Menanti Tuah January Effect

Senin, 13 Januari 2020 | 06:35 WIB
Menanti Tuah January Effect
[ILUSTRASI. Pekerja berjalan di dekat monitor pergerakan bursa saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020). ANTARA/Hafidz Mubarak]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal yang menunjukkan bursa terimbas sentimen positif aksi pengelola dana dalam menyusun portofolio mereka di awal tahun, atau yang biasa disebut January effect, belum tampak.

Setidaknya, ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai Jumat lalu (10/1) yang masih turun 0,39% dibanding posisi akhir 2019.

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo berpendapat, di awal tahun, IHSG justru mendapat tekanan dari memanasnya konflik geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Karena itu, pengelola dana berhati-hati dalam menyusun portofolio.

Meski begitu, Wisnu menilai, January effect masih dapat terjadi.

Baca Juga: Saham Blue Chip Sektor Tambang dan Konsumsi Masih Menarik Untuk dilirik

Cuma, sentimen ini tidak akan mendorong IHSG naik setinggi window dressing di Desember akhir tahun lalu.

January effect berpeluang terjadi didorong sentimen perkembangan kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China.

"Apabila berjalan sesuai yang diharapkan pelaku pasar, peluang indeks rally terbuka lebar," ungkap Wisnu, Minggu (12/1).

Wisnu memproyeksikan IHSG berpeluang mencapai level 6.300-6.350 hingga akhir bulan pertama tahun ini.

Bisa ke 6.400

Bahkan, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony memperkirakan, IHSG bisa mencapai 6.400 di akhir Januari.

"January effect masih bisa terjadi, terlihat dari investor asing yang masih optimistis ditambah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang menguat," ungkap Chris.

Akhir pekan lalu, kurs rupiah di pasar spot berada di Rp 13.771 per dollar AS, level terkuat dalam 21 bulan terakhir.

Dengan peluang IHSG yang masih akan melaju di sisa Januari ini, Wisnu merekomendasikan beberapa saham yang berpotensi melanjutkan pertumbuhan harga.

Ia menyarankan investor memperhatikan saham ADROTLKM dan CTRA

Saham-saham perbankan seperti BBNIBMRI dan BBTN juga menarik. 

Baca Juga: Terseret Efek Konflik AS-Iran, IHSG Tertolong Sentimen Domestik

Menurut Wisnu, saham-saham bank dan telekomunikasi akan jadi pendorong pertumbuhan IHSG. 

Sementara, saham emiten batubara bertumbuh sejalan dengan rebound harga komoditas jangka pendek.

Sementara Chris merekomendasikan investor memperhatikan saham big caps seperti GGRM, UNTR dan BBRI. "Terutama GGRM dan UNTR karena harganya masih murah," ucap dia.

Saham-saham emiten perkebunan seperti SIMP juga berpotensi melanjutkan penguatan.

Bagikan

Berita Terbaru

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara
| Minggu, 11 Mei 2025 | 05:10 WIB

Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara

Kondang sebagai penambang batubara tak menyurutkan semangat PT Indika Energy Tbk (INDY) transisi ke bisnis yang rendah karbon. 

 
Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena
| Minggu, 11 Mei 2025 | 04:50 WIB

Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena

Kelar garap sepeda motor listrik, Polytron merambah pasar mobil listrik dengan target penjualan yang aduhai.

INDEKS BERITA

Terpopuler