Mengukur Kecepatan Penjualan Mobil Listrik Sebelum Subsidi Ketuk Palu
KONTAN.CO.ID - Mobil listrik kembali membetot perhatian publik. Kali ini bukan pada varian yang diluncurkan pemilik merek , melainkan dari pemerintah yang ingin memberikan subsidi untuk kendaraan listrik. Meski belum dirilis, namun gelagat kebijakan pemberian subsidi ini sudah angin segar ke industri mobil listrik di Indonesia.
Salah satu alasan pemerintah memberikan skema subsidi adalah untuk mempercepat penggunaan kendaraan ramah lingkungan itu. Pemerintah berkaca ke negara yang memiliki kebijakan subsidi tersebut. Mulai dari Eropa, China dan juga di Thailand yang selama ini menjadi kompetitor terdekat Indonesia dalam hal industri kendaraan listrik.
Untuk itu, Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian tak mau gegabah dalam menyusun skema subsidi. Yang jelas, Agus hanya memastikan, insentif untuk kendaraan listrik hanya diberikan untuk kendaraan listrik yang diproduksi di Indonesia.
Kabar ini tentu membawa angin segar bagi pabrikan mobil yang sudah memiliki pabrik kendaraan listrik di Indonesia. Apalagi, pemerintah juga berencana memberikan subsidi untuk kendaraan teknologi hibrida, yang memiliki dua mesin penggerak. Yakni mesin konvensional serta dari motor yang digerakkan listrik.
Dalam skema awal yang disusun pemerintah, besaran subsidi mobil listrik dipatok Rp80 juta. Agus berharap, insentif tersebut bisa mempercepat investor membenamkan investasinya di Indonesia. Baik investor otomotif, maupun investor untuk hulu industri seperti baterai dan pengolahan nikelnya.
Selain alasan investasi, pemerintah ingin menunjukkan komitmen mengurangi karbon dari emisi gas buang kendaraan bermotor. "Sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia membuktikan komitmen dalam mengurangi emisi karbon," kata Agus.
Rencana penerapan subsidi ini mendapat tanggapan positif pabrikan mobil listrik, khususnya yang sudah membangun basis produksi. "Kami sangat mendukung keputusan tersebut. Karena bisa mengakselerasi adopsi kendaraan listrik di Indonesia," kata Astrid Ariani Wijana, Head of Marketing Department Hyundai Motor Indonesia.
Penjualan naik
Walau subsidi masih rencana, namun penjualan, mobil listrik sudah bertenaga. Hitungan KONTAN dari sumber data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik tahun 2022 naik 1.407% atau naik dari 685 unit di tahun 2021, menjadi 10.327 unit di tahun 2022.
Angka penjualan ini belum termasuk penjualan mobil listrik dari importir umum. Beberapa merek mobil listrik diimpor importir umum, termasuk Tesla. Maka itu, kenaikan penjualan mobil listrik tahun 2022 bisa lebih tinggi lagi.
Apalagi jika tak ada antrean pesanan alias inden mobil listrik karena keterbatasan barang. Ambil contoh, Hyundai yang memproduksi mobil listrik Ioniq 5 di Cikarang, Bekasi sempat mencatat inden lebih dari setahun. Inden terjadi karena keterbatasan produksi akibat kelangkaan cip semikonduktor.
Meski demikian, I Wayan Bagiarta, Head of Group Production Group, PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) bilang, produksi mobil listrik Ioniq 5 akan naik tahun ini. "Tahun ini, headquarter kami memberikan prioritas, mengingat tahun lalu terjadi inden yang cukup banyak," kata Wayan kepada KONTAN, Selasa (24/1).
Wayan menargetkan, produksi Ioniq 5 tahun ini bisa mencapai 8.500 unit. Target ini jauh di atas realisasi produksi mereka tahun 2022 lalu sebanyak 1.865 unit. Pemain mobil listrik lain yang mendulang penjualan tahun 2022 adalah Wuling dengan Air ev. Pabrikan mobil asal China itu berhasil mencatat penjualan Air ev sebanyak 8.053 unit. Adapun Hyundai Ioniq 5 di posisi kedua dengan penjualan 1.829 unit (lihat tabel).
Laju penjualan mobil listrik Wuling Air ev sekaligus berhasil mendongkrak penjualan Wuling di Indonesia. "Kendaraan listrik pertama kami, Air ev, mendapat sambutan hangat dengan kontribusi 27% yang diikuti seri Almaz 18%, New Cortez 13%, dan Formo 5%," kata Dian Asmahani selaku Brand and Marketing Director Wuling Motors.
Hyundai dan Wuling sudah merakit mobil listrik di Indonesia. Namun pemain lain masih mengandalkan mobil listrik impor utuh atau completely built up (CBU). Seperti Nissan yang memiliki Nissan Leaf impor CBU dari Jepang yang sudah dirilis sejak 2021. Namun dari sisi pasar Nissan Leaf masih kalah pamor dari Air ev dan Ioniq 5.
Namun kabar terbaru, Nissan digadang-gadang akan mengusung mobil listrik Sakura dari Jepang. Namun, pihak Nissan belum mau angkat suara soal kabar tersebut. "Pasar untuk mobil listrik dan hybrid sangat potensial dan akan berkembang terus dalam beberapa tahun ke depan," kata Julian Osmond, Head of Marketing & Communication PT Nissan Motor Distribution Indonesia.
Optimisme kendaraan listrik juga dijelaskan Astrid. Menurut juru bicara pabrikan mobil asal Korea Selatan itu, Indonesia telah memasuki era elektrifikasi. "Ekosistem kendaraan listrik Indonesia memiliki banyak potensi dan dapat maju pesat berkat kolaborasi berbagai pihak baik sektor publik maupun swasta," terang Astrid.
Hibrida menggoda
Tak mau ketinggalan, pabrikan Jepang yang terkesan malu-malu dengan mobil listrik, kini memutuskan memperkuat produknya di segmen mobil hibrida. Nah, mobil listrik dengan mobil hibrida ini berbeda ya. Mobil listrik, murni bergerak menggunakan motor yang digerakkan oleh setrum.
Adapun mobil hibrida memiliki dua pilihan penggerak. Pertama sistem penggerak roda konvensional memakai bahan bakar minyak (BBM), dan yang kedua menggunakan listrik. Karena masih menggunakan BBM inilah, pemerintah mematok subsidi mobil hibrida Rp 40 juta atau setengah dari rencana subsidi mobil listrik Rp 80 juta.
Rencana pengembangan mobil hibrida sudah tertuang pula dalam roadmap mobil listrik Indonesia 2020-2024. Atas dasar ini pula, merek Jepang rajin merilis mobil hibrida. Tahun lalu ada Toyota Kijang Innova hibrida yang menambah daftar mobil hibrida Toyota di Indonesia.
Selain Kijang, Toyota sudah memperkenalkan barisan mobil hibrida lainnya seperti; Toyota Corolla Cross Hybrid, Altis Hybrid, Camry Hybrid dan beberapa merek premiumnya melalui Lexus (lihat tabel). Pabrikan mobil Nissan juga tak ketinggalan merilis mobil hibrida di Indonesia. Tahun lalu, Nissan memperkenalkan Kick e-Power.
Pabrikan mobil Jepang lain yang mengintip cuan di segmen mobil hibrida adalah Suzuki melalui Ertiga Hibrida. Hasilnya juga tidak mengecewakan, penjualannya langsung melejit naik dan melampui Kijang Hibrida. Suzuki ambil peluang meluncurkan Ertiga Hybrid yang menyasar pasar gemuk di segmen multi purpose vehicle (MPV). "Tak hanya Ertiga Hybrid, nanti juga akan ada model hybrid lain yang kami perkenalkan di Indonesia," kata Donny Saputra, Marketing 4W Director PT Suzuki Indomobil Sales. p