Berita Bisnis

Millennium Bidik Prinsipal Obat Non-Resep

Rabu, 10 April 2019 | 12:24 WIB
Millennium Bidik Prinsipal Obat Non-Resep

Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Millennium Pharmacon International Tbk berencana menambah prinsipal baru pada tahun ini. Emiten berkode saham SDPC di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mengincar perusahaan pemilik obat non resep.

Agenda bisnis Millennium Pharmacon berangkat dari capaian tahun 2018 yang belum maksimal. Dari tiga jenis produk yang mereka distribusikan pada tahun lalu, hanya obat non resep yang mencatatkan penurunan penjualan. Kalau dihitung, penurunannya hingga 30,42% year on year (yoy) menjadi Rp 202,71 miliar.

Millennium Pharmacon berharap bisa bekerjasama dengan prinsipal obat non resep yang mampu mendobrak pasar. Hanya, mereka masih menyimpan identitas calon mitra bisnis yang sedang diseleksi. "Untuk prinsipal baru ada beberapa di tahun ini dan masih dalam evaluasi," ujar Mohamad Muhazni bin Mukhtar, Direktur Utama Millennium Pharmacon kepada KONTAN, Selasa (9/4).

Tahun lalu, Millennium Pharmacon menjalin kerjasama baru dengan perusahaan alat kesehatan PT Bio Axion Healthindo. Alhasil, kini Millennium Pharmacon sudah menggandeng 30 prinsipal obat maupun alat kesehatan. Jalinan kontrak kerjasama berlangsung dua tahun, dan akan diperpanjang lagi setelah kontrak berakhir sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Millennium Pharmacon juga mulai menikmati kontribusi dari perusahaan yang telah diakuisisi yakni PT Errita Pharma. Errita Pharma bergelut dalam bisnis obat generik.

Melalui prinsipal, secara tidak langsung Millennium Pharmacon juga melayani permintaan obat e-catalogue Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Dalam catatannya sejauh ini, kontribusi obat resep dalam e-catalogue masih kecil. "Kalau prinsipal alat kesehatan lebih gencar bermain di e-catalogue," tutur Muhazni.

Tahun ini, Millennium Pharmacon membidik pertumbuhan kinerja 30%. Mengacu pada pencapaian penjualan bersih Rp 2,38 triliun tahun lalu, berarti target penjualan bersih tahun ini setara dengan Rp 3,09 triliun.

Meskipun prospek bisnis distribusi farmasi masih terlihat sehat, kehadiran layanan kesehatan dalam bentuk e-commerce tak bisa dianggap sebelah mata. Model bisnis itu menjadi tantangan Millennium Pharmacon.

Maklum, kompetitor online tersebut hadir dalam wujud yang lebih praktis yakni aplikasi di telepon pintar. Agar tak tertinggal oleh zaman, Millennium Pharmacon berniat mencari celah kerjasama distribusi dengan para pengusaha e-commerce.

Terbaru
IHSG
7.087,32
1.11%
-79,50
LQ45
920,31
1.62%
-15,20
USD/IDR
16.177
-0,39
EMAS
1.347.000
0,15%
Terpopuler