Memilah Penawaran Obligasi Korporasi yang Menarik

Selasa, 19 Juli 2022 | 04:40 WIB
Memilah Penawaran Obligasi Korporasi yang Menarik
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki bulan Juli 2022, penerbitan obligasi korporasi masih semarak. Ada delapan obligasi korporasi yang terdaftar. Beberapa penerbit di antaranya adalah PT Summarecon Agung Tbk, PT Bank Maybank Tbk, PT Indomobil Finance dan lainnya. 

Beberapa obligasi yang masih dalam penawaran di antaranya ada obligasi PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT KB Finansia Multi Finance. Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha menyebut, penerbit obligasi datang dari berbagai sektor. 

Tujuan penerbitan obligasi antara lain untuk mencari modal kerja juga ekspansi. "Dari sisi kupon juga terbilang menarik dan fair, apalagi dengan volatilitas di pasar SBN yang cukup tinggi, sementara risiko obligasi korporasi turun seiring membaiknya perekonomian," ujar Yudha. 

Baca Juga: BI Diimbau Kerek Suku Bunga Acuan Bulan Ini, Berikut Penyebabnya

Ia meyakini, tren penerbitan obligasi korporasi ke depan tetap ramai, meski ada potensi kenaikan suku bunga. Menurut Yudha, saat ini para penerbit masih membutuhkan pendanaan, seiring membaiknya ekonomi dan bisnis. Sementara permintaan juga masih sangat tinggi.

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menambahkan, obligasi korporasi juga banyak yang jatuh tempo. Alhasil, baik penerbit maupun investor mempunyai kebutuhan menerbitkan dan membeli.

Secara umum beberapa obligasi korporasi yang baru-baru ini diterbitkan cukup menarik. Menurut Dimas, obligasi korporasi dengan rating di AA-, A-, A, maupun A+ dari sisi kupon jauh lebih menarik. 

Sementara obligasi korporasi dengan rating AAA biasa saja. "Akan tetapi, karena volatilitas SBN besar, obligasi korporasi dengan rating AAA tetap jadi incaran karena tidak terlalu volatil," kata Dimas.

Dimas menyarankan, saat memilih obligasi korporasi, investor perlu mempertimbangkan track record emiten selama pandemi. Ini dilakukan untuk menilai kecenderungan emiten di tengah cashflow yang tertekan. 

Sucorinvest AM menyarankan dalam kondisi seperti saat ini investor sebaiknya memilih obligasi dengan rating paling rendah A-. Tenor paling panjang sebaiknya tiga tahun.

Baca Juga: Inflasi Fundamental Belum Naik Signifikan, BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Lagi

Yudha menyarankan investor mencermati fundamental penerbit, seperti perkembangan bisnis dan performa keuangan. Trimegah AM saat ini lebih menyukai telekomunikasi, consumer goods, finansial dan beberapa emiten komoditas. "Kami memilih memperbanyak tenor 3-5 tahun. Kupon pun ideal, risk management lebih terjaga," ujar dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Masa Kejayaan Unitlink Masih Sulit Terulang
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 04:20 WIB

Masa Kejayaan Unitlink Masih Sulit Terulang

Pada Mei 2025 misalnya, OJK mencatat unitlink hanya menyumbang 22,7% dari premi asuransi jiwa, turun dari akhir tahun 2024 yang sebesar 40,4%. 

Pergerakan Rupiah di Rabu (13/8) Menanti Data Ekonomi
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 04:20 WIB

Pergerakan Rupiah di Rabu (13/8) Menanti Data Ekonomi

Penguatan dolar AS terjadi setelah AS dan Tiongkok memperpanjang gencatan senjata tarif selama 90 hari.

Proyeksi Kupon SBN Ritel di Sisa Tahun 2025 Antara 5,75% – 6%
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 04:19 WIB

Proyeksi Kupon SBN Ritel di Sisa Tahun 2025 Antara 5,75% – 6%

Pemerintah masih akan meluncurkan tiga seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel hingga akhir  tahun 2025

Pendapatan Bunga Bank Melandai
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 04:19 WIB

Pendapatan Bunga Bank Melandai

Pendapatan bunga bersih sejumlah bank hanya tumbuh tipis di paruh pertama 2025, bahkan cenderung menurun

Penuhi Kebutuhan Sekolah, Kredit Multiguna Meningkat
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 04:19 WIB

Penuhi Kebutuhan Sekolah, Kredit Multiguna Meningkat

Pertumbuhan kredit multiguna di Juni 2025 disebabkan tingginya kebutuhan rumah tangga, misalnya biaya pendidikan.

Cemas dengan Kisruh Beras Oplosan, Pabrik Beras Setop Produksi di Beberapa Wilayah
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 04:19 WIB

Cemas dengan Kisruh Beras Oplosan, Pabrik Beras Setop Produksi di Beberapa Wilayah

Untuk mengatasi ketidakpastian di pasar, pemerintah diminta segera mengevaluasi total tata niaga beras​.

Daya Beli Menjadi Risiko RAPBN Tahun Depan
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 04:19 WIB

Daya Beli Menjadi Risiko RAPBN Tahun Depan

RAPBN 2026, menurut Badan Anggaran, akan menjadi milestone bagi pemerintah menjalankan program strategis.

Daya Beli Masih Terjepit, Bisnis Gadai Semakin Melejit
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 04:05 WIB

Daya Beli Masih Terjepit, Bisnis Gadai Semakin Melejit

Layanan gadai diyakini akan semakin dicari demi mendapatkan dana segar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Rojali dan Rohana, Berkah atau Musibah?
| Rabu, 13 Agustus 2025 | 04:03 WIB

Rojali dan Rohana, Berkah atau Musibah?

Sejatinya, "Rojali" dan "Rohana" adalah sebuah berkah bagi peritel, bukan musibah, asal peritel tahu cara memikatnya.

Koreksi Harga Saham KLBF Dimanfaatkan Manulife, Vanguard, Hingga Goldman Sachs
| Selasa, 12 Agustus 2025 | 14:42 WIB

Koreksi Harga Saham KLBF Dimanfaatkan Manulife, Vanguard, Hingga Goldman Sachs

Rekomendasi yang dirilis para analis pada Agustus 2025 berjalan, semuanya menyarankan beli saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). 

INDEKS BERITA