Mengimbangi Tekanan Harga, GZCO Kerek Produksi Sawit

Sabtu, 11 Mei 2019 | 12:24 WIB
Mengimbangi Tekanan Harga, GZCO Kerek Produksi Sawit
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski dirundung masalah global, emiten perkebunan PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) berencana untuk meningkatkan produksi crude palm oil (CPO) tahun ini. Emiten tersebut menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) inti sebanyak 250.000 ton sepanjang 2019 atau naik 9,4% dari tahun lalu yang sebanyak 228.549 ton. Dari total produksi TBS itu, kontribusi dari plasma dan pihak ketiga ditargetkan mencapai 117.000 ton atau naik 76% dari realisasi tahun 2018 yang sebesar 79.362 ton.

Tahun ini, produksi CPO GZCO diproyeksikan mencapai 80.500 ton, naik 21,5% dari realisasi tahun 2018 yang sebanyak 66.271 ton. Hingga kuartal I-2019, produksi CPO GZCO mencapai 11.549 ton atau baru 13% dari target. Sementara produksi TBS baru tercapai 15% dari target atau sebanyak 40.049 ton.

Andrew Michael Vincent, Direktur GZCO menyampaikan, ada dua sentimen negatif bagi industri CPO di tahun 2019. Pertama, pengetatan ekspor CPO ke negara Uni Eropa. Kedua, harga CPO yang rendah. Rata-rata harga TBS inti pada kuartal I-2019 mencapai Rp 5.000 per kilogram (kg). Sedangkan tahun lalu, harga rata-rata TBS inti mencapai Rp 7.000 per kg.

Meski demikian, Vincent melihat pemerintah Indonesia saat ini cukup banyak membantu untuk membangkitkan industri CPO lewat negosiasi dan lobi di level global serta aturan penggunaan biodiesel (B20) pada kendaraan. "Harapannya tentu produk CPO bisa segera terserap di pasaran dan bisa membantu peningkatan kinerja kami," kata Vincent, Jumat (10/5).

Dengan peningkatan produksi itu, manajemen GZCO membidik penjualan meningkat jadi Rp 700 miliar, atau naik dari hasil tahun lalu yang sebesar Rp 565 miliar. Perusahaan masih kesulitan meraih break even point (BEP) lantaran harus menanggung beban penyusutan.

Yongki Tedja, Direktur GZCO menambahkan, tahun ini, perusahaan menganggarkan belanja modal Rp 75,25 miliar, turun tipis ketimbang capex tahun lalu yang sekitar Rp 80 miliar. Nantinya, belanja modal ini akan diserap untuk biaya menanam dan perawatan tanaman sawit yang belum panen sebesar Rp 40 miliar. Selain itu ada investasi fixed asset senilai Rp 35,25 miliar. Sumber dana seluruhnya masih dari internal. "Kami akan menanam sawit lagi di lahan yang sudah ada di Sumatra Selatan seluas 500 hektare (ha)," kata Yongki.

Adapun di Sumsel, lahan GZCO mencapai 4.000 ha dengan luas areal tertanam mencapai 2.000 ha. Alhasil, dengan penambahan tanaman baru, area yang sudah ditanami menjadi 2.500 ha.

Bagikan

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler