Menunggu Keputusan The Fed, Harga Emas Hari Ini Turun Tipis

Senin, 28 Oktober 2019 | 12:45 WIB
Menunggu Keputusan The Fed, Harga Emas Hari Ini Turun Tipis
[ILUSTRASI. Emas cair dituangkan ke dalam cetakan emas batangan di Newmont Minings Carlin yang beroperasi dekat Elko, Nevada, AS, 21 Mei 2014.]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini (28/10) turun tipis, setelah melompat hampir 1% pada akhir pekan lalu. Sebab, investor menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Mengacu Bloomberg pukul 12.28 WIB, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,34% menjadi US$ 1.504,24 per ons troi. Sementara harga emas berjangka AS naik 1,4% menjadi $1.506,70 per ons troi.

"Pasar sedang menunggu The Fed memangkas suku bunga dan hasil dari negosiasi perdagangan AS-China pada 16 November," kata Ronald Leung, Chief Dealer Lee Cheong Gold Dealers, kepada Reuters.

Baca Juga: Harga emas masih turun 0,07% di level US$ 1.503,58 per ons troi (Pukul 12.03 WIB)

The Fed akan menggelar pertemuan pada 29-30 Oktober, dengan harapan: mengurangi suku bunga acuan untuk ketiga kali berturut-turut pada tahun ini.

"Harapan tinggi untuk pemotongan suku bunga pada pertemuan FOMC mendatang membantu untuk menerangi pasar emas," kata Stephen Innes, Market Strategist AxiTrader, dalam sebuah catatan, seperti dikutip Reuters.

Harga emas melonjak pada hari Jumat setelah data ekonomi AS yang melemah mendukung The Fed mengambil kebijakan moneter yang longgar.

Para trader melihat, 90,4% peluang untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh bank sentral AS pada pertemuan kebijakan moneter akhir bulan ini, menurut FedWatch.

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini bertahan di level Rp 757.000

"Tapi, keuntungan mungkin terbatas karena ketegangan perdagangan tidak setegang seperti selama musim panas lalu," ujar Innes.

Presiden Donald Trump pekan lalu mengatakan, AS melakukan dengan sangat baik dalam negosiasi perdagangan dengan China, dan Tiongkok ingin membuat kesepakatan. Pernyataan itu mendorong selera investor untuk aset berisiko, lalu mengantarkan bursa saham Asia naik tinggi tiga bulan pada Senin (28/10).

Baik AS maupun China telah memberlakukan serangkaian tarif baru selama 15 bulan terakhir, mengaduk ketakutan akan resesi global dan mengerek harga emas lebih dari 17% di tahun ini. Tapi, perkembangan baru-baru ini telah membuat kilau harga emas memudar.

Baca Juga: Harga emas ancang-ancang menyambut keputusan suku bunga The Fed

Kenaikan harga emas juga disokong dolar AS yang menguat, yang membuat logam mulia mahal untuk pembeli pemegang mata uang lainnya. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap mata uang lainnya, sedikit naik pada Senin (28/10) pagi setelah naik hampir 0,6% minggu lalu.

Sementara Uni Eropa pada Jumat (26/10) pekan lalu setuju dengan permintaan London untuk perpanjangan tenggat waktu Brexit, tetapi tidak menetapkan tanggal keberangkatan Inggris yang baru.

Bagikan

Berita Terbaru

Menilik Prospek PT Timah (TINS) Pasca Temuan BPK
| Senin, 09 Juni 2025 | 14:00 WIB

Menilik Prospek PT Timah (TINS) Pasca Temuan BPK

BPK mengungkapkan adanya potensi kerugian negara yang ditimbulkan dari kegiatan operasional PT Timah Tbk mencapai Rp 34,49 triliun.

ESG XLSmart (EXCL): Memadukan Strategi biar Jadi Paling Dicintai
| Senin, 09 Juni 2025 | 11:05 WIB

ESG XLSmart (EXCL): Memadukan Strategi biar Jadi Paling Dicintai

Usaha baru hasil merger XL Axiata dan Smartfren efektif berjalan pada tahun ini. Manajemen berjanji lebih ambisius untuk menerapkan ESG.

Gelombang PKPU Anak Usaha BUMN Karya Masih Berlanjut, Kali Ini Menerpa Anak WSKT
| Senin, 09 Juni 2025 | 10:54 WIB

Gelombang PKPU Anak Usaha BUMN Karya Masih Berlanjut, Kali Ini Menerpa Anak WSKT

Sebelumnya gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) juga diajukan terhadap anak usaha PTPP dan WIKA.

Proyeksi IHSG Usai Idul Adha, Minim Sentimen Domestik dan Waspadai Profit Taking
| Senin, 09 Juni 2025 | 09:56 WIB

Proyeksi IHSG Usai Idul Adha, Minim Sentimen Domestik dan Waspadai Profit Taking

Selama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak menembus ke bawah 7.000, outlook mingguan masih netral ke positif.

Emiten Kelapa Sawit Sinarmas (SMAR) Akan Jual Bio CNG dari Limbah Gas Metana
| Senin, 09 Juni 2025 | 09:23 WIB

Emiten Kelapa Sawit Sinarmas (SMAR) Akan Jual Bio CNG dari Limbah Gas Metana

DSNG menjadi salah satu pesaing PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) di bisnis bio CNG.

Di Tengah Kabar Spin Off, BRIS Jadi Laggard IHSG dengan Penurunan Harga Terdalam
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:58 WIB

Di Tengah Kabar Spin Off, BRIS Jadi Laggard IHSG dengan Penurunan Harga Terdalam

Masuknya Danantara berpotensi membuat free float BRIS lebih tinggi, sehingga di atas kertas akan berefek positif pada perdagangan saham BRIS.​

Menolak Kenaikan Pajak Rumah Tapak
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:56 WIB

Menolak Kenaikan Pajak Rumah Tapak

Kebijakan pajak dinilai perlu diisusun secara adil, transparan, dan bebas dari pengaruh kepentingan bisnis maupun jabatan ganda pejabat negara

Harga Minyak Membuka Ruang Fiskal Pemerintah
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:47 WIB

Harga Minyak Membuka Ruang Fiskal Pemerintah

Pada bulan April 2025, Indonesia Crude Price (ICP) ditetapkan US$ 65,29 per barel di bawah asumsi US$ 82 per barel

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Beranjak (9 Juni 2025)
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:45 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Beranjak (9 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Redam Pesimisme, Pengelola Bursa dan Emiten Berdialog dengan Pengelola Dana Asing
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:11 WIB

Redam Pesimisme, Pengelola Bursa dan Emiten Berdialog dengan Pengelola Dana Asing

Menghadapi aksi jual para investor asing, baik pengelola bursa juga emiten tak berpangku tangan. Mereka bergerak aktif berdialog dengan hedgefund.

INDEKS BERITA

Terpopuler