Mega Manunggal Property Pasang Target Pendapatan Rp 330 Miliar

Senin, 21 Januari 2019 | 07:15 WIB
Mega Manunggal Property Pasang Target Pendapatan Rp 330 Miliar
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pergudangan PT Mega Manunggal Property Tbk menargetkan pendapatan Rp 330 miliar sepanjang ini. Target pendapatan tersebut relatif tak terpaut jauh ketimbang target pendapatan tahun lalu.

Tahun 2018, Mega Manunggal mengejar pendapatan antara Rp 270 miliar–Rp 300 miliar. Manajemen perusahaan mengaku, realisasi pendapatan tahun lalu sesuai dengan rentang yang sudah ditetapkan. Hanya, mereka belum bisa mengungkapkan pencapaiannya karena laporan keuangan tahun 2018 masih dalam proses audit.

Mega Manunggal sengaja tak mematok target pertumbuhan pendapatan yang agresif. Pasalnya, mereka sudah terikat kontrak jangka panjang dengan pelanggan. "Untuk pendapatan sendiri cenderung stabil karena pada dasarnya pendapatan berasal dari gudang-gudang yang occupied (terisi)," ujar Asa Siahaan, Head of Finance & Investor Relations PT Mega Manunggal Property Tbk kepada KONTAN, Kamis (17/1) pekan lalu.

Mengintip informasi dalam materi paparan publik tahun lalu, Mega Manunggal memiliki delapan aset sewa di lima lokasi. Empat di antaranya adalah proyek di Bekasi MM2100 terdiri dari Unilever Mega DC, Li & Fung Logistic, Selayar dan Block AE.

Empat aset Mega Manunggal yang lain berupa pergudangan. Perinciannya, gudang Intirub Business Park di Halim (Cililitan, Jakarta), gudang Lazada di Tapos (Depok, Jawa Barat), gudang Cibatu di Jababeka (Cikarang, Jawa Barat) dan gudang di Cileungsi (Bogor, Jawa Barat).

Luas bersih aset atau net leasable area (NLA) yang bisa disewakan dari masing-masing proyek tadi tak sama. Luas proyek Unilever Mega DC contohnya, mencapai 90.288 meter persegi (m²) sedangkan luas proyek Selayar hanya 5.620 m².

Sementara hingga triwulan pertama tahun lalu, Mega Manunggal memiliki total NLA seluas 300.680 m². Catatan tesebut naik hampir tiga kali lipat ketimbang tahun 2013 lalu dengan catatan NLA seluas 139.811 m².

Meskipun luas area sewa terus bertambah, nyatanya kini seluruh gudang Mega Manunggal sudah terisi. "Okupansi gudang kami sudah 100%," ujar Asa.

 

Capex 2019

Oleh karena itu, Mega Manunggal merencanakan pembangunan tiga gudang baru dengan total luas 135.000 m². Perinciannya, gudang seluas 67.000 m² di Cikarang, 35.000 m² di Bogor, dan 33.000 m² di Jababeka. Anggaran konstruksi ketiga gudang mencapai Rp 1 triliun.

Biaya investasi tiga gudang tersebut sudah masuk dalam alokasi dana belanja modal belanja modal alias capital expenditure(capex) Rp 1,7 triliun pada tahun ini. Sisa capex Rp 700 miliar untuk membeli tanah. Mega Manunggal mengincar lahan baru di area Jabodetabek dan Jawa Timur. Hanya, manajemen perusahaan belum bersedia mengungkapkan detailnya.

Adapun, sumber capex 2019 Mega Manunggal berasal dari ekuitas dan pinjaman pihak ketiga dengan porsi sama besar. Kalau mengintip laporan keuangan periode 30 September 2018, perusahaan yang tercatat dengan kode saham MMLP di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut, memiliki ekuitas sebesar Rp 5,07 triliun atau tumbuh 8,57% year to date (ytd).

Biarpun proyek gudang belum terwujud, manajemen Mega Manunggal mengaku sudah ada calon penyewa untuk gudang di Cikarang dan Bogor. Namun, mereka masih menyimpan informasi mengenai identitas calon penyewa dan perjanjian bisnis yang disepakati. "Pastinya dari sektor logistik dan e-commerce," tutur Asa.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA