Merosot Hampir 3% di Pekan Ini, Begini Proyeksi IHSG Pekan Depan

Sabtu, 25 April 2020 | 05:46 WIB
Merosot Hampir 3% di Pekan Ini, Begini Proyeksi IHSG Pekan Depan
[ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,46 persen atau 65,64 poin ke level 4.567,56 pada akhir perdagangan hari ini. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi korona menjadi alasan pamungkas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi di akhir pekan ini.

Kemarin, Jumat (24/4), IHSG ditutup merosot 2,12%.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menyatakan, ada sejumlah katalis yang mewarnai perdagangan kemarin. Misalnya saja, kabar mengenai obat yang diduga bisa menyembuhkan Covid-19, yaitu Remdevisir, ternyata tidak cukup ampuh dalam mengatasi pandemi corona.

Baca Juga: Presiden Jokowi buka suara tanggapi mundurnya staf khusus milenial Belva dan Andi

Akibat sentimen itu, IHSG tercatat terkoreksi 2,99% dalam sepekan terakhir. Penurunan IHSG pada perdagangan Jumat juga diiringi aksi jual investor asing sebesar Rp 1,09 triliun di seluruh pasar.

Sekadar menyegarkan ingatan, di awal pekan ini, IHSG terseret penurunan harga minyak mentah dunia. Harga minyak kontrak Mei bahkan sempat mencapai minus US$ 37 per barel.

IHSG sempat menguat lagi di pertengahan pekan lantaran harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) rebound dan Senat Amerika Serikat meloloskan stimulus baru penanganan wabah senilai US$ 500 miliar.

Baca Juga: Update Corona Indonesia, 24 April: 8.211 kasus positif, 1.002 sembuh, 689 meninggal

"Stabilisasi harga minyak WTI setelah kontrak Mei ditutup ditambah Remdivisir yang dinilai kurang efektif mengatasi korona menjadi sentimen penggerak IHSG selama sepekan ini," ungkap Hendriko, Jumat (24/4).

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menambahkan, dari dalam negeri, perkembangan data pasien yang positif Covid-19 juga mempengaruhi pergerakan IHSG. Hingga Jumat (24/4), ada tambahan 436 kasus baru penderita corona di Indonesia, sehingga kini total kasus menjadi 8.211 kasus.

Baca Juga: Bank Banten (BEKS) Kesulitan Likuiditas, Merger dengan BJBR Menjadi Pilihan Utama

Di sisi lain, beberapa stimulus seperti perluasan sektor yang dapat memperoleh insentif pajak dan kebijakan-kebijakan untuk menekan penyebaran Covid-19 bisa menjadi angin segar. Ini menahan kejatuhan IHSG lebih dalam.

Tapi Valdy menilai, IHSG diperkirakan masih tertekan di awal pekan nanti (27/4). IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang support-resistance 4.400-4.600. Hendriko juga memperkirakan IHSG melanjutkan pelemahan awal pekan depan.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Sugiman Halim Konglomerat Pemegang Saham BRMS, Caplok IPO DOSS dan BOAT
| Senin, 18 November 2024 | 19:36 WIB

Sugiman Halim Konglomerat Pemegang Saham BRMS, Caplok IPO DOSS dan BOAT

Nilai kekayaan Sugiman Halim dari BRMS dengan kepemilikan 7,35% saham kini bernilai Rp 4,69 triliun.

Tarif PPN 12%, Tingkatkan Risiko Kemiskinan hingga Tekan Daya Saing Investasi
| Senin, 18 November 2024 | 12:30 WIB

Tarif PPN 12%, Tingkatkan Risiko Kemiskinan hingga Tekan Daya Saing Investasi

LPEM FEB UI menyebutkan dampak kenaikan PPN akan menambah beban pengeluaran rumah tangga masyarakat miskin.

Sengketa Hukum Bank Victoria (BVIC) Vs Inet Global Indo, Berikut Tinjauan Hukumnya
| Senin, 18 November 2024 | 11:00 WIB

Sengketa Hukum Bank Victoria (BVIC) Vs Inet Global Indo, Berikut Tinjauan Hukumnya

PT Inet Globalindo (Inet) melayangkan gugatan material senilai Rp 93,46 miliar kepada PT Bank Victoria International Tbk.

Mencari Reksadana Pasar Uang yang Memiliki Kinerja Gemilang
| Senin, 18 November 2024 | 09:35 WIB

Mencari Reksadana Pasar Uang yang Memiliki Kinerja Gemilang

Reksadana pasar uang menjafi primadona. Yakni menawarkan kemudahan transaksi, kinerja setara deposito, likuiditas setara tabungan. 

The Fed Tak Buru-Buru Pangkas Suku Bunga, Ruang Penurunan BI Rate Semakin Sempit
| Senin, 18 November 2024 | 09:30 WIB

The Fed Tak Buru-Buru Pangkas Suku Bunga, Ruang Penurunan BI Rate Semakin Sempit

Menurut Jerome Powell data-data ekonomi Amerika Serikat kuat, sehingga tidak buru-buru butuh "gula-gula" bagi perekonomian.  

ESG: Strategi RS EMC (SAME) untuk Menjadi Rumahsakit Digital dan Ramah Lingkungan
| Senin, 18 November 2024 | 08:56 WIB

ESG: Strategi RS EMC (SAME) untuk Menjadi Rumahsakit Digital dan Ramah Lingkungan

SAME meng-upgrade diri menjadi rumah sakit digital dan ramah lingkungan. Sahamnya pun menarik untuk trading jangka pendek.

Saham Blue Chip Non Bank Seperti TLKM & TPIA Banyak Dibuang Asing, Kapan Balik Lagi?
| Senin, 18 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Blue Chip Non Bank Seperti TLKM & TPIA Banyak Dibuang Asing, Kapan Balik Lagi?

Data inflasi AS terbaru yang naik membuat pasar meragukan The Fed akan memangkas suku bunga Desember 2024.

Pasar Truk Digencet Truk Bekas Impor
| Senin, 18 November 2024 | 08:30 WIB

Pasar Truk Digencet Truk Bekas Impor

Ada prediksi, permintaan truk akan naik dari sektor logistik, dan tergantung kondisi ekonomi, jika stabil pelanggan tidak akan menunda pembelian.

Mengantisipasi Efek Tular Trumponomic
| Senin, 18 November 2024 | 08:10 WIB

Mengantisipasi Efek Tular Trumponomic

Efek tular Trumponomics bakal merembet ke pasar Indonesia lewaat jalur perdagangan serta jalur keuangan,

Produksi TBS dan CPO Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Menurun
| Senin, 18 November 2024 | 08:05 WIB

Produksi TBS dan CPO Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Menurun

Hingga akhir September 2024 lalu, ANJT telah menghasilkan 577.567 ton TBS, angka produksi ini turun 11,8% jika dibandingkan tahun lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler