Mengukur Kinerja Sektoral Emiten di Bursa Efek Indonesia pada Semester I 2023

Sabtu, 08 Juli 2023 | 17:02 WIB
Mengukur Kinerja Sektoral Emiten di Bursa Efek Indonesia pada  Semester I 2023
[ILUSTRASI. ANALISIS - Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama]
Wawan Hendrayana | Vice President Infovesta Utama

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada separuh pertama tahun 2023 ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup negatif 2.75%. Pemicu kinerja lesu ini banyak hal. Seperti antisipasi kenaikan suku bunga serta efek harga energi dan komoditas yang cenderung menurun. 

Pertumbuhan ekonomi negara besar seperti Tiongkok yang digadang naik pasca pandemi juga belum sesuai harapan. Apa semua sektor saham lesu di tahun ini? 

Untuk menjawab pertanyaan di atas mari kita melihat kinerja 12 sektoral saham. Analis membutuhkan indeks sektoral  dalam mendapatkan gambaran kinerja suatu industri. 

Tujuannya, membandingkan kinerja masing-masing sektor dan mengetahui sektor mana yang sedang menguntungkan atau sebaliknya. Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan IDX Industrial Classification (IDX-IC). 

Struktur klasifikasi IDX-IC memiliki 4 tingkat klasifikasi, yaitu sektor, sub-sektor, industri dan sub-industri. Dengan struktur klasifikasi , IDX-IC dapat mengelompokkan jenis perusahaan tercatat yang lebih homogen. 

Ada juga sektor produk investasi tercatat untuk mengakomodasi instrumen investasi  di bursa seperti Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estat (DIRE) dan Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).

Lalu seperti apa kinerja sektor sektor IDX-IC di tahun 2023? Untuk mengetahuinya kita akan melihat kinerja 11 sektor IDX-IC di luar sektor produk investasi tercatat sejak akhir tahun lalu  hingga 27 Juni 2023.

Per akhir Juni 2023 secara total kapitalisasi (nilai semua saham yang diperdagangkan) sebesar Rp 9.459 triliun. Dari sisi masing-masing sektor maka sektor keuangan masih menjadi yang terbesar dengan kapitalisasi total Rp 3.575 trilliun dan bobotnya sekitar 38% dari total kapitalisasi IHSG. 

Dengan  bobot, paling besar maka korelasi pergerakan kinerja sektor keuangan menjadi yang terbesar terhadap IHSG di tahun ini hingga 75%. Artinya pergerakan IHSG dan sektor keuangan hampir selalu searah. 

Baca Juga: Banyak Libur Pekan Ini, Investor Cenderung Wait and See

Saham dengan kapitalisasi terbesar di indonesia yaitu Bank Central Asia (BBCA) masuk di sektor in dengan kapitalisasi Rp 1.116 triliun atau sekitar 11.8% dari IHSG. Lalu Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan kapitalisasi Rp 813 triliun

Di luar keuangan, sektor barang konsumen primer menjadi nomor dua, emiten terbesar di sektor ini adalah  Unilever (UNVR) Rp 162 triliun dan Indofood CBP (ICBP) Rp 132 triliun. Dikuti sektor energi yang saham terbesarnya adalah Bayan Resoources (BYAN) Rp 516 triliun dan Adaro Energy (ADRO) Rp 71 triliun. 

Terlihat, sektor transportasi dan logistik secara kapitalisasi paling kecil di antara sektor lainya. Dari sisi kinerja besarnya kapitalisasi tidak berarti return juga baik, Pun demikian kapitalisasi yang besar juga dapat mencerminkan minat investor yang tinggi pada sektor tersebut.

Dalam enam bulan terakhir sektor Transportasi dan Logistik melejit hingga 14,3% jauh meninggalkan sektor lain. Nmun korelasinya dengan IHSG relatif kecil.

Artinya boleh dibilang sektor di atas bergerak sendiri tidak terpengaruh oleh sentimen yang mendera IHSG. Sektor konsumer primer terlihat positif karena ekspektasi mendekati tahun politik memicu konsumsi masyarakat.

Sektor Energi dan Bahan Baku menjadi pemberat bagi IHSG dengan penurunan yang cukup dalam. Ini karena dampak perang Rusia- Ukraina terhadap kenaikan komoditas sudah memudar. 

Di separuh kedua 2023 harapan atas penurunan inflasi pertumbuhan ekonomi yang baik dapat kembali membuat IHSG rebound.
Koreksi dapat menjadi momentum melakukan akumulasi pada harga murah. Tetapi investor tetap harus memahami kondisi fundamental emiten, prospek bisnis serta likuiditas dari masing-masing saham sebelum memutuskan untuk membeli.

Tentu saja masing-masing sektor memiliki sub sektor dan industri masing-masing yang dapat dianalisa lebih lanjut. 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi
| Kamis, 27 November 2025 | 10:00 WIB

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi

PetroChina International Jabung Ltd. merupakan produsen migas terbesar ke-9 di Indonesia, dengan produksi 58 MBOEPD pada 2024.

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat
| Kamis, 27 November 2025 | 09:37 WIB

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat

Manajemen menargetkan pemulihan profitabilitas pada 2026 lewat efisiensi biaya, perluasan jaringan layanan, serta penguatan portofolio. 

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera
| Kamis, 27 November 2025 | 09:33 WIB

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera

Kontrak itu memperkuat langkah PPRE dalam menghadirkan operasional pertambangan yang efektif, aman, dan berkelanjutan. 

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP
| Kamis, 27 November 2025 | 09:24 WIB

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP

Perkembangan proses hukum ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional maupun layanan bisnis PTPP.  

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group
| Kamis, 27 November 2025 | 07:58 WIB

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group

Semestinya kalau informasi tersebut benar, ANZ maupun Panin Financial berkewajiban melaporkan perubahan itu kepada publik dan otoritas.

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan
| Kamis, 27 November 2025 | 07:53 WIB

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan

Amerika Serikat (AS) merupakan pasar ekspor ban terbesar bagi Indonesia, dengan porsi mencapai 40%-45%.

Kasus Pajak
| Kamis, 27 November 2025 | 07:05 WIB

Kasus Pajak

Jadi pekerjaan rumah pemerintah untuk terus meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat ditengah marak kasus korupsi pajak.

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP
| Kamis, 27 November 2025 | 07:00 WIB

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP

Kasus korupsi di ASDP yang melibatkan para mantan petinggi BUMN ini merupakan ujian integritas dan kualitas pengambilan keputusan.​

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal

Lonjakan harga saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) seiring rencana OJK mengubah aturan permodalan bank umum.

Tekanan Jual Saham Mantan MSCI Mulai Mereda
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Tekanan Jual Saham Mantan MSCI Mulai Mereda

Setelah aksi jual mulai reda, analis menilai terdapat peluang rebound di saham-saham yang keluar dari MSCI

INDEKS BERITA

Terpopuler