Minat Investor Institusi Naik, Uang Kripto Kebanjiran Penempatan Dana

Rabu, 17 Maret 2021 | 10:55 WIB
Minat Investor Institusi Naik, Uang Kripto Kebanjiran Penempatan Dana
[ILUSTRASI. Papan logo Bitcoin di Yerevan, Armenia, 9 September 2019. REUTERS/Anton Vaganov]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Uang kripto dalam berbagai bentuk kebanjiran penempatan dana. Data CoinShares memperlihatkan, arus masuk uang ke dana dan produk cryptocurrency telah mencapai rekor tertinggi yang baru, yaitu US$ 4,2 miliar di periode kuartal pertama.

Nilai inflow tertinggi itu mencerminkan minat investor institusional yang meningkat. Rekor tertinggi sebelumnya untuk arus masuk dana ke crypto adalah US$ 3,9 miliar, yang terjadi pada kuartal keempat tahun lalu. Sepanjang tahun lalu, arus dana masuk ke uang kripto mencapai US$ 6,7 miliar.

Bitcoin, yang merupakan uang kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar, menyedot bagian terbesar dari inflow di tahun ini, yaitu US$ 3,3 miliar. Sedang ethereum menerima inflow terbesar kedua, dengan nilai US$ 731 juta.

Baca Juga: Booming ATM bitcoin di Amerika, seperti apa ceritanya?

Bitcoin mencapai rekor harga tertingginya, Sabtu, yaitu US$ 61.781,83. Namun sejak itu, harga bitcoin melandai karena investor mengkonsolidasikan keuntungan dan kabar tentang rencana Pemerintah India untuk melarang cryptocurrency.

"Saat bitcoin mulai menjadi pilihan banyak pemodal, dan menarik perhatian banyak orang, kemungkinan besar regulator dii Amerika Serikat (AS) dan Asia akan melakukan pengawasan yang lebih ketat," kata Jesse Cohen, analis senior di Investing.com.

Harga bitcoin, Selasa (16/3) sebesar US$ 55.415. "Potensi pengawasan lebih dan regulasi yang lebih ketat tetap menjadi hambatan terbesar untuk bitcoin," tambah Cohen.

Data CoinShares menunjukan, aset investasi dalam bentuk uang kripto meningkat hingga rekor tertinggi baru, yaitu US$ 55,8 miliar. Nilai asset under management (AUM) untuk uang kripto, tahun lalu, berkisar US$ 37,6 miliar. Lima penyedia investasi aset digital sekarang mengelola  aset berbentuk cryptocurrency senilai lebih dari US$ 5 miliar.

Baca Juga: Setelah mencatatkan rekor di akhir pekan, tren kenaikan Bitcoin terhenti

Grayscale masih menjadi pengelola mata uang digital terbesar, dengan aset senilai US$ 43,73 miliar. CoinShares menjadi yang terbesar kedua, dengan mengelola aset hampir US$ 5 miliar aset.

Hasil analisis  CoinShares menunjukkan investor lebih menyukai penyedia layanan investasi yang hanya melacak harga aset digital, yang kerap disebut passive fund, daripada manajer investasi yang memiliki strategi investasi aktif.

Pengelola dana dengan strategi pasif memiliki AUM sebesar US$ 54,1 miliar, jauh di atas nilai kelolaan manajer investasi yang menggunakan strategi aktif, yaitu US$ 786 juta.

Selanjutnya: Permintaan Masih Tinggi, Harga Bitcoin Masih Bisa Menuju US$ 100.000

 

Bagikan

Berita Terbaru

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:31 WIB

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard

Menurutnya, pergerakan harga FILM merupakan kombinasi antara dorongan teknikal dan peningkatan kualitas fundamental.

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:09 WIB

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis

Konglomerasi Salim bawa kredibilitas korporat, akses modal yang kuat, network bisnis yang luas, sehingga menjadi daya tarik investor institusi.

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)
| Rabu, 10 Desember 2025 | 19:56 WIB

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)

PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan dana sebanyak-banyaknya Rp 153,58 miliar.

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

INDEKS BERITA

Terpopuler