Melawan Arus Global

Jumat, 22 Juli 2022 | 08:00 WIB
Melawan Arus Global
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian pemulihan ekonomi global makin meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Inflasi yang melonjak tinggi di beberapa negara besar seperti Amerika Serikat, dan kawasan Eropa.

Bank sentral negara-negara tersebut merespon dengan cara text book  yaitu mengerek suku bunga acuan secara agresif. 

Namun respon dengan kebijakan  moneter ketat ini tak sepenuhnya efektif untuk mengerem laju inflasi di tiap negara. Apalagi kompleksitas dari masing-masing negara juga berbeda-beda. Seperti di Turki, yang memasang suku bunga acuan hingga 14% tapi inflasi tetap melambung tinggi hingga 78,6%.

Langkah kehati-hatian inilah yang tampaknya dipilih oleh Bank Indonesia (BI). Rapat Dewan Gubernur BI bulan Juli 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5%. 

Pertimbangan BI meskipun ada tren inflasi tinggi, saat ini inflasi Indonesia masih ada di sasaran atau target BI. Pertimbangan kedua ada risiko perlambatan ekonomi global sehingga BI memutuskan untuk mempertahankan BI Rate.

BI tak terlalu khawatir kebijakan ini akan membuat dana asing di pasar keuangan Indonesia kabur ke luar. BI melihat penguatan dollar Amerika Serikat lantaran indeks dollar saat ini cenderung tinggi yakni di atas 100 sejak April 2022.

Imbal hasil atau yield surat utang negara Amerika Serikat atau US Treasury Bill  jangka waktu 10 tahun juga cenderung naik, jika tahun lalu masih di kisaran 1,939%, saat ini sudah 3,163%.

Sebagai pembanding adalah imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun sebesar sebesar 7,590%, artinya masih ada selisih imbal hasil 4,421%.

Memang di sisi risiko inflasi masih cukup tinggi akibat lonjakan harga energi di pasar global maupun harga pangan akibat dampak perang Rusia - Ukraina.

Prediksi BI inflasi tahun ini akan ada di kisaran 4,5%-4,6% sepanjang tahun lebih tinggi dibandingkan proyeksi awal 4,2%. Sementera BI akan menjaga inflasi inti di  sasaran 2%-4% tak melebihi 4%.

Risiko inflasi tertinggi berasal dari harga energi non subsidi seperti listrik di atas 3.500 VA, lalu harga bahan bakar minyak (BM) non subsidi seperti pertamax dan lain-lain.

Sedangkan harga pangan khususnya pangan impor, sehingga BI akan berupaya agar volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tetap terkendali. 

Akankah kebijakan BI efektif? Yang jelas kemarin kurs tengah rupiah di BI sedikit menguat  14.992 menjadi 14.984/ dollar AS.

Bagikan

Berita Terbaru

Siap-Siap Potensi Dividen Interim UNVR Cukup Besar, Tapi Awas Dividend Trap
| Sabtu, 22 November 2025 | 20:10 WIB

Siap-Siap Potensi Dividen Interim UNVR Cukup Besar, Tapi Awas Dividend Trap

UNVR lebih cocok untuk investor jangka menengah–panjang yang mencari saham defensif dengan dividen stabil, bukan untuk momentum trading.

Selain Sawit Bisnis Kayu Grup Sampoerna Juga Dijual Karena Merugi, Fokus Filantropi
| Sabtu, 22 November 2025 | 18:24 WIB

Selain Sawit Bisnis Kayu Grup Sampoerna Juga Dijual Karena Merugi, Fokus Filantropi

Presiden Direktur Grup Sampoerna Bambang Sulistyo mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

Tren Masih Bullish, Saham Petrosea (PTRO) Kenaikannya Mulai Terbatas
| Sabtu, 22 November 2025 | 17:43 WIB

Tren Masih Bullish, Saham Petrosea (PTRO) Kenaikannya Mulai Terbatas

Kontrak kerja sama yang baru dikantonginya menjadi katalis terdekat bagi emiten terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu ini.

Likuidasi Stagnan & Edukasi Minim, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan Investor Kripto
| Sabtu, 22 November 2025 | 17:18 WIB

Likuidasi Stagnan & Edukasi Minim, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan Investor Kripto

Likuiditas yang flat ini membuat pasar juga berada dalam mode bearish, terutama bagi koin selain bitcoin.

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat
| Sabtu, 22 November 2025 | 11:00 WIB

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat

Kenaikan harga CPO yang terjadi menjadi katalis positif jangka pendek, sementara area support AALI berada di kisaran Rp 7.600 hingga Rp 7.700.

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga
| Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga

PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) tengah menghadapi masa sulit sepanjang sembilan bulan tahun 2025 ini.

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi

Untuk mengejar target pajak penghambat sitem coretax harus segera dibenahi supaya optimalisasi penerimaan pajak terpenuhi..​

Cetak Pekerja Miskin
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Cetak Pekerja Miskin

Negara dan dunia kerja harus mulai merombak strategi dunia tenaga kerja yang bisa menumbuhkan produktivitas serta gaji yang mumpuni.

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat

Dana yang ia miliki sebagian besar kembali ia putar untuk memperkuat modal usaha, ekspansi di berbagai unit bisnis yang ia kelola. 

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:38 WIB

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar

Gugatan ini bukan kali pertama dilayangkan Bank Mandiri. 1 Agustus lalu, bank dengan logo pita emas ini juga mengajukan gugatan serupa.

INDEKS BERITA

Terpopuler