KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hajatan initial public offering (IPO) PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sepuluh tahun yang lalu mendatangkan dana segar sekitar Rp 2,68 triliun. Duit tersebut mereka gunakan untuk ekspansi pabrik baja, pelabuhan dan pembangkit listrik. Namun, ekspansi pabrik menjadi salah satu pemicu utang.
Direktur Utama KRAS Silmy Karim sempat menerangkan jika sebagian besar utang yang kini ditanggung berasal dari kebutuhan dana untuk menutupi investasi di masa lampau. Mayoritas untuk ekspansi pabrik blast furnace yang diperkirakan mencapai Rp 10 triliun. Utang kemudian muncul karena ada mismatch atau ketidakcocokan antara investasi dan realisasi.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.