Monopoli Digital

Sabtu, 21 Agustus 2021 | 09:05 WIB
Monopoli Digital
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia berulang kali menyatakan hasrat untuk menyaksikan kehadiran semakin banyaknya unicorn, bahkan decacorn, di negeri ini.

Istilah unicorn atau decacorn itu, lazimnya merujuk ke perusahaan di sektor teknologi dan informasi yang memiliki nilai kapitalisasi pasar di kisaran miliaran dolar Amerika Serikat (AS).

Disebut unicorn bila perusahaan memiliki nilai kapitalisasi pasar di atas US$ 1 miliar. Sedang decacorn punya batas minimal nilai kapitalisasi pasar lebih tinggi lagi, yaitu
US$ 10 miliar.

Dalam logika ekonomi yang umum, kehadiran perusahaan yang punya market cap tinggi bisa diartikan semakin ramainya kegiatan ekonomi sebuah negara. Namun, menimbang manfaat-mudarat kehadiran corn-corn tadi di sebuah negara akan berujung ke perdebatan, yang mungkin tidak berujung.

Namun menarik bagi kita untuk mencermati apa yang terjadi di AS dan China dalam setahun terakhir. Kerap berseteru di tingkat dunia, dua ekonomi terbesar itu memiliki agenda yang sama di dalam negeri.

AS dan China menilai perusahaan digital raksasa di negerinya melakukan praktik usaha yang tidak sehat.  Big tech dinilai tidak punya semangat berkompetisi, sebaliknya, cenderung melakukan monopoli.

Dengan struktur politik dan hukum yang berada di bawah satu komando, China lebih cepat menindak perusahaan digital raksasa yang dinilai monopolistik. Alibaba, e-commerce raksasa merupakan bidikan pertama China dalam mengoreksi gaya bisnis monopolistik di sektor teknologi.

Selain harus menghentikan praktik yang menghambat pesaing bisnisnya, Alibaba juga diperintahkan regulator di China untuk membayar denda dengan nilai fantastis, US$ 2,8 miliar.

Jika China sudah berhasil menjewer raksasa digital yang dinilainya melakukan monopoli, AS masih berupaya. Komisi Perdagangan Federal (FTC), pekan ini, mengajukan kembali gugatan antimonopoli terhadap Facebook.

Lembaga di sini seharusnya menyimak apa yang terjadi di China dan AS. Menyiapkan iklim bisnis yang sesuai, memang perlu. Dan prinsip ini tentu harus berlaku sama di semua sektor.

Dan, percayalah investor tak akan pelit mengucurkan dana selama ia berpeluang mengail alpha. Apalagi, di sektor teknologi. Yang perlu dilakukan secara aktif oleh pemerintah adalah memastikan kehadiran raksasa digital tak menabrak aturan main yang sudah ada.                  

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 35,65% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Dua Kali (16 April 2025)
| Rabu, 16 April 2025 | 20:05 WIB

Profit 35,65% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Dua Kali (16 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (16 April 2025) sore, 1 gram Rp 1.943.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,65% jika menjual hari ini.

Pasar SBN Ramai, Volume Transaksi Melonjak 58% di Tahun 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 13:50 WIB

Pasar SBN Ramai, Volume Transaksi Melonjak 58% di Tahun 2025

Menurut data DJPPR Kemenkeu, volume transaksi harian rata-rata SBN acuan sejak awal tahun 2025 hingga 15 April sebesar Rp 14,26 triliun.

Tarif Trump Membalikkan Ekonomi Dunia
| Rabu, 16 April 2025 | 09:29 WIB

Tarif Trump Membalikkan Ekonomi Dunia

Negara kecil tidak akan mampu untuk memasok semua kebutuhan pokoknya dengan efisien. Mereka harus bermitra dengan negara yang jauh lebih besar.

FOMO Emas
| Rabu, 16 April 2025 | 09:16 WIB

FOMO Emas

Masyarakat harus kritis dan meningkatkan literasi agar terhindar dari aksi penipuan dan kerugian dalam berinvestasi emas.

Meski Naik di Maret, Cadangan Devisa Berpotensi Tergerus Memasuki Kuartal II 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 08:52 WIB

Meski Naik di Maret, Cadangan Devisa Berpotensi Tergerus Memasuki Kuartal II 2025

Ekspor yang berpotensi tertekan, musim pembagian dividen, dan ongkos untuk mengintervensi rupiah jadi faktor penggerus cadangan devisa.

Profit 33,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Lagi (16 April 2025)
| Rabu, 16 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 33,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Lagi (16 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (16 April 2025) 1 gram Rp 1.916.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,61% jika menjual hari ini.

Di Tengah Proyeksi Kinerja Konservatif, MTEL Tetap Incar Peluang Merger dan Akuisisi
| Rabu, 16 April 2025 | 08:27 WIB

Di Tengah Proyeksi Kinerja Konservatif, MTEL Tetap Incar Peluang Merger dan Akuisisi

Dari total capex Rp 5,3 triliun yang dianggarkan MTEL di 2025, Rp 2 triliun di antaranya dialokasikan untuk merger dan akuisisi.​

Peta Big Caps Berubah, Bank Masih Unggul
| Rabu, 16 April 2025 | 08:10 WIB

Peta Big Caps Berubah, Bank Masih Unggul

Nilai kapitalisasi pasar saham (market captalization) dalam negeri menguap sekitar 11% sepanjang tahun ini

Direksi Ramai-Ramai Borong Saham Emiten
| Rabu, 16 April 2025 | 07:59 WIB

Direksi Ramai-Ramai Borong Saham Emiten

Di tengah volatilitas IHSG yang masih tinggi, sejumlah direksi emiten melakukan aksi pembelian saham dengan tujuan investasi.

Penurunan Penjualan Motor di Kuartal I bisa Berlanjut di Sepanjang 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 07:54 WIB

Penurunan Penjualan Motor di Kuartal I bisa Berlanjut di Sepanjang 2025

Perusahaan pembiayaan lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit lantaran daya beli masyarakat yang melemah seiring risiko yang meningkat.

INDEKS BERITA

Terpopuler