Mengukur Kecepatan Penjualan Mobil Listrik Sebelum Subsidi Ketuk Palu

Minggu, 29 Januari 2023 | 06:10 WIB
Mengukur Kecepatan Penjualan Mobil Listrik Sebelum Subsidi Ketuk Palu
[]
Reporter: Asnil Bambani Amri, Jane Aprilyani | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID - Mobil listrik kembali membetot perhatian publik. Kali ini bukan pada  varian yang diluncurkan pemilik merek , melainkan dari pemerintah yang ingin memberikan subsidi untuk kendaraan listrik. Meski belum dirilis, namun gelagat kebijakan pemberian subsidi ini sudah  angin segar ke industri mobil listrik di Indonesia.

Salah satu alasan pemerintah memberikan skema subsidi  adalah untuk mempercepat penggunaan kendaraan ramah lingkungan itu. Pemerintah  berkaca ke negara yang memiliki kebijakan subsidi tersebut. Mulai dari Eropa, China  dan juga  di Thailand yang selama ini menjadi kompetitor terdekat Indonesia dalam hal industri kendaraan listrik.

Untuk itu, Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian tak mau gegabah dalam menyusun skema subsidi. Yang jelas, Agus hanya memastikan, insentif  untuk kendaraan listrik hanya diberikan untuk kendaraan listrik yang  diproduksi di Indonesia.

Kabar ini tentu membawa angin segar bagi pabrikan mobil yang sudah memiliki pabrik kendaraan listrik di Indonesia. Apalagi, pemerintah juga berencana memberikan subsidi  untuk kendaraan teknologi hibrida, yang memiliki dua mesin penggerak. Yakni mesin konvensional serta dari motor yang digerakkan  listrik.

Dalam skema awal yang disusun pemerintah, besaran subsidi mobil listrik dipatok   Rp80 juta. Agus berharap, insentif tersebut bisa mempercepat investor membenamkan investasinya di Indonesia. Baik investor otomotif, maupun investor untuk hulu industri seperti baterai dan pengolahan nikelnya.

Selain  alasan investasi, pemerintah ingin menunjukkan komitmen mengurangi karbon  dari emisi gas buang kendaraan bermotor. "Sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia  membuktikan komitmen  dalam mengurangi emisi karbon," kata Agus.

Rencana penerapan subsidi ini mendapat tanggapan positif pabrikan mobil listrik, khususnya yang sudah membangun basis produksi. "Kami sangat mendukung keputusan tersebut. Karena  bisa mengakselerasi adopsi kendaraan listrik di Indonesia," kata Astrid Ariani Wijana, Head of Marketing Department Hyundai Motor Indonesia.

Penjualan naik

Walau subsidi masih rencana, namun penjualan, mobil listrik sudah bertenaga. Hitungan KONTAN dari sumber data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik tahun 2022 naik 1.407% atau naik dari 685 unit di tahun 2021,  menjadi 10.327 unit di tahun 2022.

Angka penjualan ini belum termasuk penjualan mobil listrik dari importir umum. Beberapa merek mobil listrik diimpor importir umum, termasuk  Tesla. Maka itu, kenaikan penjualan mobil listrik tahun 2022 bisa lebih tinggi lagi.

Apalagi jika tak ada antrean pesanan alias inden mobil listrik karena keterbatasan barang. Ambil contoh, Hyundai yang memproduksi mobil listrik Ioniq 5 di Cikarang, Bekasi sempat mencatat inden lebih dari setahun. Inden terjadi karena keterbatasan produksi akibat kelangkaan cip semikonduktor.

Meski demikian, I Wayan Bagiarta, Head of Group Production Group, PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) bilang, produksi mobil listrik Ioniq 5 akan naik tahun ini. "Tahun ini, headquarter kami memberikan prioritas, mengingat tahun lalu terjadi inden yang cukup banyak," kata  Wayan kepada KONTAN, Selasa (24/1).

Wayan menargetkan, produksi Ioniq 5 tahun ini bisa mencapai 8.500 unit. Target ini jauh di atas realisasi produksi mereka tahun 2022 lalu sebanyak 1.865 unit. Pemain mobil listrik lain yang  mendulang penjualan tahun 2022 adalah Wuling dengan Air ev. Pabrikan mobil asal China itu berhasil mencatat penjualan Air ev sebanyak 8.053 unit. Adapun Hyundai Ioniq 5 di posisi kedua dengan  penjualan 1.829  unit (lihat tabel).

Laju penjualan mobil listrik Wuling Air ev sekaligus berhasil mendongkrak penjualan  Wuling di Indonesia. "Kendaraan listrik pertama kami, Air ev, mendapat sambutan hangat dengan kontribusi  27% yang diikuti seri Almaz 18%, New Cortez 13%, dan Formo 5%," kata Dian Asmahani selaku Brand and Marketing Director Wuling Motors.

 Hyundai dan Wuling  sudah merakit mobil listrik di Indonesia. Namun pemain  lain masih mengandalkan mobil listrik impor utuh atau completely built up (CBU). Seperti Nissan  yang  memiliki  Nissan Leaf impor CBU dari Jepang yang sudah dirilis sejak  2021. Namun dari sisi pasar Nissan Leaf masih kalah pamor dari Air ev dan Ioniq 5.

Namun kabar terbaru, Nissan digadang-gadang akan mengusung mobil listrik Sakura dari Jepang. Namun, pihak Nissan belum mau angkat suara soal kabar tersebut. "Pasar untuk mobil listrik dan hybrid sangat potensial dan akan berkembang terus dalam beberapa tahun ke depan," kata Julian Osmond,  Head of Marketing & Communication PT Nissan Motor Distribution Indonesia.

Optimisme  kendaraan listrik juga dijelaskan  Astrid. Menurut juru bicara pabrikan mobil asal Korea Selatan itu, Indonesia telah memasuki era elektrifikasi. "Ekosistem kendaraan listrik Indonesia memiliki banyak potensi dan  dapat maju  pesat  berkat kolaborasi berbagai pihak baik  sektor publik maupun  swasta," terang Astrid.

Hibrida menggoda

Tak mau ketinggalan, pabrikan Jepang yang terkesan malu-malu dengan mobil listrik, kini memutuskan memperkuat produknya di segmen mobil hibrida. Nah, mobil listrik dengan mobil hibrida ini berbeda ya. Mobil listrik, murni bergerak menggunakan motor yang digerakkan oleh setrum.

Adapun mobil hibrida  memiliki dua pilihan penggerak. Pertama sistem penggerak roda konvensional memakai bahan bakar minyak (BBM), dan yang kedua menggunakan listrik. Karena masih menggunakan BBM inilah, pemerintah mematok subsidi mobil hibrida Rp 40 juta atau setengah dari rencana subsidi mobil listrik  Rp 80 juta. 

Rencana pengembangan mobil hibrida  sudah tertuang pula dalam roadmap mobil listrik Indonesia 2020-2024. Atas dasar ini pula, merek Jepang rajin merilis mobil hibrida. Tahun lalu ada Toyota Kijang Innova hibrida yang menambah daftar mobil hibrida  Toyota di Indonesia.

Selain Kijang, Toyota  sudah memperkenalkan barisan mobil hibrida lainnya seperti; Toyota Corolla Cross Hybrid, Altis Hybrid, Camry Hybrid dan beberapa merek premiumnya melalui Lexus (lihat tabel). Pabrikan mobil Nissan juga tak ketinggalan merilis mobil hibrida di Indonesia. Tahun lalu, Nissan memperkenalkan Kick e-Power.

Pabrikan mobil Jepang lain yang mengintip cuan di segmen mobil hibrida  adalah Suzuki melalui  Ertiga Hibrida. Hasilnya juga tidak  mengecewakan, penjualannya langsung melejit naik dan melampui Kijang Hibrida. Suzuki ambil peluang meluncurkan Ertiga Hybrid yang menyasar  pasar gemuk di segmen multi purpose vehicle (MPV). "Tak hanya Ertiga Hybrid, nanti juga  akan ada  model hybrid lain yang  kami perkenalkan di  Indonesia," kata Donny Saputra, Marketing 4W Director PT Suzuki Indomobil Sales.                     p

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan
| Kamis, 04 Desember 2025 | 12:57 WIB

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan

Jika harga ANTM ditarik hingga tiga bulan terakhir maka sudah ada penurunan sebesar 16,38%. Selain itu, ada juga ekspektasi penurunan suku bunga.

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 10:27 WIB

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun

Di periode ini, ARCI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk US$ 70,47 juta.

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:46 WIB

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%

Inflasi yang masih rendah membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia ke depan      

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:43 WIB

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal

BEI memastikan, pesanan IPO RLCO masih sesuai jadwal prospektus, yaitu 4 Desember 2025 pukul 12:00 WIB.

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:39 WIB

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas

Kinerja sejumlah emiten Grup Sinar Mas jeblok di sembilan bulan 2025. Tapi, pergerakan saham emiten lebih kinclong ketimbang kinerja keuangannya.​

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:38 WIB

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memproyeksikan pendapatan pada 2026 bakal lebih baik dari tahun ini.

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:27 WIB

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi

Langkah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) merevisi jadwal dan harga pelaksanaan rights issue menuai respons positif dari pelaku pasar saham.

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:19 WIB

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api

JP Morgan Sekuritas memproyeksi level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tembus 10.000 pada 2026

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:06 WIB

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi

Realisasi investasi melambat, bahkan realisasi FDI terkontraksi dan terendah sejak pandemi          

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:30 WIB

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun

Perluasan jumlah toko juga dilakukan untuk memperkuat posisi pihaknya sebagai pemimpin di pasar ritel perlengkapan rumah tangga di Tanah Air

INDEKS BERITA