Margin Tipis, Saham Emiten Produsen Beras Tak Menarik

Jumat, 17 Desember 2021 | 04:00 WIB
Margin Tipis, Saham Emiten Produsen Beras Tak Menarik
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen beras yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) bertambah. Belum lama ini, bursa saham kedatangan PT Wahana Inti Makmur Tbk. 

Saat perdana melantai di bursa pada Senin (13/12), harga saham emiten berkode NASI ini melonjak 34,19% menjadi Rp 208 per saham dari harga initial public offering (IPO) Rp 155 per saham. 

Kemudian, pada perdagangan hari kedua NASI melanjutkan kenaikan 17,31% menjadi Rp 244 per saham. Akan tetapi, pada Rabu (15/12), harga NASI terkoreksi 6,56% menjadi Rp 228 per saham. 

Begitu juga kemarin harga saham NASI juga turun 6,14% menjadi Rp 214 per saham. Dus, dibanding harga IPO saham NASI masih memberi return 38,06%.

Baca Juga: Pemanfaatan Resi Gudang di Indonesia Terus Mengalami Pertumbuhan

Kondisi tersebut ternyata tidak berdampak besar pada harga saham produsen beras yang lebih dulu tercatat di BEI. Saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) misalnya masih tidak bergerak bahkan cenderung turun. Dalam empat hari hingga Kamis (16/12), harga saham HOKI turun 1,61% jadi Rp 183. Bahkan bila dihitung sejak awal tahun ini, harga saham HOKI sudah merosot 27,16%.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, prospek saham produsen beras belum terlalu bagus karena ekonomi belum begitu stabil. "Ekonomi belum terlalu kuat dan tingkat pengangguran juga membuat prospeknya tidak begitu bagus," kata Sukarno. Kedua emiten tersebut juga memiliki produk dengan target pasar menengah ke atas.

Terlebih lagi, kedua emiten ini dinilai memiliki margin keuntungan yang tipis. Return on equity (ROE) keduanya kecil sehingga sahamnya dinilai tidak begitu menarik. Per September 2021, HOKI mencatatkan margin laba bersih 1,83% dengan ROE 2,32%. Sementara NASI per Juni 2021 memiliki margin laba bersih 1,61% dengan ROE 2,34%. 

Sukarno menambahkan, kedua saham ini juga memiliki rasio price to book value (PBV) di atas 2 kali rata-rata industrinya. HOKI memiliki PBV 2,67 kali dan NASI 2,22 kali, sedangkan PBV industri sebesar 1,93 kali.

Baca Juga: Cermati rekomendasi saham-saham produsen beras berikut

Penurunan harga saham HOKI sejatinya sudah membuat valuasinya undervalued. "Tapi tunggu momentum teknikal dan konfirmasi sinyal transisi bullish agar bisa menarik untuk dikoleksi," ucap Sukarno. Support HOKI di Rp 180 dan resistance Rp 189. 

Analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi HOKI masih bergerak sideways di Rp 180-Rp 202. 

Bagikan

Berita Terbaru

Adu Kuat Pasar dan Pemerintah di Pasar Surat Utang SBN
| Jumat, 18 April 2025 | 17:37 WIB

Adu Kuat Pasar dan Pemerintah di Pasar Surat Utang SBN

Investor minta yield tinggi, pemerintah tak mau menyerap banyak pada lelang sukuk negara di awal kuartal kedua.

Penjualan Ritel Masih Tumbuh tapi Melambat, Sinyal Ada Masalah di Ekonomi RI
| Jumat, 18 April 2025 | 13:00 WIB

Penjualan Ritel Masih Tumbuh tapi Melambat, Sinyal Ada Masalah di Ekonomi RI

Meski tak sebagus tahun lalu, emiten peritel diprediksi masih bisa menuai berkah dari momen Ramadan dan Idulfitri 2025.

Dimotori BYD dan Wuling, Pabrikan China Kian Unjuk Gigi di Pasar Mobil Indonesia
| Jumat, 18 April 2025 | 10:00 WIB

Dimotori BYD dan Wuling, Pabrikan China Kian Unjuk Gigi di Pasar Mobil Indonesia

Pabrikan China berhasil mendongkak penjualan di tengah menurunnya penjualan mobil di Indonesia pada kuartal I 2025.

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (18 April 2025)
| Jumat, 18 April 2025 | 09:32 WIB

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (18 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,88% jika menjual hari ini.

Erajaya (ERAA) Tengah Mempersiapkan Jalan Masuk Bagi Investor Baru di Erafone
| Jumat, 18 April 2025 | 09:00 WIB

Erajaya (ERAA) Tengah Mempersiapkan Jalan Masuk Bagi Investor Baru di Erafone

PT Erafone Artha Retailindo dan PT Teletama Artha Mandiri akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 April 2025.

Prospek Kinerja Masih Terjaga, MDKA Akan Perpanjang Umur Tambang Emas Tujuh Bukit
| Jumat, 18 April 2025 | 08:00 WIB

Prospek Kinerja Masih Terjaga, MDKA Akan Perpanjang Umur Tambang Emas Tujuh Bukit

Tahun ini PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membidik target produksi emas sebanyak 100.000 ons hingga 110.000 ons.

Sariguna Primartirta (CLEO) Akan Membagikan Saham Bonus
| Jumat, 18 April 2025 | 07:38 WIB

Sariguna Primartirta (CLEO) Akan Membagikan Saham Bonus

Pembagian saham bonus baru kepada para pemegang saham perusahaan yang berasal dari tambahan modal disetor atau agio saham diusulkan Rp 240 miliar.

Telkom (TLKM) Buyback Saham Senilai Rp 3 Triliun
| Jumat, 18 April 2025 | 07:26 WIB

Telkom (TLKM) Buyback Saham Senilai Rp 3 Triliun

PT  Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan melakukan buyback saham maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh sesuai ketentuan.

Meski Pasar Saham Masih Lesu, Emiten Investasi Siap Menggenjot Portofolio
| Jumat, 18 April 2025 | 07:17 WIB

Meski Pasar Saham Masih Lesu, Emiten Investasi Siap Menggenjot Portofolio

Sejumlah emiten investasi berencana menggenjot portofolio mereka pada 2025. Alokasi belanja modal (capex) jumbo telah disiapkan emiten.

Mengusung Nama Baru, EXCL dan Smartfren Resmi Merger
| Jumat, 18 April 2025 | 07:11 WIB

Mengusung Nama Baru, EXCL dan Smartfren Resmi Merger

Status Smartfren Telecom dan Smart Telecom berakhir. EXCL jadi entitas bertahan dengan nama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler