Menakar Kadar Daya Tarik Saham DLTA

Sabtu, 09 Maret 2019 | 05:47 WIB
Menakar Kadar Daya Tarik Saham DLTA
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tarik ulur polemik penjualan saham perusahaan bir PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) masih panas. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berniat menjual saham DLTA, namun DPRD DKI Jakarta belum memberikan sinyal lampu hijau.

Sekadar mengingatkan, Pemprov DKI Jakarta saat ini memiliki 210,20 juta saham DLTA, dengan porsi kepemilikan 26,25%. Jika benar Pemprov Jakarta menjual DLTA senilai Rp 1,2 triliun seperti diungkapkan Gubernur Anies Baswedan kemarin (8/3), Pemprov DKI Jakarta berpeluang melepas DLTA dengan harga Rp 5.708 per saham.

Sementara pada penutupan kemarin, harga DLTA berada di Rp 6.575. Jika dihitung sekilas, maka harga penawaran DKI lebih rendah sekitar 13% dari harga saat ini.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, prospek saham DLTA tidak akan berpengaruh banyak meski bakal dijual oleh Pemda DKI. "Soal jual rugi, saya kira tidak karena harga DLTA sudah naik jauh dari sejak Pemda DKI pertama kali beli," ujar dia, Jumat (8/3).

Kalau pun dijual oleh Pemprov DKI Jakarta, akan dilakukan di pasar negosiasi karena saham tidak likuid, sehingga tidak akan mengganggu perdagangan pasar reguler. Sedangkan stagnasi saham DLTA saat ini, menurut dia, karena ada tekanan jual.

Menurut dia, dividen DLTA, yang mencapai payout ratio 60%, tetap menarik. "Daya tarik saham ini tidak lantas pudar cuma karena dijual Pemprov DKI Jakarta," tambah William. Oleh karena itu, William merekomendasikan beli saham DLTA dengan target harga Rp 7.000-Rp 8.000 per saham untuk jangka panjang.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menambahkan, valuasi harga saham DLTA termasuk masih murah jika dibandingkan dengan peer-nya, PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI).

Dalam hitungannya, price to earning ratio (PER) DLTA saat ini sebesar 16 kali. Sedangkan PER MLBI 31,41 kali.Begitu pula dengan price to book value (PBV) DLTA sebesar 4,48 kali, sementara PBV MLBI sebesar 32,94 kali. "Price to sales (P/S) ratio DLTA sebesar 6,29 kali, sedangkan P/S MLBI sebesar 10,54 kali," ujar Sukarno.

Dia menyarankan, investor hold saham DLTA karena prospeknya. "Support terdekat di Rp 6.400 per saham," jelas dia. Tetapi, wait and see bagi yang belum mengoleksi sampai ada konfirmasi beli secara teknikal.

Ronny Titiheruw, Direktur Pemasaran DLTA, mengungkapkan, prospek kinerja perusahaannya tak akan terpengaruh meski Pemprov DKI Jakarta menjual kepemilikan sahamnya di DLTA. "Prospek 2019 tetap baik dan perusahaan tetap menargetkan pertumbuhan bisa mencapai double digit dari pencapaian 2018," kata dia.

Sekadar gambaran, laba bersih DLTA di akhir kuartal III-2018 naik 27% year on year menjadi Rp 238 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce
| Minggu, 29 Juni 2025 | 11:00 WIB

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce

Tren grocery delivery meningkatkan kebutuhan cold chain logistics. Lalu, seperti apa potensi pasar industri ini?   

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:17 WIB

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (29 Juni 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,70% jika menjual hari ini.

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:00 WIB

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain

Pendapatan premi dari tangan-tangan agen asuransi terus susut seiring dengan perkembangan teknologi digital.        

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas
| Minggu, 29 Juni 2025 | 09:00 WIB

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas

Membedakan kelas miskin, menengah dan kaya, bukan dari penghasilannya saja, tapi juga dari pengeluarannya.

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak
| Minggu, 29 Juni 2025 | 08:05 WIB

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak

Agar cuan, alih-alih boncos. Cermati syarat serta ketentuan fee, sebelum menggunakan "pinjaman modal" dari sekuritas.

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

INDEKS BERITA

Terpopuler