Masuk Indeks ESGS Kehati, Ini Strategi Bank Raya (AGRO) Kembangkan Portofolio Hijau
KONTAN.CO.ID - Pilihan bank bagi investor yang mencari saham-saham yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik, semakin bertambah. Bank digital PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menjadi penghuni baru dalam daftar indeks ESG Sector Leaders IDX Kehati.
Indeks ESGSKehati berisikan saham-saham dengan hasil penilaian kinerja ESG di atas rata-rata sektornya serta memiliki likuiditas yang baik. Susunan konstituen baru berlaku 2 Desember 2024-28 Mei 2025.
Danar Widyantoro, Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, dan Sumber Daya Manusia Bank Raya Indonesia, mengatakan, masuknya saham AGRO ke dalam Indeks ESGSKehati merupakan kabar yang positif. "Bank Raya bisa menjadi pilihan investor dalam berinvestasi ke perusahaan yang telah menerapkan ESG," kata dia.
Fokus Bank Raya dalam program ESG, Danar menjelaskan, pada pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta tata kelola perusahaan yang baik di segala aktivitas bisnis dan operasional. Tujuannya adalah, mencapai pertumbuhan dan kinerja yang berkelanjutan.
"Sehingga, inisiatif ESG yang ditekankan berkomitmen pada prinsip green banking dan pengembangan produk digital yang berfokus ke segmen mikro dan kecil berbasis sustainability green economy, didukung tata kelola baik," ujarnya.
Pada pilar lingkungan, AGRO mengembangkan green banking lewat pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta layanan digital juga green office.
Portofolio hijau lewat pembiayaan kepada UMKM tercatat mencapai Rp 2,1 triliun di akhir September 2024 lalu. Nilai ini tumbuh 32% dibanding akhir September 2023 (year on year). Pembiayaan ini juga cukup ngebut, mengingat pada 2023, pertumbuhan kredit UMKM 29,1% dan 2022 sebesar 19,8%.
Kalau dilihat dari layanan digital, kinerjanya juga cakep. Simpanan nasabah di tabungan digital hingga September 2024 mencapai Rp 1,08 triliun, tumbuh 40% year on year. Outstanding kredit digital Rp 1,8 triliun, melonjak 90%. Sedangkan total digital loan disbursement mencapai Rp 13,7 triliun atawa melesat hingga 72,5%.
"Pertumbuhan pada dana murah (giro dan digital saving) menunjukkan, produk simpanan Bank Raya telah mampu mempermudah nasabah dalam melakukan pengelolaan keuangannya serta menjawab kebutuhan para nasabah dalam bertransaksi perbankan digital sehari-hari," ungkap Danar.
Nah, kalau dari strategi green office, Bank Raya meningkatkan kesadaran dan gaya hidup hijau di internal. Misalnya, sebanyak 87% karyawan Bank Raya sudah membawa botol minum atau tumbler sendiri. Bank Raya juga melakukan aksi penghematan energi listrik dan bahan bakar minyak (BBM), serta melakukan digitalisasi dokumen.
Di pilar sosial, Bank Raya menyasar pengembangan para insan pegawai, kesetaraan gender, dan lingkungan kerja yang kondusif. Secara lebih luas, Bank Raya mendampingi UMKM dan memperkenalkan kemudahan fitur digital untuk pengembangan usaha lewat program kluster unggulan.
Beberapa kluster usaha yang telah dikembangkan adalah Cluster Alun-Alun Kota Batu Malang, Cluster Kuliner Keprabon di Surakarta, Cluster Pujasera Hayamwuruk di Semarang, dan yang terbaru Cluster Pasar Kranggan di Yogyakarta. Hingga September 2024, sebanyak 150 pelaku usaha telah menerima CSR dari Bank Raya.
"Bank Raya terus mendorong upaya-upaya untuk percepatan adopsi bank digital di masyarakat dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui berbagai program edukasi yang dilakukan live (langsung) secara rutin," sebut Danar.
Di pilar governance, Bank Raya menyasar tata kelola yang baik bagi produk, perusahaan, etika bisnis, dan keamanan siber perusahaan.
Di jalur benar
Danar bilang, dengan karakteristik produk digital Bank Raya yang smaller, shorter, dan faster, perusahaan lebih berdaya dalam memenuhi kebutuhan transaksi perbankan sehari-hari maupun mendukung produktivitas UMKM. Sebagai digital attacker di Group BRI, anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) TI pun menjadi prioritas utama dengan proporsi lebih dari 80%.
Kuncinya adalah, peningkatan sinergi dengan BRI Group. Ini tercermin dari salah satu champion product Bank Raya, Pinang Dana Talangan, pinjaman produktif yang membidik para Agen Laku Pandai BRILink dan Agen Pegadaian.
Sampai September 2024, kredit Pinang Dana Talangan mencapai Rp 11,8 triliun atau tumbuh 69% yoy, yang mengalir ke lebih 36.000 Agen BRILink dan Agen Pegadaian, dengan outstanding total mencapai Rp 580 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 194,8% yoy.
Di sisi digital saving, baru-baru ini, Bank Raya memungkinkan nasabahnya melakukan setor dan tarik tunai di Agen BRILink dan unit BRI yang tersebar di seluruh Indonesia.
Bank Raya yakin, sudah di jalur yang benar untuk mengejar target pertumbuhan. "Produk yang dimiliki sesuai dengan target market yang dituju, yang mana ada di dalam ekosistem BRI Group," ucap Danar.
Memang, ada tantangan dalam mengembangkan bisnis yang berjalan beriringan dengan prinsip lingkungan, sosial, dan ekonomi berkelanjutan. Penerapan ESG menantang karena perlu komitmen tinggi dan agar program dapat selaras dengan bisnis, sehingga tercapainya nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
Implementasinya juga harus selaras dengan prinsip kehati-hatian perbankan dan keuangan berkelanjutan. Danar memberi contoh, di 2023, Bank Raya mampu melakukan penghematan listrik sebesar 47,95% dibanding 2022. Bank Raya juga berhasil melakukan penghematan air sebesar 5,72%, di mana sebelumnya terjadi kenaikan sebesar 11,42% pada 2022.
"Angka ini tentu harus terus kami upayakan, agar terus terjadi peningkatan penghematan setiap tahun," tutur Danar.
Tantangan lainnya sebagai bank digital, yaitu harus terus berinovasi agar masyarakat lebih mudah dan praktis mengakses layanan perbankan. Pada akhirnya, nasabah bisa menghemat waktu dan membantu produktivitas mereka.
Danar yakin, penerapan prinsip-prinsip ESG sebagai bagian dari strategi dan operasional, akan mendukung competitive advantage di pasar serta memperkuat reputasi Bank Raya secara jangka panjang.
Bank Raya juga cukup pede dengan modal keuangan yang kuat untuk melanjutkan mode bisnis digital. Ini tercermin dari laba bersih di akhir kuartal III 2024 yang mencapai Rp 33,9 miliar, melejit 130,9% yoy. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) akhir September lalu sebesar 42,36%, yang mayoritas merupakan modal tier 1. Modal kuat ini akan mendukung ekspansi pertumbuhan bisnis ke depan.
Saat ini, Danar menilai, appetite terhadap komitmen ESG semakin tinggi seiring dengan komitmen pemerintah dalam menerapkan program keberlanjutan. "Dengan demikian, potensi penyaluran kredit untuk pembiayaan hijau atau memiliki portofolio dana yang berwawasan lingkungan juga akan semakin terbuka," kata dia.
Tapi, bisnis digital banking yang menjanjikan ini belum menarik minat investor. Harga saham AGRO pada Kamis (19/12) ditutup di Rp 214 per saham. Harganya merosot 30% sepanjang tahun ini dari akhir tahun lalu di Rp 310.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta melihat, saham AGRO tertekan dinamika di pasar, baik global maupun domestik. Misalnya, ketika Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di 6%.
Dengan kebijakan ini, biaya bank menyalurkan kredit atau borrowing cost tetap tinggi. Sebagai gambaran, biaya bank terhadap pendapatan atau cost to income ratio (CIR) Bank Raya tercatat di level 59,8%, turun dari sebelumnya 74,5%. Sebagai perbandingan, CIR Bank BRI ada di posisi 37,58% untuk periode yang sama.
Dengan tekanan yang masih cukup besar pada AGRO, Nafan memberikan rekomendasi hold saham AGRO, dengan target harga Rp 210 per saham. o