

Invasi Investor Asing ke E-commerce
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:00 WIB

Invasi Investor Asing ke E-commerce

Dalam satu-dua tahun terakhir, kita bisa melihat bisnis online yang dikelola perusahaan asing makin mendominasi e-commerce di Indonesia

Suku Bunga Masih Tinggi, Tren Take Over KPR di Perbankan Melejit
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:00 WIB

Suku Bunga Masih Tinggi, Tren Take Over KPR di Perbankan Melejit

Bank-bank dengan porsi dana murah (CASA) besar biasanya lebih leluasa menyalurkan KPR karena mampu menawarkan bunga kredit lebih kompetitif.​

 Transaksi QRIS Antarnegara Semakin Melesat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 06:55 WIB

Transaksi QRIS Antarnegara Semakin Melesat

​Tren transaksi QRIS lintas negara terus meningkat, baik dari sisi inbound atau transaksi wisatawan asing di Indonesia, maupun outbound.

INDEKS BERITA

Terpopuler