Moody's: Beberapa Sentimen Negatif Bakal Menekan Kinerja Emiten Batubara

Kamis, 09 Mei 2019 | 16:12 WIB
Moody's: Beberapa Sentimen Negatif Bakal Menekan Kinerja Emiten Batubara
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja produsen batubara tahun ini dibayangi beberapa sentimen negatif. Menurut Moody's Investors Service, adanya ketidakpastian peraturan pemerintah serta melemahnya permintaan batubara dari China akan mempengaruhi prospek emiten yang bergerak di industri ini. 

Moody's menilai, belum ada kejelasan dari pemerintah soal perpanjangan lisensi penambangan kontrak karya untuk beberapa perusahaan. "Hal ini bisa membebani profil kredit perusahaan," ujar analis Moody's, Kamis (9/5). 

Seperti diketahui pemerintah belum merampungkan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2010 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

Beleid tersebut merupakan bentuk kepastian bagi pemilik lisensi Perjanjian karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) untuk mengajukan perpanjangan izin usaha sekaligus mengubah status mereka menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Selain itu, melemahnya permintaan batubara dari China juga berpotensi mengganggu ekspor batubara thermal di Indonesia. Pengetatan kebijakan lingkungan dan perlambatan ekonomi China telah mengurangi permintaan batubara thermal. Apalagi, China merupakan importir batubara thermal terbesar di dunia. Dus, hal ini bakal mempengaruhi pendapatan produsen batubara dalam negeri. 

Jika permintaan batubara turun lebih cepat dari skenario awal, risiko kredit untuk emiten batubara ini bakal meningkat secara material. Moody's juga memperkirakan, tekanan harga batubara akan berlanjut karena adanya transisi global menuju energi terbarukan. Alhasil, opsi pendanaan untuk perusahaan batubara di Indonesia juga akan menurun. 

Karena itu, Moodys memperkirakan kualitas kredit beberapa perusahaan tambang seperti PT ABM Investama Tbk (ABMM) dan Geo Energy Resources Limited akan mengalami penurunan. 

Sementara itu, Moody's memperkirakan, emiten tambang lainnya seperti PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum masih bisa mempertahankan kualitas kreditnya di tengah sejumlah tantangan tersebut. 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA