Mendorong Swasta
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu lalu, mungkin sekitar setengah tahun silam, di rubrik ini juga, saya pernah menceritakan pertemuan saya dengan seorang petinggi salah satu perusahaan keuangan swasta. Waktu itu, saat ditanya soal kondisi ekonomi dalam negeri, si pengusaha tersebut menjawab dengan, "Saya sekarang banyak-banyak berdoa."
Sedemikian pesimistisnya dia terhadap kondisi perekonomian dan prospek bisnisnya kala itu. Karena itu, saya cukup terkejut, ketika saya kembali bertemu dengan si petinggi perusahaan keuangan tersebut di akhir tahun ini, dia dengan semangat menceritakan soal optimisme dia terhadap kondisi ekonomi dan bisnis tahun depan.
Menurut dia, strategi pemerintah menggelontorkan banyak uang ke masyarakat, baik melalui penempatan dana SAL di bank pelat merah, atau melalui berbagai program stimulus seperti bansos, perlinsos, program magang bagi lulusan universitas baru, dan lainnya, cukup efektif. Setidaknya, menurut dia, program-program tersebut menumbuhkan optimisme masyarakat.
Sejumlah data ekonomi di akhir tahun memang menunjukkan optimisme tersebut. Big Data Bank Central Asia (BCA) mencatat, konsumsi masyarakat sejak September hingga awal Desember cenderung mengalami peningkatan.
Indeks transaksi belanja (Intrabel) BCA juga terus menunjukkan perbaikan dalam beberapa bulan terakhir. Pada pertengahan Desember ini, Intrabel bahkan melonjak 4,5% secara tahunan. BCA mencatat, belanja masyarakat di mal dan pusat perbelanjaan juga naik.
Memang, sih, tidak lantas target pertumbuhan ekonomi pemerintah bakal tercapai. Kementerian Keuangan memprediksi ekonomi di kuartal IV tumbuh sekitar 5,4% dan mencapai 5,2% sepanjang 2025. Tapi banyak lembaga memprediksi ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh di kisaran 5%.
Kabar baiknya, proyeksi kisaran 5% dari beberapa lembaga itu lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya. Jadi, banyak lembaga juga menilai ekonomi Indonesia pada dasarnya membaik. Nah, ke depan, pemerintah perlu mempertahankan momentum yang sudah tercapai ini.
Jadi harapannya, tahun depan, pemerintah harus berani belanja sejak awal tahun. Jangan lupa, saat ini ekonomi masih bergantung belanja pemerintah. Sementara sektor swasta masih belum masih belum bergerak. Kalau pemerintah bisa jaga momentum, sektor swasta juga berani menggelontorkan modal, roda ekonomi berputar kencang.
