Mewujudkan Indonesia Emas

Selasa, 28 September 2021 | 09:05 WIB
Mewujudkan Indonesia Emas
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neo economy society, bukan lagi mimpi tapi tengah kita jalani. Belum 100% digital, kombinasi dengan konvensional sudah menjadi bagian masyarakat global, termasuk warga Indonesia.   

Pandemi Covid-19 mempercepat neo economy, digital di segala lini. Meski yang  nampak jelas di e-commerce, tapi banyak urusan kita kini menjadi neo, mulai dari belajar, rapat, sampai urusan bisnis.

Di usia 25 tahun yang jatuh kemarin, 27 September, Kontan kembali mengingatkan: Building Neo Economy Socierty, Menuju Indonesia Emas 2045. Kita harus bergegas, bahkan ngegas untuk mendayagunakan teknologi di segala urusan.

Pemilik Ancora yang juga mantan Menteri Perdagangan era 2021-2014  Gita Wirjawan yakin Indonesia tak kekurangan sumber daya manusia mumpuni, tak kekurangan ide, tak kekurangan pasar untuk mewujudkan neo economy society. Yang dibutuhkan adalah jalan mendapatkan fulus membangunnya.

Kuncinya: menarik investasi  atau memanfaatkan utang. Laju investasi per kapita Indonesia masih rendah, hanya US$ 100 per orang, Malaysia sudah dua kali lipat dibanding Indonesia,  Vietnam juga lebih tinggi dari kita di kisaran US$ 160 per kapita.   

Ketersediaan uang beredar di negeri ini juga terbilang kecil, di bawah 60% dari PDB. Artinya: ada ruang likuiditas yang masih bisa naik dan dimanfaatkan untuk kegiatan produktif yakni membangun negeri.

Industri perbankan juga tengah membangun literasi. Tak sekadar mencari pendanaan tapi juga memberi pembiayaan. Bank Mandiri semisal, siap memimpin dengan inovasi teknologi, membangun super app open ecosystem.  

Tak mudah, tapi kita bisa. Optimisme ini harus ditebar. Berkaca dari IPO Bukalapak, start up yang masih rugi karena investasi mampu meraih pendanaan jumbo di negeri sendiri. Dan kini,  Indonesia: Negeri 1.000 unicorn, ide bertebaran dan kini berlomba menjadi pemenang.

Capital Group, salah satu pengelola dana investasi terbesar dunia dengan dana kelolaan US$ 2 triliun, dalam riset terbarunya September ini, memprediksi tahun 2030, inovasi kesehatan akan berlari kencang, obat kanker kian dekat, uang tunai tinggal kenangan, semi konduktor di segala lini, teknologi mengaburkan batas realitas, hiburan serba digital, kendaraan otonom raja jalanan, energi terbarukan menggerakan dunia, dan perusahaan inovatif akan membuat dunia lebih baik.

Ini predisi 10 tahun mendatang. Dan kita harus bergegas mewujudkan Indonesia emas.                                      

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA