Menanti Bukti

Selasa, 07 Oktober 2025 | 06:12 WIB
Menanti Bukti
[ILUSTRASI. TAJUK - R Cipta Wahyana]
Cipta Wahyana | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harian KONTAN, kemarin (6/10), kembali merilis hasil survei Keyakinan CEO Indonesia atau Indonesia CEO Confidence Index (ICCI). Secara keseluruhan, ada sedikit perbaikan karena ICCI kuartal ke-3 2025 berada di angka 3,25 atau meningkat tipis dari 3,01 di kuartal sebelumnya. Namun, para CEO masih menahan diri untuk menggenjot ekspansi. 

Indikator yang menggambarkan sikap wait and see para CEO adalah angka Indeks Ekspansi Bisnis yang justru turun ke level 3,46; dari 3,52 pada kuartal ke-2. Ada beberapa pemicu sikap ini. Kondisi politik yang masih "hangat" menjadi salah satu perhatian pebisnis. Maklum, kita baru saja melalui periode panas yang memicu demonstrasi dan protes keras masyarakat. 

Masih terkait variabel politik di atas, tampaknya, para CEO juga masih menunggu apakah pemerintah dapat bergerak cepat mengucurkan stimulus ekonomi, menopang daya beli, hingga menciptakan lapangan kerja. Jika diingat, berbagai kesulitan ekonomi ini merupakan akar utama aksi demonstrasi dan protes warga beberapa waktu lalu.  

Senjata utama pemerintah menopang ekonomi adalah anggaran (counter cyclical). Logikanya, jika belanja pemerintah efektif, ujungnya akan mendorong permintaan masyarakat atas barang dan jasa. Sinyal pemulihan permintaan seperti ini, niscaya akan menumbuhkan keyakinan pebisnis untuk ekspansi. 

Masalahnya, efektivitas belanja pemerintah justru memburuk. Tengok saja, sampai awal Oktober tahun ini, realisasi belanja Kementerian dan Lembaga atau K/L ternyata baru 55%. Capaian ini jauh di bawah realisasi hingga Oktober 2024 yang menyentuh hampir 74%. Salah satu penyebabnya: banyak kementerian dan lembaga baru yang belum beres administrasi anggarannya. 

Yang lain, pemerintah juga masih keukeuh melanjutkan program-program populis yang terbukti lambat serapan anggarannya. Makan Bergizi Gratis (MBG) contoh paling nyata. Badan Gizi Nasional (BGN) masih yakin bisa menghabiskan anggaran Rp 71 triliun dan bakal minta tambahan dana tahun ini. Padahal, hingga awal Oktober, realisasinya baru sekitar Rp 19 triliun atau 27%. 

Anggaran ini tentu akan lebih bermanfaat bagi ekonomi jika dialihkan untuk belanja yang lain. Apalagi, maraknya kasus keracunan menjadi bukti tak terbantahkan bahwa kapasitas pemerintah untuk menjalankan MBG masih jauh dari mencukupi. Jika dipaksakan, hasilnya pasti tak maksimal. Akuntabilitasnya juga meragukan.

Selanjutnya: Perpres PLTSa Akan Terbit Pekan Ini

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Inflasi Tahunan Tertinggi Dalam 17 Bulan, Inflasi Bulanan Tertinggi Dalam 5 Tahun
| Senin, 03 November 2025 | 15:49 WIB

Inflasi Tahunan Tertinggi Dalam 17 Bulan, Inflasi Bulanan Tertinggi Dalam 5 Tahun

BPS melaporkan inflasi Oktober 2025 capai 0,28% (MtM) dan 2,86% (YoY), tertinggi dalam 5 tahun. Emas perhiasan jadi pemicu utama. Simak detailnya!

Neraca Dagang Indonesia Surplus 65 Bulan, September 2025 Menciut
| Senin, 03 November 2025 | 15:15 WIB

Neraca Dagang Indonesia Surplus 65 Bulan, September 2025 Menciut

BPS merilis data neraca dagang Indonesia September 2025. Surplus neraca dagang mencapai US$ 4,34 miliar, turun dari bulan sebelumnya.

Inflasi Oktober 2025 Mencapai 2,86% dan Tertinggi Sejak 2021, Emas Jadi Pemicu Utama
| Senin, 03 November 2025 | 12:47 WIB

Inflasi Oktober 2025 Mencapai 2,86% dan Tertinggi Sejak 2021, Emas Jadi Pemicu Utama

Inflasi Indonesia Oktober 2025 mencapai 0,28% MtM (2,86% YoY). BPS sebut emas perhiasan pemicu. Pahami dampak dan data provinsinya.

Kontroversi Pajak Kekayaan, Itu Eksesif, Picik dan Kuno
| Senin, 03 November 2025 | 12:45 WIB

Kontroversi Pajak Kekayaan, Itu Eksesif, Picik dan Kuno

Tak masuk akal, wajib pajak menjual atau melikuidasi sebagian harta mereka, hanya karena tidak memiliki aset likuid untuk membayar pajak ini. 

Indonesia Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Berturut-Turut, Tapi Surplus Makin Mini
| Senin, 03 November 2025 | 12:22 WIB

Indonesia Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Berturut-Turut, Tapi Surplus Makin Mini

BPS mengumumkan neraca perdagangan September 2025 mengalami surplus US$ 4,34 miliar, ditopang non-migas. 

PMI Manufaktur Oktober Melesat, Sinyal Awal Pemulihan Ekonomi Indonesia
| Senin, 03 November 2025 | 12:05 WIB

PMI Manufaktur Oktober Melesat, Sinyal Awal Pemulihan Ekonomi Indonesia

PMI manufaktur Indonesia naik jadi 51,2 di Oktober 2025, didorong permintaan domestik dan belanja masyarakat.

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan
| Senin, 03 November 2025 | 08:07 WIB

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan

Meski belakangan tengah mengalami koreksi, sepanjang 2025 berjalan saham BTPS sudah mencetak kenaikan harga 46,52%.

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan
| Senin, 03 November 2025 | 07:46 WIB

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan

Setiap kenaikan kapasitas 50 juta bcm membutuhkan investasi Rp 3,4 hingga Rp 4 triliun untuk pembelian alat berat dan peralatan pendukung.

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT
| Senin, 03 November 2025 | 07:25 WIB

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT

IKI Oktober menujukkan 22 subsektor masih ekspansi, hanya industri tekstil yang mengalami kontraksi akibat tekanan pasar

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi
| Senin, 03 November 2025 | 07:22 WIB

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi

Sampai 30 September 2025, laba bersih PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melejit 216,06% secara tahunan (yoy) jadi Rp 257,60 miliar.

INDEKS BERITA

Terpopuler