KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu menyiapkan kuda-kuda untuk mengantisipasi dampak rencana normalisasi kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), terutama mengantisipasi gejolak kurs rupiah. Apalagi, Indonesia masih masuk dalam kategori negara paling rentan.
Lembaga internasional Nomura kembali memasukkan Indonesia ke dalam daftar 10 negara yang rentan (the fragile 10) bersama Brasil, Turki, Afrika Selatan, dan ditambah dengan Kolombia, Chile, Peru, Hongaria, Rumania, dan Filipina. Indikator kerentanan pertama, arus modal asing yang masuk ke pasar keuangan negara berkembang termasuk Indonesia. Jika tapering off terjadi dan para investor berbalik ke AS, akan terjadi arus keluar modal asing secara besar-besaran.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.