KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat dihebohkan dengan berita penarikan produk mi instan merek Indomie Rasa Ayam Spesial di Taipei, Taiwan. Alasannya, produk mi instan itu mengandung zat pemicu kanker.
Melansir Focus Taiwan, dalam sebuah pernyataan, Departemen Kesehatan Taipei mengatakan pihaknya menemukan mi instan Indomie: Rasa Ayam Spesial dari Indonesia mengandung etilen oksida, senyawa kimia yang terkait dengan limfoma dan leukemia.
Hasil pengujian Departemen Kesehatan Taipei menunjukkan bahwa zat karsinogenik terdeteksi pada paket bumbu produk mi instan tersebut.
Informasi saja, etilen oksida beracun jika dikonsumsi atau dihirup. Selain menyebabkan limfoma dan leukemia, etilen oksida juga dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit dan mata yang bersentuhan dengan zat tersebut dan bahkan memicu cacat lahir dan keturunan.
Menanggapi hal ini, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang angkat bicara. Dia mengatakan, pihaknya selalu mengikuti syarat yang ditentukan negara pengimpor. Bahkan, pihaknya juga patuh persyaratan dan ketentuan yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sementara, BPOM memastikan keamanan produk mi instan merek Indomie yang beredar di Indonesia.
Menurut BPOM, kadar etilen oksida (EtO) yang ditemukan pada produk Indomie di Taiwan masih jauh di bawah batas normal ketentuan di Indonesia, yakni 0,187 mg per kg atau setara dengan 0,34 ppm. Sebagai informasi, Batas Maksimal Residu (BMR) EtO sesuai aturan di Indonesia adalah sebesar 85 ppm.
Berdasarkan data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), setiap negara menerapkan aturan batas maksimum etilen oksida yang berbeda.
Singapura, misalnya, menetapkan residu etilen oksida pada rempah-rempah tidak boleh melebihi 50 parts per million atau ppm. Sedangkan di Amerika Serikat batas maksimalnya 7 ppm dan di Uni Eropa 0,1 ppm.
Jika dibandingkan negara lain, parameter yang diberlakukan di Indonesia sangat jauh tertinggal. Sudah saatnya BPOM memperketat standar mutu pangan di Indonesia. Pasalnya, peran BPOM sangat besar dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat di Indonesia.
Bagi masyarakat, mungkin ini menjadi momen meningkatkan standar hidup sehat, yakni dengan tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan instan, serta lebih teliti dalam memilih makanan.