Menanti Efek Trump

Kamis, 07 November 2024 | 06:02 WIB
Menanti Efek Trump
[ILUSTRASI. TAJUK - Hasbi Maulana]
Hasbi Maulana | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilu Amerika Serikat (AS), seperti biasa, menjadi sorotan dunia, bukan hanya karena dinamika politiknya, tetapi juga karena pengaruhnya terhadap perekonomian global. Setiap empat tahun sekali, pemilu AS menghadirkan gelombang ketidakpastian. Pasar saham gemetar, mata uang berfluktuasi, dan investor bersiap untuk beradaptasi dengan kebijakan baru yang akan diimplementasikan oleh presiden terpilih.

AS adalah ekonomi terbesar di dunia. Kebijakan pemerintahnya memiliki efek domino terhadap negara lain. Perdagangan, investasi, bahkan stabilitas global dipengaruhi oleh arah kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah AS.

Kebijakan proteksionis lewat tarif impor bisa memicu perang dagang, menghambat pertumbuhan ekonomi global, dan meningkatkan inflasi. Di sisi lain, kebijakan fiskal longgar, seperti stimulus ekonomi, bisa mendorong pertumbuhan di AS dan secara tidak langsung berdampak positif pada ekonomi dunia.

Pada pemilu AS kali ini pengaruh tersebut juga terasa. Apalagi pilpres AS tahun ini diwarnai sejumlah peristiwa yang tidak biasa. Joe Biden sebagai kandidat Partai Demokrat mundur gara-gara tekanan konstituen menyusul buruknya penampilan pada debat perdana. Melesatnya popularitas Kamala Harris sebagai kandidat pengganti Biden. Belum lagi penembakan Donald Trump saat berkampanye di Pennsylvania.

Berbumbu aneka dinamika tersebut, hasil pemilu AS kali ini, suka tidak suka, menyita perhatian para pelaku bisnis dan para pemegang kebijakan ekonomi di tanah air. 
Jika Kamala Harris menang konon bisnis akan berjalan seperti biasa. Sebaliknya, jika Trump yang unggul, dunia usaha perlu menyiapkan mental menghadapi kejutan-kejutan lama yang muncul kembali.

Genderang perang dagang antara AS dengan China yang menderu sepanjang masa pemerintahan Trump dulu hampir pasti akan bertalu lagi  bahkan mungkin lebih riuh. Bukan tak mungkin semangat hilirisasi pemerintahan Prabowo akan bersinggungan langsung dengan kebijakan proteksionisme dagang Trump.

Meski berjanji mengakhiri perang Ukraina dalam tempo 24 jam sejak dilantik, jika menang pilpres, Trump disinyalir kian memanaskan konflik timur tengah. Lewat Trump-lah untuk pertama kali AS mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Ketika tajuk ini ditulis, perolehan suara Trump unggul telak terhadap Harris. Agaknya Pemerintah RI mesti bersiap menghadapi persaingan ekonomi global yang kian panas.

Selanjutnya: Kemenangan Donald Trump Makin Runtuhkan IHSG, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Bagikan

Berita Terbaru

Tujuh BUMN Perlu Perawatan Khusus
| Kamis, 07 November 2024 | 07:20 WIB

Tujuh BUMN Perlu Perawatan Khusus

Kinerja BUMN tersebut dipengaruhi permintaan yang lesu, utang dan salah kelola sehingga menekan kinerja.

Parlemen Minta Ojol Masuk dalam Revisi UU LLAJ
| Kamis, 07 November 2024 | 07:15 WIB

Parlemen Minta Ojol Masuk dalam Revisi UU LLAJ

Selama ini aturan ojek online baru diatur oleh beleid setingkat peraturan menteri dan bukan dengan undang-undang.

RITS Berharap MLFF Diterapkan Pada Kuartal I-2025
| Kamis, 07 November 2024 | 07:15 WIB

RITS Berharap MLFF Diterapkan Pada Kuartal I-2025

RITS masih menanti kepastian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait kapan teknologi MLFF akan diimplementasikan.

Prabowo Undang Singapura Garap IKN dan Food Estate
| Kamis, 07 November 2024 | 07:10 WIB

Prabowo Undang Singapura Garap IKN dan Food Estate

Presiden Prabowo Subianto membahas beberapa kerjasama bilateral dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.

Awas, Badai PHK Massal Belum Berlalu
| Kamis, 07 November 2024 | 07:10 WIB

Awas, Badai PHK Massal Belum Berlalu

Bukapalak dan KFC melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan di tengah kinerja yang mengalami kerugian.

Menangkap Peluang dan Tantangan Kebijakan Proteksionisme Ala Trump
| Kamis, 07 November 2024 | 07:00 WIB

Menangkap Peluang dan Tantangan Kebijakan Proteksionisme Ala Trump

Kemungkinan Trump tetap melanjutkan kebijakan proteksionisme yang berpotensi menciptakan sejumlah risiko bagi akses produk Indonesia ke pasar AS.

Perum Bulog Bakal di Bawah Kendali Prabowo
| Kamis, 07 November 2024 | 06:35 WIB

Perum Bulog Bakal di Bawah Kendali Prabowo

Perum Bulog bakal tidak lagi menjadi badan usaha milik negara (BUMN) dan menjadai lembaga pemerintah lainnya.

Utang Macet Kartu Kredit Terjaga Rendah
| Kamis, 07 November 2024 | 06:30 WIB

Utang Macet Kartu Kredit Terjaga Rendah

Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kartu kredit rumah tangga di perbankan per September 2024 tercatat sebesar 1,69%,

Akuisisi Tambah Amunisi Ekspansi Bumi Serpong Damai
| Kamis, 07 November 2024 | 06:25 WIB

Akuisisi Tambah Amunisi Ekspansi Bumi Serpong Damai

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berpotensi meningkatkan marketing sales setelah mengakuisisi Suryamas Dutamakmur

Chandra Asri (TPIA) Memacu Bisnis Listrik Tenaga Surya
| Kamis, 07 November 2024 | 06:15 WIB

Chandra Asri (TPIA) Memacu Bisnis Listrik Tenaga Surya

PT Krakatau Chandra Energi (KCE) berhasil mencatatkan kepemilikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas total 2,067 MWp

INDEKS BERITA

Terpopuler