Memahami Analisa Teknikal

Senin, 05 Juli 2021 | 07:25 WIB
Memahami Analisa Teknikal
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Universitas Trisakti memasukkan mata kuliah Analisa Fundamental dan Teknikal pada mahasiswa keuangan tingkat akhir. Mata kuliah ini lebih aplikatif untuk mempersiapkan mahasiswa yang akan segera menghadapi dunia kerja. Analisa teknikal hanya menggunakan data harga dan volume untuk membuat keputusan jual dan beli.

Pengguna analisa teknikal harus percaya harga dan volume mewakili keinginan pelaku pasar. Harga sendiri terbentuk dari supply dan demand yang dicerminkan oleh bid dan offer yang dikirim para pelaku pasar. Bila seseorang percaya harga akan naik, dia akan input order beli, begitu pula sebaliknya.

Kenaikan dan penurunan harga adalah hasil dari supply dan demand yang ada di pasar yang terbentuk karena konsensus pelaku pasar tentang keyakinan harga akan naik atau turun. Bila banyak pelaku pasar percaya harga akan naik, maka demand saham meningkat, sehingga order beli memakan order offer yang ada.

Sebaliknya, bila pelaku pasar percaya harga akan turun, maka supply saham tersebut meningkat. Ini ditandai order jual masuk memakan order bid yang ada di pasar. Inilah yang menyebakan harga merupakan konsensus para pelaku pasar, yang menunjukan minat beli dan jual para pelaku pasar.

Volume sendiri menunjukan berapa banyak pelaku pasar yang berpartisipasi dalam transaksi tersebut. Bila volume kecil, artinya sedikit pelaku pasar yang berkonsensus membentuk harga, tetapi bila volume besar artinya banyak pelaku pasar yang berpartisipasi dalam membentuk harga.

Berangkat dari pemahaman di atas, maka harga dan volume bisa menjadi dasar bagi seseorang pelaku pasar membuat keputusan beli dan jual. Analisa teknikal menerjemahkan harga dan volume tersebut dalam bentuk grafik yang memberikan jejak-jejak pelaku pasar.

Tidak semua data harga diambil, tetapi hanya data pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan dalam periode pengamatan yang diambil. Dengan memperhatikan harga dan volume yang diubah dalam bentuk grafik, pelaku pasar dapat mengetahui apa yang sudah terjadi di pasar.  

Analisa teknikal secara umum melakukan empat kajian utama, yaitu tren, pola grafik, volume dan indikator. Tren adalah arah pergerakan harga dalam satu periode tertentu. Analisa teknikal mengenal beberapa dimensi waktu, yang merupakan time frame yang dipakai investor, bisa berupa satu menit, lima menit, satu jam, satu hari, satu minggu, satu bulan dan satu tahun. Setelah memilih time frame, seorang chartist dapat mengidentifikasi tren pergerakan harga jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Pemilihan time frame sangat tergantung tipe trader dan transaksi yang akan dilakukan. Ada empat tipe trader di pasar, yakni scalper trader, day trader, swing trader dan position trader. Bagi scalper trader yang melakukan transaksi dalam jangka waktu sangat pendek dan biasanya membuka dan menutup transaksi dalam hitungan menit atau jam, time frame yang dipakai tentu data per menit sampai maksimum jam.

Bagi day trader yang menutup transaksi di akhir bursa biasa menggunakan time frame jam. Day trader membuka dan menutup transaksi di hari yang sama dan butuh data kurang dari sehari untuk membuat keputusan.

Swing trader melakukan transaksi dalam tiga hari sampai beberapa minggu. Time frame yang biasa dipakai adalah data harian. Swing trader yang melakukan transaksi lebih lama, seperti mingguan sampai bulanan, dikenal juga sebagai momentum trader.

Terakhir, position trader yang membuka dan menutup transaksi dalam jangka menengah dan panjang, menggunakan time frame harian, mingguan hingga bulanan. Position trader mencari sebuah tren dan mengikutinya sampai berakhir.

Analisa antara lain dilakukan dengan mencermati chart pattern untuk mengidentifikasi arah di periode sideways. Apakah harga akan lanjut menguat atau terjadi pembalikan arah. Pola-pola yang terbentuk sebelum harga melanjutkan tren dikenal sebagai continuation pattern. Sedangkan pola-pola yang terbentuk sebelum harga berbalik arah dikenal sebagai reversal pattern.

Pola-pola ini bisa terjadi dalam jangka panjang maupun pendek. Dalam jangka pendek dikenal pola candlestick dan bar chart, baik pola 1, 2 atau 3 bar atau candle.

Analisa yang kurang lazim dipakai adalah analisa volume. Analisa volume bisa mengetahui psikologi konsensus pelaku pasar. Analisa volume sebenarnya cukup rumit dan butuh pemahaman yang mendalam .

Lalu ada indikator yang merupakan perhitungan matematika dan statistik atas harga dan volume. Perhitungan membantu pengguna analisa teknikal melakukan analisa terharap harga dan volume.

Bagikan

Berita Terbaru

Kinerja April Kompak Melemah, Sektor Perbankan Diprediksi Tetap Akan Menguat
| Kamis, 05 Juni 2025 | 19:39 WIB

Kinerja April Kompak Melemah, Sektor Perbankan Diprediksi Tetap Akan Menguat

Perbaikan NIM akan berfungsi sebagai katalis pemeringkatan ulang bagi sektor perbankan dalam waktu dekat.

Transaksi Rp 673,74 Miliar Saham AADI di Pasar Negosiasi, di Bawah Harga Pasar
| Kamis, 05 Juni 2025 | 15:35 WIB

Transaksi Rp 673,74 Miliar Saham AADI di Pasar Negosiasi, di Bawah Harga Pasar

Jumlah saham yang ditransaksikan, nilainya tidak lebih dari 1,31% dari total jumlah saham AADI yang ditempatkan dan disetor penuh.

Ekonomi Syariah Tahun 2025 Ditargetkan Tumbuh 4,8%-5,6%, Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
| Kamis, 05 Juni 2025 | 13:00 WIB

Ekonomi Syariah Tahun 2025 Ditargetkan Tumbuh 4,8%-5,6%, Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

Terdapat sejumlah tantangan dalam mendorong kinerja perbankan syariah. Salah satunya, dampak dinamika perekonomian global.

Utang Negara Jatuh Tempo Bulan Juni 2025, Bakal Jadi Angka Tertinggi di Tahun 2025
| Kamis, 05 Juni 2025 | 12:00 WIB

Utang Negara Jatuh Tempo Bulan Juni 2025, Bakal Jadi Angka Tertinggi di Tahun 2025

Pelunasan utang, pemerintah, bisa berasal dari penerbitan obligasi baru, kas pemerintah dan pembiayaan non utang.

 Tarif Donald Trump, Aksi Sell America dan Arah IHSG
| Kamis, 05 Juni 2025 | 10:20 WIB

Tarif Donald Trump, Aksi Sell America dan Arah IHSG

Dunia mengatakan Sell America. Pelaku pasar global menjual aset AS, karena kebijakan Trump salah dan menembak kaki sendiri.

Saham DATA Sideways Usai Akuisisi Rampung, Ada Potensi Naik Kembali
| Kamis, 05 Juni 2025 | 10:00 WIB

Saham DATA Sideways Usai Akuisisi Rampung, Ada Potensi Naik Kembali

Dari segi PT iForte Solusi Infotek, pengambilalihan 40% saham DATA bertujuan untuk sinergi usaha di bidang digital infrastruktur telekomunikasi.

Harga Saham PACK Terus Melaju Meski Kena UMA, Layak Beli Atau Sebaiknya Dihindari?
| Kamis, 05 Juni 2025 | 08:42 WIB

Harga Saham PACK Terus Melaju Meski Kena UMA, Layak Beli Atau Sebaiknya Dihindari?

Secara teknikal sejumlah analis melihat saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) masih bisa dicermati.

Profit 33,38% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kinclong (5 Juni 2025)
| Kamis, 05 Juni 2025 | 08:40 WIB

Profit 33,38% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kinclong (5 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (5 Juni 2025) Rp 1.938.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,38% jika menjual hari ini.

Saham BUMI Tertahan di Rp 120-an Efek Distribusi Chengdong, Ada Peluang Akumulasi?
| Kamis, 05 Juni 2025 | 08:10 WIB

Saham BUMI Tertahan di Rp 120-an Efek Distribusi Chengdong, Ada Peluang Akumulasi?

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sejatinya dipayungi sentimen negatif, termasuk sokongan katalis dari BRMS dan DEWA.

HMSP Naik 31% Sejak Awal April 2025, Simak Analisis Teknikal dan Rekomendasi Sahamnya
| Kamis, 05 Juni 2025 | 07:36 WIB

HMSP Naik 31% Sejak Awal April 2025, Simak Analisis Teknikal dan Rekomendasi Sahamnya

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) secara konsisten membagikan dividen dengan rasio pembayaran 100% sejak tahun 2012.

INDEKS BERITA

Terpopuler