Berita Opini

Menghapus Stigma Desa Terbelakang

Oleh Ely Nurhayati - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Yarsi, Jakarta
Kamis, 31 Maret 2022 | 07:30 WIB
Menghapus Stigma Desa Terbelakang

Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Apabila disebut kata desa, top of mind sebagian besar masyarakat kita adalah wilayah terbelakang. Hal ini tercermin dari kata ‘ndeso’ atau kampungan’ yang kerap digunakan dalam kalimat yang bertujuan menghina pihak yang dianggap terbelakang.

Berdasarkan definisi di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari kata kampungan pun menguatkan argumen tersebut, dimana KBBI mendefinisikan kata kampungan dengan sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan di kampung; terbelakang atau belum modern.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru