KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak ada yang bisa melarang kita untuk bermimpi besar. Termasuk mimpi Tim Nasional Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Ajang pertandingan sepakbola paling akbar sejagat ini akan berlangsung di Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko.
Harapan pencinta sepakbola Indonesia kembali menyala setelah Tim Garuda menundukkan Arab Saudi 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno dalam laga keenam putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Grup C.
Kini, Timnas Indonesia bertengger di posisi ketiga dengan mengoleksi 6 poin. Pertarungan masih ketat lantaran tim di peringkat ketiga sampai keenam (Indonesia, Arab Saudi, Bahrain, China) sama-sama mengemas 6 poin.
Indonesia hanya unggul agresivitas dan selisih gol. Adapun Jepang mantap di puncak dengan 16 poin dan Australia di posisi kedua dengan 7 poin.
Jika ingin langsung lolos ke Piala Dunia 2026, Tim Garuda harus mengunci minimal posisi kedua Grup C. Demi menjaga harapan itu, tak ada kata lain bagi Thom Haye dan kawan-kawan untuk berjuang keras pada empat laga tersisa, yakni melawan Australia, Bahrain, China dan Jepang pada Maret dan Juni tahun depan.
Di dua laga kandang, melawan Bahrain dan China, Tim Garuda wajib menang. Adapun menghadapi Australia dan Jepang, hasil imbang adalah target realistis.
Jika pun tak menduduki posisi kedua Grup C, Timnas Indonesia masih punya harapan meraih tiket Piala Dunia dengan mengunci posisi ketiga-keempat, yang akan berlanjut ke putaran keempat.
Di luar itu, pro-kontra dominasi pemain naturalisasi di Timnas masih menggema. Ini tentu pekerjaan rumah bagi PSSI.
Dalam jangka pendek, pemain diaspora memang tetap menjadi andalan. Namun dalam jangka panjang, PSSI mesti punya roadmap yang jelas dalam membangun sepakbola Indonesia. Harus ada kebijakan dan terobosan baru, terutama soal pembinaan.
PSSI harus mampu menciptakan pola pembinaan yang terukur, berkualitas dan berkesinambungan. Pemerintah sepatutnya memberikan dukungan bagi pihak-pihak yang sudi membangun akademi sepakbola untuk pemain usia dini.
Indonesia juga harus mampu membangun kompetisi secara berjenjang, mulai dari level junior hingga senior. Kompetisi yang dibangun harus menjunjung tinggi sportivitas, profesionalitas dan integritas. Dengan menjaga kompetisi yang sehat, niscaya lahir para pemain berkualitas, dan mimpi Indonesia mewarnai sepakbola dunia menjadi nyata