Masalah Pemulihan Ekonomi

Kamis, 21 Oktober 2021 | 09:00 WIB
Masalah Pemulihan Ekonomi
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia harus menempuh jalan yang berliku untuk keluar dari pandemi. Di sisi risiko kesehatan, dunia terlihat kian dekat dengan akhir pandemi.

Setelah mendapatkan beragam vaksin Covid-19, umat manusia kini menanti kehadiran obat, yang disebut-sebut akan menjadi game changer dalam pengobatan infeksi virus korona.

Molnupiravir, nama obat yang dimaksud, kini tengah dalam proses mendapatkan izin penggunaan di Amerika Serikat (AS). Jika izin dari regulator di Negeri Paman Sam dikantongi, molnupiravir akan lebih mudah melenggang ke negara lain.

Merck, sang pengembang obat, telah menjalin kerjasama produksi dengan enam pabrikan asal India. Kesepakatan di luar kelaziman bisnis farmasi itu, bertujuan untuk memperbesar pasokan obat tersebut dalam waktu singkat.

Penurunan risiko infeksi virus korona terhadap manusia, semakin jelas membayang. Semakin besar harapan dunia kian dekat beralih dari pandemi menjadi endemi.

Namun sekalipun perandaian itu benar-benar terwujud, masih ada tugas berat yang menanti otoritas dan pemerintah di berbagai negara. Bagaimana memicu ekonominya untuk berputar seperti yang terjadi di masa prapandemi.

Tema tantangan pemulihan ekonomi paskapandemi, dan masa-masa menjelangnya, adalah menormalkan kembali pasokan. Masalah pasokan yang di bawah kebutuhan ini terlihat dalam banyak sektor, dan terjadi di banyak negara.

Ada persoalan kekurangan pasokan microchip di industri otomotif dan sektor elektronik serta peralatan rumah tangga. Di atas kertas, masalah ini seharusnya selesai, begitu hitung-hitungan bisnis yang baru disepakati.

Kenyataanya, berita tentang keterbatasan semikonduktor masih ramai bergaung. Prediksinya, keterbatasan pasokan ini akan menahan laju bisnis di tiap sektor, hingga paling tidak dua tahun ke depan.

Kendala yang serupa terlihat juga di sektor logistik. Pasokan kontainer yang terbatas mengerek naik harga jasa logistik di masa kini.

Energi merupakan sektor terakhir yang mengalami pasokan yang terbatas. Kecenderungan yang terjadi di banyak negara ini, mulai China, India, negara-negara Eropa hingga Singapura keteteran memenuhi kebutuhan energinya.

Sejauh ini, nyaris tak terdengar darurat pasokan di Indonesia. Mari berharap itu karena kita punya buffer yang memadai, dan bukan karena kita belum beranjak mendekati masa pemulihan,                     

Bagikan

Berita Terbaru

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

Memperbaiki Struktur Keuangan, Emiten BUMN Karya Gencar Divestasi Aset
| Selasa, 02 Desember 2025 | 06:58 WIB

Memperbaiki Struktur Keuangan, Emiten BUMN Karya Gencar Divestasi Aset

Jelang konsolidasi pada 2026, emiten BUMN Karya gencar melakukan divestasi aset untuk memperbaiki struktur keuangannya.

Sarana Menara Nusantara (TOWR) Menyebar Dividen Interim Senilai Rp 400 Miliar
| Selasa, 02 Desember 2025 | 06:46 WIB

Sarana Menara Nusantara (TOWR) Menyebar Dividen Interim Senilai Rp 400 Miliar

Emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menyampaikan rencana pembagian dividen interim untuk periode tahun buku 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler